Kolom Sehat: Anda Memilih Olahraga Sepeda


Ketika Anda sudah menentukan sebuah pilihan, biasanya pilihan itu akan disertai kelebihan dan kekurangannya. Seperti sebuah mata uang yang memiliki dua sisi. Misal Anda sudah memilih pasangan. Ketika pasangan Anda itu … eits jangan bahas ini daripada tidak boleh masuk rumah.

Begini saja, ayo kita bahas olahraga. Ketika Anda memilih sebuah cabang olahraga, tentu akan ada kelemahan dan kelebihannya. Itu sudah menjadi satu paket yang tak terpisahkan. Misal olahraga catur. Secara fisik Anda akan nyaman. Tinggal duduk dan memindahkan buah-buah catur. Tapi secara pikiran lelahnya bukan main.

Anda harus hafal berapa banyak macam pembukaaan. Pembukaaan Italy adalah pembukaan dengan pawn dulu. Pembukaan dengan kuda jalan dulu juga macam-macam jurusnya. Langkah awal ini akan sangat menentukan langkah-langkah Anda dalam lanjutan permainan catur.

Belum lagi begitu banyak pertauran yang diterapkan di dalam 64 kotak hitam-putih papan catur. Secara aturan ribet. Tapi itulah olahraga catur.

Nah…Anda memilih olahraga sepeda. Anda memilih olahraga yang menyenangkan. Berpetualang dan sarana transportasi. Di lain sisi, olahraga ini mengandung risiko di jalan. Meminta ketahanan fisik dan butuh sepeda. Menyenangkan karena Anda bisa menikmati pemandangan alam, kota, atau pedesaan dengan mengendarai sepeda.

Apabila ingin menikmati pemandangan yang penuh pohon, Anda bisa masuk hutan dengan sepeda gunung (MTB). Kalau ingin menikmati suasana pegunungan di atas jalan aspal juga bisa. Anda bisa juga sambil melaju ke sebuah tempat tujuan sambil berolahraga dan melihat sekeliling. Bike to work, misalnya.

Kalau bersepeda ini dilakukan di jalan aspal, maka sepeda harus berbagi dengan kendaraan lain. Kendaraan apa pun yang ada di jalan raya pasti memiliki resiko. Maka dari itu harus hati-hati. Apalagi, menurut saya, sepeda ini lebih 'lemah' karena tidak menggunakan mesin. Pengendaranya juga tidak dilindungi body logam atau fiber.

Kalau sepeda itu termasuk sepeda angin biasa, bukan ebike maksud saya, maka kita perlu mengayuhnya sampai di rumah. Mau seringan apa pun sepedanya, tetap perlu tenaga. Jauh memang relatif, tapi tetap tiap pesepeda punya batas lelah. Sering kali batas lelah ini diuji secara sukarela di sebuah event atau rute mingguan.

Dalam waktu kurang dari sepuluh hari lagi, sebagian dari kita akan mengikuti Antangin Bromo KOM Challenge 2022. Event yang ditunggu pehobi sepeda. Rutenya cukup berat. Perlu persiapan matang.

Dalam Podcast Main Sepeda episode 84, Anda bisa melihat bagaimana kira-kira indahnya Gunung Bromo ketika kita gowes di sana Tapi, karena Anda memilih olahraga sepeda, Anda akan tetap merasa capek, ingin keram, serta bertemu tanjakan yang terasa tidak berkesudahan. Tapi itulah Bromo, indah dan tinggi.

Ketika sudah selesai, saya berencana akan gowes pulang ke Surabaya dengan sepeda. Ikhtiar ini adalah cara saya untuk mengurangi satu kendaraan bermotor naik ke Bromo untuk menjemput saya.

Sebab, seperti yang Anda lihat dalam video di Podcast, beberapa tempat sudah longsor. Kita tentu berharap tidak ada longsor susulan. Itulah sebabnya panitia berusaha agar mobil penjemput tidak naik ke Wonokitri. Kendaraan penjemput akan parkir di tempat yang telah disediakan, yakni di Lapangan Puspo. Atau kendaraan penjemput bisa datang dari arah Nongkojajar dan parkir di Hotel Pelataran. Memang dirasa kurang nyaman, tapi perlu dilakukan demi kenyamanan semua peserta selama event berlangsung.

Untuk informasi yang lebih jelas mengenai penjemputan dan kendaraan penjemput bisa Anda akses di link ini. Tinggal seminggu, jangan terlalu lelah berlatih. Jaga kesehatan dan sampai jumpa di Antangin Bromo KOM Challenge 2022. Sekian. (johnny ray)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 84

Foto: @chaidar26


COMMENTS