Cyclist Belia Menjamur di Antangin Bromo KOM 2025

Keputusan Mainsepeda untuk menambah kategori Men dan Women Age under 29 pada gelaran Mainsepeda Trilogy 2024 lalu mulai berdampak positif. Secara khusus di Antangin Bromo KOM 2025, event ini makin banyak menarik minat cyclist usia muda. Sebagian dari mereka ingin menjajal event 'Naik hajinya' cyclist Indonesia ini sembari tampil kompetitif. 

Sebelum Mainsepeda Trilogy 2024, cyclist di bawah usia 29 tahun harus berkompetisi bersama kategori Men atau Women Elite. Hal ini membuat aspek persaingan cukup timpang kala itu. 

Tahun ini, partisipasi pembalap muda mengalami kenaikan. Tak sedikit yang berusia belasan tahun, terdapat puluhan cyclist. Dan mereka sedang menapaki karier menuju pembalap pofesional. 

Euric Fadhilah jadi satu dari puluhan cyclist muda yang mengikuti Antangin Bromo KOM 2025. 

Salah satunya ialah Euric Fadhilah, cyclist 17 tahun asal Malang. Euric akan menjajal Bromo KOM keduanya tahun ini. Sebelumnya, anggota komunitas Ratjoen CC ini finis di posisi ke-12 di kategori Men Age Under 29 pada Bromo KOM X. 

"Target saya tahun ini bisa lima besar. Tahun lalu, latihan masih dibilang asal-asalan," katanya. 

Euric belum lama menekuni dunia balap sepeda. Awalnya ia ditantang sang ayah yang hobi sepedaan. "Bapak saja kuat naik ke patung sapi Pujon, masa kamu ke Alun-alun aja gak kuat," ujar Euric sembari meniru kata-kata ayahnya kala itu. 

Baca Juga: Pendaftaran Mainsepeda Nggravel Dibuka 8 Mei, di Mainsepeda App

Setelahnya, Euric getol latihan. Kurang dari setahun mengenal sepeda, ia sudah sanggup lolos Bromo KOM X. Rekor waktunya cukup impresif, yakni 1 jam 39 menit 52 detik. 

"Dari sana saya latihan untuk membuktikan bisa gowes lebih jauh dari Patung Sapi. Akhir tahun 2023 ditawarin masuk Ratjoen CC dan diminta ikut Bromo KOM. saya menerimanya dengan senang hati," imbuhnya. 

Sementara itu, dua cyclist perempuan yang masih berumur 16 tahun akan menjalani debutnya di Antangin Bromo KOM 2025. Keduanya ialah Lunna Amalia dan Aligya Keiko Hendranata.  Baik Lunna maupun Aligya, mereka saat ini berada di bawah pembinaan untuk menjadi atlet profesional. 

Lunna Amalia, cyclist 16 tahun yang akan debut di Antangin Bromo KOM 2025. 

Lunna sendiri merupakan atlet binaan ISSI Bali yang telah menyelami balap sepeda sejak usia 13 tahun. Namun, Bromo KOM 2025 akan menjadi event kompetitif pertamanya yang memiliki skala nasional. 

Ia pun mengaku gugup jelang event puncak pada 17 Mei mendatang. "Deg-degan banget karena ini first juga saya ikut lomba nanjak gini di Jawa. Saya ingin cari pengalaman," ungkap cyclist kelahiran Denpasar ini. 

Di sisi lain, Aligya juga memiliki cerita hampir mirip. Ajang Antangin Bromo KOM 2025 akan menjadi cermin untuk mengukur kemampuannya. 

"Aku ikut Bromo KOM kerena pengen ngerasain tantangan baru aja, sekalian nguji kemampuan diri sendiri sih," ungkapnya. 

Cyclist asal Jakarta Selatan ini awalnya ialah atlet sepatu roda. Namun, bersepeda menjadi latihan fisik untuk menopang endurance-nya di olahraga sepatu roda. 

Baca Juga: Ratjoen CC Dukung Potensi Juara di Antangin Bromo KOM 2025

Setelahnya, ia diputuskan untuk alih cabor. Saat ini, Aligya menjadi salah satu atlet balap sepeda di Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) DKI Jakarta. 

"Targetnya kasih yang maksimal saja," tambahnya. 

Event Bromo KOM tak hanya menjadi wadah para penghobi untuk berkumpul dan merasakan sensasi menanjak ke Wonokitri. Saat ini, event yang telah memasuki tahun ke-11 ini dijadikan batu loncatan bagi cyclist-cyclist muda untuk menapaki karier lebih tinggi. 

Antangin Bromo KOM 2025 sendiri akan digelar pada Sabtu, 17 Mei 2025. Rutenya tak berbeda dari tahun sebelumnya. Start di Mapolda Jatim Surabaya untuk menuju titik pitstop di Pasuruan. Dari sana, para cyclist akan nanjak ke tanjakan ikonik munuju Wonokitri, Bromo. 

Rute ini sangat menantang karena memiliki panjang 25 km dengan pola tanjakan yang konsisten. Elevasi mencapai 2.000 meter dan gradiensnya rata di angka belasan persen. (Mainsepeda)


COMMENTS