Kolom Sehat: Alasan Cyclist Bolos Gowes (Part 2)

Setelah artikel "5 Alasan Populer Cyclist Bolos Gowes", tim Mainsepeda.com memberi update bahwa respons pembaca terhadap artikel itu sungguh luar biasa. Dalam kurun waktu 24 jam, sudah menembus ribuan hits. Lalu kurang dari tujuh hari jumlahnya hampir dua kali lipat. Jumlah pembacanya jauh lebih banyak dibanding artikel saya yang lain. Biasanya, dalam seminggu, hitsnya antara ribuan. Lumayan bagi saya. Awal-awal dulu, ada ratusan hits saja sudah terima kasih.

Ada fenonema menarik di kolom sehat saya. Semakin serius saya menulis artikel, hitsnya justru kurang melejit. Tapi ketika saya tulis menjelang deadline, respons pembaca justru luar biasa. Sering kali tim Mainsepeda.com (Om Shava) sudah minta naskah kesekian kali, baru saya tulis. Idenya kadang out of the box, sebab saking tak tahu harus menulis apa. Saya menulis apa yang terbesit di kepala. Dan tulisan seperti inilah yang responsnya baik. Wkwkwkwkwkwk. The power of kepepet.

Semua yang hits pasti diusahakan ada sequelnya. Seperti film, novel atau drama berseri. Entah yang sequel atau terusannya itu bisa mengulang sukses apa tidak, paling tidak bisa mengikuti pamor yang pertama. Sebagai contoh sinetron kebanggaan ibu-ibu "Tersanjung" yang hingga menembus "Tersanjung 6". Kalau versi barat ada Fast and Furious. Mulai Dominic "Dom" Toretto masih maling mobil sampai sekarang menjadi sebelas-dua belas dengan agen rahasia James Bond. Mungkin lebih hebat Toretto karena selalu menang melawan apa saja.

Kembali ke masalah alasan-alasan cyclist bolos gowes. Memang alasan yang sudah saya tulis di kolom sehat minggu lalu itu adalah yang terpopuler. Walau setelah menulis itu, ada banyak masukkan tambahan dari pembaca. Berikut di antaranya:

1. Perubahan Rute
Dari rute yang telah disepakati tiba-tiba berubah. Saya tidak tahu apakah pembaca memiliki pengalaman yang sama. Saya punya beberapa teman yang pasti jengkel kalau rute diubah. Tapi jengkelnya beda. Ada dua jenis jengkel. Jengkel model A, jengkel model yang saya amini, ketika rute berubah tambah jauh saat mendekati keberangkatan peloton.

Walau banyak pemanis dan topping-topping seru. Macam "Nambah dikit saja kok itu. Nggak sampai lima kilo tapi pemandangannya bagus". Helowwww, memang nggak bohong nambah cuma lima kilometer. Mereka juga jujur kalau pemandangannya tambah bagus. Tapi berapa gradiennya? Berapa jauh ? Nah ini biasanya ghoib. Perubahan seperti ini yang biasa membuat saya batal mendadak.

Kemudian ada perubahan model B. Beberapa teman saya akan ngambek kalau rutenya dipendekkan. Mereka merasa latihannya kurang. Kadang mereka akan bolos atau tidak datang. Tapi mereka pergi sendiri ke jalur kesukaannya. Atau mereka hilang di tengah jalan untuk menambah rute.

2. Perubahan Susunan Pemain
Saya sering bilang bahwa saya adalah asuransi di peloton saya. Kehadiran saya membuat pesepeda lain nyaman dan tenang, Bagi orang lain, kehadiran saya seperti jaminan bahwa hari itu adalah hari baik tanpa lihat kalender. Tanpa tanya mbah atau suhu. Mengapa? Karena mereka yakin sehancur-hancurnya mereka bersepeda, atau sekewer-kewernya di sana, masih ada saya. Amannnnn.

Demikian pula di grup-grup lain. Seseorang akan ikut bila si b ikut atau jika si c ikut. Alasannya beda-beda. Ada yang karena tidak mau tertinggal sendiri atau karena aroma. Kalau ada yang wangi, baru ikut. Seperti main sepak bola. Starting eleven-nya memengaruhi bursa taruhan. Sama seperti update di grup chat yang sangat menentukan keikutsertaan.

3. Cuaca
"Mendung tanpo udang. Awak dewe wes tahu duwe bayangan sesuk lek wes wayah omah-omahan".  Kalau ini sepenggal lirik dari lagu yang sedang hits. Faktor cuaca juga menjadi salah satu alasan hits cylist bolos gowes. Ketika melihat mendung pada malam hari atau di pagi hari, membuat sebagian cyclist itu mendadak seperti peramal cuaca ulung. Mendadak merasa seperti Zhuge Liang di era tiga kerajaan. Cyclist yang malas cuci sepeda pasti sangat khawatir kalau hujan. Tim spare part priyayi sering takut kalau part sepedanya terkena air. Takut olinya kering atau terkena karat. Sering kali mendung itu tanpo udan. Mendung saja tapi tidak ada air yang turun dari langit. Meski demikian, kekhawatiran melihat mendung saja sudah membuat orang urung gowes.

Yang sudah terlanjur kumpul. Tetap semangat ya. Kalau Anda merasa kena prank, yakinlah bahwa Anda tidak sendiri. Ini pengalaman pribadi juga. Wkwkwkwk. Tetap optimistis. Yang tidak datang atau batal, ya mungkin akan ikut trip berikutnya. Paling tidak kita lakukan yang terbaik, apa pun itu.

Jangan lupa, buat foto trip itu sebagus-bagusnya. Ceritakan yang paling indah. Sampai-sampai rekan Anda yang batal itu merasa getun atau menyesal karena nggak jadi ikut. Sehingga mereka mengusahakan segala upaya agar bisa ikut di trip berikutnya. Salam gowes semua. Semoga kita semua aman di jalan. Sekian. (johnny ray)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 63

Foto: Dewo Pratomo


COMMENTS