Antangin Bromo KOM 2025: Pasukan Dalkot Jakarta Berjaya di Puncak Wonokitri

Cyclist-cyclist yang biasanya mengejar kecepatan maksimal di rute dalam kota (dalkot) Jakarta unjuk kemampuan di Antangin Bromo KOM 2025, Sabtu, 17 Mei 2025. Beberapa nama pemuja sprint di jalanan flat itu bahkan sanggup menjadi juara kategori di event signature Mainsepeda itu.

Di kategori Men, Dandi Dwi Prasetya yang seringkali gobar dalkot dengan 0.9 CC menjuarai kelas Men Under 29 tahun. Sedangkan, Firman Hidayat merebut finisher terdepan pada Men Age 30-34 sekaligus meraih trofi Bromo KOM untuk ketiga kalinya secara beruntun. 

Sementara itu, cyclist dalkot dari kategori women cukup banyak menyita perhatian. Aligya Keiko, cyclist berusia 16 tahun, memenangkan kategori Women Age Under 29 di balapan debutnya.

Baca Juga: Antangin Bromo KOM 2025: Tokoh-Tokoh Penakluk Tanjakan Wonokitri

Selain itu, ada nama Riama Oktaviyani Samosir yang bergabung dengan komunitas Kuda Putih CC menjadi pemenang di kelas Women Age 30-34. Ada pula nama Arfianan Khairunisa yang meraih P3 di kelas 35-39. 

Fenomena ini cukup menarik karena semakin banyak cyclist dalkot yang mulai serius nanjak. Meskipun wilayah Jakarta tidak ramah bagi cyclist yang ingin menguji kemampuan di rute kemiringan. Jika ingin nanjak, cyclist Jakarta biasanya harus mengarah ke Bogor atau Tangerang untuk mencari ketinggian. Seperti Km Nol atau daerah Puncak. 

Aligya mengaku lebih sering berlatih di dalkot bersama timnya di Brotherhood 113. Namun, keikutsertaannya di Antangin Bromo KOM 2025 membuatnya cukup intens berlatih nanjak.

"Biasanya dalkot terus, jarang nanjak. Sekitar sebulan sebelum Bromo baru mulai dikasih latihan nanjak," ungkap cyclist Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) DKI Jakarta itu. 

Sebagai debutan, Aligya mengaku tak berekspektasi akan keluar sebagai juara. Terlebih ia belum mengenal rute dan tantangan di tanjakan menuju puncak Wonokitri. 

"Pastinya senang juga. Suasanan ada tegangnya, tapi ketutup sama happy dan serunya," imbuhnya. 

Dandy saat berlatih di rute dalkot Jakarta.

Di lain pihak, Dandi memanfaatkan rute dalkot untuk berlatih endurance secara rutin. Tapi untuk bersaing di Bromo KOM, ia memiliki jadwal rutin nanjak dengan komunitas Qubanurani Cycling di setiap akhir pekan. Hal ini dilakukan untuk menambah daya tahan otot di segmen kemiringan. 

"Saya latihan Selasa dan Jumat di dalkot, Sabtu nanjak. Kalau hari-hari lainnya biasanya traineran di rumah saja," ungkap Dandi. 

Cyclist 20 tahun itu sudah dua kali mengikuti Bromo KOM. Tahun lalu, ia juga keluar sebagai pemenangnya. Namun, kali ini banyak drama yang ia rasakan. Sebelum sampai lokasi Pit Stop di GOR Untung Surapati Pasuruan, ia mengalami dua kali ban bocor. 

Beruntung, ia tiba tepat waktu ketika peloton diberangkatkan menuju Start KOM. Masalah lainnya ialah Dandi tidak sempat mengisi persediaan minuman dan makanan karena keterlambatan itu. 

"Pas ban bocor itu sudah ketinggalan jauh banget. Tapi Alhamdulillah masih bisa juara," tambahnya. 

Cyclist yang sudah malang melintang, Arfiana Khairunisa, harus puas finish sebagai peringkat ketiga tahun ini. Ia mengalami turun prestasi karena tahun lalu mengakhiri Bromo KOM X sebagai runner up

Baca Juga: Antangin Bromo KOM 2025: Pujian Kreativitas dan Kearifan Lokal di Trofi Serta Medali

Meski mencoba banyak jenis perlombaan sepeda dari ultra cycling hingga gravel, bersepeda di jalur flat tetap jadi pilihan latihan bagi Fian, sapaan Arfiana. Walaupun intensitasnya mulai jarang karena ada kepentingan keluarga.

Perihal semakin banyaknya cyclist dalkot yang naik level ke balapan KOM, Fian mengaku senang. "Bagus Banget buat motivasi. Karena menaklukkan Bromo itu tidak mudah," jelasnya. 

Penyelenggaraan Antangin Bromo KOM 2025 telah berakhir pada Sabtu, 17 Mei lalu. Akan tetapi, hype-nya masih kerasa hingga saat ini. Event yang dijuluki 'Naik Hajinya' cyclist Indonesia itu diikuti hampir 1.500 peserta dari 19 negara berbeda.

Antangin Bromo KOM 2025 merupakan seri pembuka dari Mainsepeda Trilogy. Kumpulan event-event nanjak yang ikonik di Jawa Timur. Seri berikutnya adalah Kediri Dholo KOM 2025 pada 20 Juli dan Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 27 September mendatang. (Mainsepeda)


COMMENTS