Antangin Bromo KOM 2025: Butuh Pulihkan Memori Tanjakan Bromo

Antangin Bromo KOM 2025 tak hanya menjadi 'taman bersenang-senang' bagi cyclist dalam negeri. Puluhan pesepeda luar negeri juga berpartisipasi untuk ikut meramaikan event signature Mainsepeda itu. Mereka datang dari 18 negara berbeda, mulai dari Eropa hingga Australia.  

Singapura menjadi penyumbang cyclist asing terbanyak dengan mengirimkan 21 wakilnya tahun ini. Diikuti warga negara Inggris serta Malaysia yang masing-masing memiliki lima dan empat cyclist. 

Peserta asal Kolombia, Juan Pablo Ramirez akan mengikuti event kelimanya di Bromo KOM tahun ini. Namun, ia bukan nama baru di event KOM di Indonesia. Ramirez bahkan salah satu saksi hidupnya 'lomba KOM' pertama yang digelar. 

Baca Juga: Antangin Bromo KOM 2025: Saatnya Pejuang Pantang Tumbang Beraksi!

Saat itu, Audax East Java 2014 yang awalnya bersifat gowes bareng, tapi dibuat lebih menarik di hari kedua. Balapan 'Mini KOM' dengan nanjak sekitar 4 Km ke puncak Gumitir pun digelar disiapkan. Rutenya tidak terlalu berat. Tidak terlalu curam. Tapi cukup untuk membuat suasana lebih asyik. 

Saat itu, ajang Bromo sudah ada dengan nama Bromo 100. Tapi belum ada segmen KOM-nya. Usai event Audax East Java 2014, konsep balapan nanjak pelan-pelan mulai disisipkan di Bromo KOM. 

"Alasan pertama karena event ini berkaitan dengan komunitas dan pertemanan. Banyak teman di Surabaya. Saya pertama kali KOM pada 2014. Dan Bromo ini tentang gunung dan tanjakan yang indah," ungkapnya. 

Antangin Bromo KOM 2025 kian spesial karena Ramirez akan ditemani sang istri, Ponnie Ramirez. Seperti halnya Ramirez, Ponnie juga pecinta balap sepeda sekaligus atlet. 

"Kalau pas balapannya mungkin bakal sendiri-sendiri karena dia (Pablo) lebih kencang kan. Tapi seneng banget bisa jalanin hobi sekaligus quality time sama keluarga," ungkap Ponnie. 

Selain Ramirez, cyclist asal Singapura Shirley Teo dan Dan Smith ingin bernostalgia usai satu dasawarsa mengikuti Bromo KOM pertama mereka pada 2015 lalu. 

"Saya sebenarnya tidak seberapa ingat gimana curamnya penanjakan Gunung Bromo. Tapi saya tetap sangat excited," ungkap Shirley. 

Meskipun demikian, Shirley dan Tao bersemangat kembali ke Indonesia. Kondisi dan hype-nya penyelenggaraan pasti akan berbeda dari 10 tahun lalu. Apalagi pesertanya mencapai ribuan cyclist. 

Carson Whisler, cyclist Amerika Serikat, yang menjalani debut di Antangin Bromo KOM 2025. 

Sementara itu, Carson Whisler, pesepeda asal Amerika Serikat, akan merasakan pengalaman pertamanya menjajal Antangin Bromo KOM 2025. Ia mengaku penasaran karena terus dipanas-panasi oleh rekan-rekannya. 

“Sudah pasti saya antusias ya. Seperti yang sudah saya bilang, ini event yang ditunggu-tunggu pesepeda di Indonesia. Saya sendiri sudah berlatih beberapa pekan terakhir,” sambungnya.

Dari negara tetangga, Shaharin Razali jadi salah satu cyclist Malaysia yang akan mengikuti Antangin Bromo KOM 2025. Ia akan turun di kategori Men Age 55-59. Bagi Shaharin, Bromo KOM menciptakan rasa nagih. Ia pernah mengikuti event signature Mainsepeda itu dua tahun lalu. 

Baca Juga: Antangin Bromo KOM 2025: Diracuni Dulu, Lalu Meracuni

Cyclist 59 tahun ini percaya diri naik podium. Terlebih kategori yang beragam di Bromo KOM membuat persaingan berjalan seimbang. 

“Satu hal yang saya suka sekali dari Bromo KOM, banyak kategori, jadi seimbang. Lalu masyarakat Indonesia itu ramah sekali, kami selalu disambut hangat saat di jalan,” jelasnya. 

Antangin Bromo KOM 2025 sendiri digelar Besok, 17 Mei 2025. Melintasi rute total 95 Km dengan jalur miring menuju Wonokitri sejauh 25 Km. Elevasinya mencapai hampir 1.700 meter. Hampir 1.500 cyclist akan meramaikan acara yang akan start dari Markas Polda Jawa Timur ini. (Mainsepeda)


COMMENTS