Kolom Sehat: Paket Grand Tour 2-in-1

Giro d'Italia, yang terkenal sebagai rock and roll-nya grand tour, tahun ini digelar bulan Oktober. Gara-gara pandemi tidak bisa diselenggarakan pada jadwal normalnya, yaitu bulan Mei. Pada Oktober ini juga, bertumpukan dengan Giro, grand tour lain ikut diselenggarakan. Yaitu Vuelta a Espana. Ini pun juga mundur, karena La Vuelta biasanya berlangsung Agustus-September.

Buat penggemar balap sepeda, ini menambah keasyikan tapi juga menambah kebingungan. Mau fokus ke yang mana.

Giro d'Italia tahun ini sangat penuh dengan drama. Bukan drama di jalanan, melainkan drama corona. Banyak peserta dan ofisial harus mundur karena positif Covid-19 ketika lomba berlangsung. Termasuk dua unggulan utama, Simon Yates (Mitchelton-Scott) dan Steven Kruijswijk (Jumbo-Visma).


Sempat ada kekhawatiran Giro tidak akan berlangsung sampai finis. Tapi pada akhirnya tetap "selamat" dan tampaknya akan bisa berlangsung sampai ending di Milan, 25 Oktober. Menuntaskan seluruh 21 etapenya.

Biasanya, Giro itu jauh lebih wow daripada La Vuelta. Biasanya, para bintang dunia balapan di Giro atau Tour de France. Baru "sisanya" atau yang gagal di dua event itu mencoba lagi di La Vuelta.


Tahun ini, karena pandemi dan penumpukan jadwal, La Vuelta malah lebih berisikan bintang. Mereka yang sudah menuntaskan Tour de France, banyak yang kembali turun lagi di La Vuelta 2020. Sebut saja Primoz Roglic dan Tom Dumoulin (Jumbo-Visma), Richard Carapaz (Ineos Grenadiers), plus nama besar lain seperti Chris Froome (Ineos Grenadiers), Dan Martin (Israel Start-Up Nation), dan Esteban Chavez (Mitchelton-Scott).

Secara pribadi, perhatian saya pun jadi tertuju ke La Vuelta. Kali ini saya tidak punya unggulan di Giro. Karena yang saya kenal di situ hanya Vincenzo Nibali (Trek-Segafredo). Berhubung Nibali tidak terlalu banyak "bersuara," saya jadi lebih kurang perhatian lagi.

Nibali bahkan sampai bilang kalau Giro 2020 bukanlah balapan untuk "pembalap tua." Dan memang, lomba ini seolah didominasi oleh mereka yang berusia di bawah 25 tahun. Seorang debutan, Joao Almeida (Deceuninck-QuickStep) selama dua minggu lebih memimpin klasemen waktu. Usianya masih 22 tahun.

Di La Vuelta, saya "kenal" lebih banyak. Roglic dan Carapaz sama-sama mencoba membalas kegagalan di Tour de France. Keduanya sama-sama kehilangan gelar (yellow dan polkadot) menjelang etape penutup di Prancis. "Dirampas" oleh Tadej Pogacar (UAE -Team Emirates).


Roglic adalah juara bertahan La Vuelta. Dan dia langsung memenangi etape pembuka 2020, langsung mengenakan jersey merah di pekan pertama ini. Dia dibayang-bayangi oleh Carapaz. Sementara Froome, yang punya banyak penggemar, sudah "terbuang" sejak etape awal. Kondisinya sepertinya masih belum 100 persen pulih dari kecelakaan mengerikan pada 2019.

Yang kurang mengenakkan, bagi kita di Indonesia, menonton La Vuelta ini butuh endurance mata. Finisnya mendekati tengah malam. Tapi, bagi penggemar sepeda, menonton balapan-balapan seperti ini bisa sangat menarik dan penting. Untuk memotivasi kita agar terus semangat bersepeda. Apalagi, sekarang ada dua grand tour berlangsung bareng. Seperti menonton serial TV berurutan.

Selamat menonton grand tour, semoga semakin semangat bersepeda. Sekian. (johnny ray)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 19

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Bettini Photo, Getty Images


COMMENTS