Jangan Lupa Berkenalan, Jangan Jadi Cyclist Menyebalkan

Velominati memang mengatur banyak hal, termasuk bagaimana mendandani sepeda dan bagaimana cyclist harus berdandan. Tapi, yang paling saya suka, mereka juga mengatur dan menegaskan etiket dalam bersepeda. Demi kebaikan dan keselamatan diri sendiri dan pengendara yang lain!

ATURAN # 19 – Introduce Yourself.

Sederhana bukan? Kenalkan dirimu pada yang lain, jangan lupa berkenalan dengan yang lain. Apalagi kalau Anda peserta “baru” di kelompok itu.

Setelah itu, berlakulah sewajarnya. Velominati tidak suka dengan peserta baru yang pendiam. Dan lebih tidak suka dengan peserta baru yang kebanyakan omong!

Aturan ini ditegaskan lagi dengan nomor 43: “Don’t be a jackass.” Jangan jadi orang yang kebanyakan tingkah!

Aturan nomor 81 lebih menegaskan lagi soal orang yang sombong: “Don’t talk it up.”

Ini khusus untuk orang yang suka menyombongkan aksi-aksinya. Termasuk soal pengalaman kecelakaan. Menurut Velominati, untuk cerita kecelakaan, yang boleh diceritakan hanya kalau kejadiannya membutuhkan bantuan pihak luar atau waktu lama untuk sembuh. Kalau cuman jatuh biasa, jangan banyak bicara, ingat Aturan Nomor 5!

ATURAN # 38 – Don’t Play Leap Frog.

Velominati paling tidak suka cyclist yang suka sok menyalip ke depan. Tahu kan? Orang yang kalau disalip suka tidak terima dan kemudian suka membalas menyalip. Padahal, kalau diteruskan, orang itu belum tentu kuat! Apalagi yang suka panas kalau disalip perempuan!

Kalau memang disalip orang yang lebih kuat, ya sudah. Terimalah nasib! Berlatihlah lebih baik supaya tidak gampang disalip!

ATURAN # 67 – Do your time in the wind.

ATURAN # 88 – Don’t surge.

Ini agak berkaitan dengan nomor 38, tapi agak beda. Karena nomor 67 itu menyindir cyclist tipe menyebalkan: Dia yang selalu “sembunyi” di belakang, tidak mau ikut bekerja menarik di depan. Di Indonesia ini banyak! Pasti kenal orang yang kalau datar tidak mau capek menarik, tapi ketika tanjakan sok paling kuat! Kata Velominati, ini tipe orang tidak sportif!

Sedangkan nomor 88 menyindir cyclist yang tidak bisa memahami bagaimana mengatur kecepatan. Dia mau ikut bekerja di depan, tapi dia tidak bisa memikirkan perasaan orang lain. Kira-kira begini: Dia maju ke depan berniat membantu, tapi dia tidak menoleh ke belakang dan langsung tancap gas ketika berada di depan. Mengakibatkan belakangnya kocar-kacir!

ATURAN # 59 – Hold your line.

ATURAN # 63 – Point in the direction you’re turning.

ATURAN # 86 – Don’t half-wheel.

Ini tiga set aturan yang paling saya suka, karena ini menyangkut fundamental bersepeda yang aman dan nyaman.

Saat bersepeda berkelompok, kita harus bisa menjaga jalur kita agar sestabil mungkin. Tidak ada gerakan mendadak, tidak oleng kanan-kiri membuat yang di belakang kebingungan.

Kemudian, saat membelok, pastikan memberi tahu orang di belakangnya arah ke mana yang dituju. Caranya dengan menunjuk dengan tangan atau berteriak.

Sedangkan aturan 86, di Indonesia, kayaknya tidak banyak yang memahami. Mungkin karena di Indonesia “86” itu artinya “damai”!

Kalau 86 versi Velominati, kita harus bisa menjaga posisi aman relatif dengan pengendara lain di depan. Pastikan kita selalu pas di belakangnya, menempel tapi aman. Jangan sampai berada sedikit di samping, lalu ban depan kita sejajar dengan ban belakangnya. Itu sangat berbahaya! Kalau yang di depan tiba-tiba bergerak menghindari sesuatu, kecelakaan bisa sangat mudah terjadi.

Jadi, kalau ada yang bersepeda seperti itu di belakang Anda, teriakkan saja aturan nomor 86: “Don’t half wheel!”. (bersambung)

 


COMMENTS