Tuan dan Ayam. Istilah itu ada di komunitas Esso Esso Gowes (E2G) dari Makassar, Sulawesi Selatan. Ayam adalah anggota komunitas E2G yang gowesnya kuat atau dianggap sebagai atlet. Sedangkan sebutan Tuan adalah anggota yang lebih senior juga dianggap sebagai pelatih dari “ayam” itu.

Tenda biru. Buat orang kelahiran 90-an pasti tahu lagu mellow yang dibawakan oleh Desy Ratnasari ini. Tapi buat cyclist Semarang, ini sama sekali tidak mellow. Ini adalah sebuah kebanggaan. Sebuah jati diri. Sebuah identitas. Untuk sekelompok cyclist yang memilih nama Tenda Biru disingkat Tendbir.

Ini bukan klub sepeda. Ini adalah komunitas sepeda. Hal itu yang ditekankan oleh Ario Pratomo, kordinator dari JKTCC. Bermula dari 2015, sekitar 10-12 cyclist yang sering gowes di Bintaro sedang berkumpul lalu tercetuslah ide membuat nama BL9 untuk komunitas ini. Semakin berkembang, semakin banyak anggota yang bergabung. Berubahlah nama komunitas ini menjadi JKTCC.

Komunitas sepeda yang sudah eksis lebih dari 20 tahun, Kelapa Gading Bikers (KGB) ini merefesh jersey kebanggaan untuk tahun 2019. Masih tetap konsisten menggunakan warna hijau yang merupakan warna identitas KGB.

Tak bisa dipungkuri, bersepeda saat ini sudah jadi keharusan. Demi sehat, bisa sosialisasi, dan refreshing. Tak hanya di kota besar di pulau Jawa, di Jayapura, pulau paling timur Indonesia pun menjamur komunitas sepeda. Salah satunya Jayapura Cycling Club (JCC).

Sebuah komunitas pasti disatukan oleh suatu kesamaan. Makassar Cycling Club disatukan oleh kecintaan pada sepeda. Waktu itu, anggotanya baru 10 cyclist saat didirikan tahun 1993. Pelopornya adalah Halim GP dan Liem Tjong San. Saat ini, 26 tahun kemudian, MCC kian berkembang dan anggotanya mencapai 75 cyclist.

Harga mahal belum tentu kelihatan keren dan elegan. Percuma punya frame dan grupset termahal kalau paduan komponen lain bikin sakit mata. Seperti ada yang bilang: “To look good is already to go fast.” Kelihatan keren itu berarti cepat. Berikut beberapa tips supaya sepeda kelihatan keren.

Herbana Bromo KOM Challenge 2019 telah berakhir. Pihak penyelenggara telah memikirkan perkembangan even ini selanjutnya. Setelah diskusi internal, maka ditetapkanlah tanggal untuk even serupa tahun depan. Bromo KOM Challenge 2020 dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 14 Maret 2020.

Dengan penuh keraguan saya mengisi pendaftaran online untuk Bromo KOM Challenge 2019, tapi akhirnya saya bulatkan tekad untuk mengklik tombol daftar dan segera membayar penuh biaya pendaftaran. Mengapa saya ragu?

Selesai sudah rangkaian Herbana Bromo KOM Challenge 2019. Sebagai salah satu founder event ini, saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Selamat kepada para juara, selamat kepada para finisher, dan mohon maaf kepada yang belum bisa menyelesaikan tantangan ini di bawah COT (cut off time), dan akhirnya tidak bisa menerima medali (kepala sabuk).