Pencetak Rekor Paris-Brest-Paris Handika Siap Turun di East Java Journey 2024

Ada banyak peserta spesial di East Java Journey 2024 ini. Salah satunya hadirnya sosok Handika. Cyclist asal Jakarta yang sebelumnya memecahkan rekor di Paris-Brest-Paris 2023 itu memutuskan ikut East Java Journey (EJJ) 2024 kategori full journey atau 1.500 km.

Niat mengikuti EJJ itu sebenarnya sudah disampaikan Handika pada Mainsepeda begitu ia pulang dari Paris. Saat itu, Handika mengungkapkan sangat tertantang ikut EJJ. 

"Tahun ini (2024) ada beberapa events ultra yang saya akan ikuti, dan salah satunya yang menantang buat saya pribadi adalah EJJ. Melihat dari event, penyelenggara ataupun jalur dan pencapaian tentunya," kata Handika.

Handika mengaku bakal serius menuntaskan tantangan di EJJ 2024. "Ini tantangan untuk diri saya sendiri dalam hal personal best achievements," ungkapnya.

Ia sendiri belum bersedia merinci soal target di EJJ. Apalagi ini keikutsertaannya yang pertama. "Spirit utama saya ikut EJJ ini push the limit untuk meraih target personal best," lanjut Handika.

Meskipun baru pertama turun di EJJ, tapi Handika mengaku familiar dengan beberapa rute dan karakternya. Nanti Handika akan turun dengan sepeda barunya, Giant Defy. "Pakai settingan standar ultra race saja," ujarnya.

Ia juga sudah merencanakan strategi barang bawaan. Ia akan membawa beberapa hal standar untuk keperluan basic. Ia juga sudah memutuskan asupan apa saja yang ia bawa untuk menjaga performanya di jalan.

Di Paris-Brest-Paris 2023, Handika nyaris tidak bisa finis. Kendalanya pada cedera yang ia hadapi menjelang PBP. Handika sempat tertabrak sepeda motor di Bogor, saat latihan. Hanya beberapa hari sebelum keberangkatan.

Insiden itu membuat kaki kirinya bermasalah. Di Paris, Handika sampai beberapa kali harus dibantu tongkat untuk berjalan.

Bahkan, Handika sempat menggunakan sepatu berbeda ketika tampil di Paris-Brest-Paris 2023. Ketika itu kaki kanannya menggunakan sepatu cleat. Sementara kaki kirinya menggunakan sepatu olahraga biasa agar tidak sakit ketika mengayu pedal.

Baca Juga: Ditabrak Motor Sebelum Event, Handika Bisa Pecahkan Rekor di Paris-Brest-Paris


Handika setelah finis di PBP 2023.

Handika sempat nyaris nyerah di km 960 di Paris-Brest-Paris. Ketika itu cederanya makin parah.

"Alhamdulillah, setelah mendapatkan penanganan yang intensif dari dokter dan therapist, cedera yang saya alami saat ini pulih recovery 100 persen," kata Handika, Sabtu 10 Februari 2024.

Di PBP 2023, Handika berhasil finis 62 jam, 23 menit, dan 43 detik. Catatan waktu itu memecahkan rekor finisher tercepat dari Indonesia yang dibuat oleh Hendriyanto Wijaya pada 2019, yakni 82:53:47. Terpaut hampir 20 jam! 

Sebagaimana diketahui, Paris-Brest-Paris 2023 menyuguhkan tantangan bersepeda 1.200 km. Dari Paris menuju Brest, dan kembali lagi ke Paris. Peserta diberi pilihan menyelesaikan 1.200 km itu dalam waktu 80 jam atau 90 jam.

Baca Juga; Bawa Misi Kemanusiaan, Spartan Indonesia Goes To Paris-Brest-Paris 2023

Saat ini, dengan kondisi yang sudah pulih, Handika mengaku sudah bisa latihan secara maksimal. Termasuk untuk mempersiapkan turun di East Java Journey 2024 ini. 

"Menu latihannya building the base pastinya, dengan endurance secara berkala dan melatih core muscle," jelasnya.

Keikutsertaan Handika di EJJ 2024 ini juga menjadi pemanasan. Sebab ia dan manajemennya sudah punya daftar ikut event ultra cycling lainnya, termasuk di luar negeri.(mainsepeda)


COMMENTS