Nama Muhammad Syelhan Nurrahmat tiba-tiba jadi perbincangan khalayak ramai. Keberhasilannya memenangkan trofi Men Elite Antangin Bromo KOM 2025 sekaligus memecahkan rekor waktu sungguh mengagumkan. Terlebih usianya masih sangat muda, yakni 20 tahun.
Tapi ternyata cerita Syelhan dan Bromo KOM tak sampai di situ. Syelhan kecil ternyata pernah menjadi peserta nanjak ke Bromo pada 2016 lalu. Saat itu usianya masih 11 tahun, dan Bromo KOM masih dinamai Bromo 100.
Ya, Syelhan DNF kala itu. Tentu karena usianya terlalu muda dan tanjakan Wonokitri terlalu berat untuknya. "Saya tidak tahu kalau Bromo KOM terlalu panjang tanjakannya saat itu," kata cyclist kelahiran Malang itu.
Baca Juga: Antangin Bromo KOM 2025 Jadi Awal Tantangan Mainsepeda Trilogy (+ Standings Lengkap)
"Waktu awal nanjak sudah kehabisan tenaga, sampai didorong ayah saya. Saya sampai nangis di jalan karena sudah tidak kuat," imbuh Syelhan mengenang momen itu.
Meski DNF, keberanian Syelhan mengikuti Bromo 100 kala itu sungguh luar biasa. Dia telah bersepeda sejauh kurang lebih 80 Km. Empat per lima dari total jarak yang dilewati. Namun, tetap saja ia merasa kecewa dan sedih. Mungkin sejenak Syelhan lupa jika ia adalah seorang anak kelas 5 SD saat itu.
"Saya menunggu berjam-jam sampai dijemput kembali. Sejak itu saya bertekad jika ada kesempatan lagi, saya ingin jadi orang pertama yang finish di Bromo KOM."
Tekad itu dibuktikan Syelhan sembilan tahun kemudian. Waktu yang cukup lama. Syelhan seperti menanti saat yang tepat untuk benar-benar membuktikan diri. Dari kekecewaan di masa kecil, bertransformasi menjadi kejayaan.
Sabtu, 17 Mei 2025, Ia tak hanya jadi finisher terdepan Bromo KOM, tapi memecahkan rekor waktu. Pembalap ASC Monster ini merampungkan segmen tanjakan Wonokitri sejauh 25 Km hanya dalam 1 jam 13 menit 10 detik. Lebih cepat hampir 3 menit dari rekor sebelumnya.
Baca Juga: Antangin Bromo KOM 2025: Veni, Vidi, Vici Para Pemenang Podium Mancanegara
Keberhasilan Syelhan memang tak bisa diklaim kemenangan tunggal. Ia harus berterima kasih kepada dukungan tim dan rekan-rekannya di ASC Monster. Tim UCI Continental ini datang dengan kekuatan maksimal dan sumber data yang mumpuni.
"Saya berhasil menang juga karena kerja keras bersama. Data analisis tim itu tentang penempatan rider kami. Pelatih juga berperan besar," jelasnya.
Usai pesta dan perayaan, Syelhan kini fokus untuk langkah selanjutnya. Ia akan bergabung dengan Kejurnas Balap Sepeda di Banyuwangi dalam waktu dekat. Dan mungkin akan meraih prestasi lebih banyak lagi. (Mainsepeda)