Berhasil Mengatasi Overweight dengan Bersepeda, Adika Ranggatama Kini Ketagihan Ultra Cycling

Titik balik Adika Ranggatama menjalani hidup yang lebih sehat terjadi empat tahun lalu. Ia mengalami obesitas. Berat badannya kala itu mencapai 109 kg. 

Ia sadar akan bahaya kesehatan akibat overweight, membuatnya akhirnya berusaha menurunkan berat badan. Salah satu caranya dengan memulai olahraga bersepeda. 

"Empat tahun lalu masih gowes sendiri karena tidak percaya diri. Jersey saja masih pakai jersey lari karena gombrong kan," kenang Adika. 

Potret Adika Ranggatama ketika masih berbobot di atas 100 kg. 

Motivasinya untuk menurunkan berat badannya berlipat karena ia selalu tertinggal ketika mengikuti gowes dengan rekan-rekannya. "Latihan sama teman kalau nanjak sering ditinggal. Soalnya kan berat. Akhirnya memutuskan untuk diet. Mengurangi gula, tapi tetep makan nasi, makan gorengan," imbuhnya. 

Pria yang sering disapa Ranggon ini akhirnya memutuskan untuk mengurangi konsumsi gula dan pemanis buatan. Plus olahraga kardio secara rutin seperti bersepeda. Saat ini berat badannya berkisar di angka 72 kg. 

"Tahun lalu cek body fat sudah sekitar 7 persen," jelasnya.

Baca Juga: Women's Cycling Community Surabaya Bantu Ringankan Beban Penderita Kanker Anak

Akibat kebiasaan barunya tersebut, Adika akhirnya kecanduan bersepeda. Dan kini menekuni olahraga ultra cycling. Terakhir Adika mengikuti event sepeda jarak jauh milik Mainsepeda, East Java Journey (EJJ) 2024. Tidak tanggung-tanggung, ia mengikuti kategori 1.500 Km. Padahal ia baru mengenal olahraga road bike empat tahun lalu.  

"Awalnya sepedaan pengennya lanjut sampe siang. Terus coba 200 km, 500 km, terus dua tahun lalu coba Solo-Bali itu 600-an Km tiga hari dan sampai kemarin ikut EJJ yang 1.500 Km," kata Adika.

Pada gelaran EJJ 2024 1500 Km, Adika turun dikelas Men Pair. Ia berpasangan dengan cyclist asal Semarang Michael Calvino. Namun, usaha keduanya merebut podium mengalami kendala. 

Michael harus DNF (Did Not Finish) karena mengalami sakit di tengah perjalanan. Ia didiagnosa terpapar virus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan harus dievakuasi oleh tim Mainsepeda. 

Meskipun demikian, Adika tetap melanjutkan perjalanannya dan menyelesaikan tantangan 1.500 Km di EJJ 2024. Cyclist 40 tahun ini menyelesaikan balapan dengan catatan waktu 140 jam 46 menit 17 detik. (Mainsepeda)


COMMENTS