Senang dan Sedih Shimano Dura-Ace dan Ultegra Baru (Seri 1)

Akhirnya, setelah menunggu sekian purnama, muncul juga grupset terbaru dari Shimano. Penguasa komponen sepeda dunia itu bukan sekadar merilis Dura-Ace baru, mereka juga membarenginya dengan Ultegra terbaru. Sama-sama 12-Speed, sama-sama semi-wireless.

Sudah bukan rahasia, inilah yang paling ditunggu seluruh penghobi sepeda sedunia. Bahkan sudah ditunggu sejak tahun lalu. Karena setiap kali Shimano merilis sesuatu, biasanya gempa bumi langsung terjadi di dunia sepeda. 

Gempa kali ini sudah begitu lama dinantikan. Yang jadi pertanyaan, apakah kali ini benar-benar gempa?

Shimano Dura-Ace 7900. (Foto: James Huang)

Sebagai penghobi yang sudah menjalani hobi ini melewati satu dekade, saya sudah merasakan setiap kali gempa itu terjadi. Misalnya, ketika masih Dura-Ace seri 7900 yang 10-speed, waktu itu nongol versi elektronik, Di2, yang langsung jadi idola. Walau sebenarnya Shimano bukan yang pertama menjajal elektronik. Mavic sudah bertahun-tahun sebelumnya mencoba merilis grupset elektronik bernama Zap.

Beberapa tahun kemudian muncul seri Dura-Ace 9000, berikut seri elektroniknya 9050. Kali ini ke 11-Speed, "mengikuti" langkah Campagnolo yang lebih dulu punya gir sproket lebih dari sepuluh.

Seri 9000 ini sempat bikin gempa besar, karena tiba-tiba semua harus ganti wheelset mengikuti grupsetnya. Karena freehub 10-speed lama tidak bisa dipasangi sproket baru 11-speed (kecuali milik Mavic).

Terus terang, saya termasuk paling menggemari seri 9000 (dan 9050) ini. Smooth, reliable, simple. Mayoritas sepeda yang saya koleksi menggunakan seri ini. Atau seri Ultegra 6800 yang membarenginya.

Shimano Dura-Ace 9100. (Foto: Shimano)

Kemudian muncul seri 9100. Termasuk versi elektronik dan disc brake-nya. Secara umum, tidak ada yang benar-benar baru dibandingkan seri 9000. Paling utama ya rear deraiellur (RD), yang mengadopsi gaya "shadow" ala grupset MTB. Keunggulannya, posisinya lebih "masuk" mendekat ke roda, lebih terlindung dari frame. Jadi, kalau jatuh ke kanan, risiko rusak lebih kecil.

Sebagai catatan, yang saya ingat ada dua RD elektronik seri 9050 saya yang rusak, gara-gara sepeda jatuh ke kanan. Satu pada Cervelo S5, satu lagi pada Trek Madone 9. Jatuhnya relatif pelan, jatuh ketika tidak disandarkan secara sempurna ke kiri. Tapi RD rusak.

Di saat Shimano masih 11-speed ini, para pesaing utamanya sudah mencoba melangkah maju. Campagnolo sudah berpindah ke 12-speed, walau tidak secara ekstrem. Tetap memakai freehub lama, dan "hanya" menambahkan satu gir di tengah-tengah pilihan sproketnya. Jadi, secara feeling, tidak ekstrem.

SRAM, asal Amerika, mencoba "melompat." Juga merilis grupset 12-speed, menyempurnakan teknologi wireless AXS-nya. SRAM juga mengajak kita "mengkalibrasi" cara menggunakan kombinasi gir. Kombinasi chainring-nya beda, bukan lagi standar (53-39), sub-compact (52-36), atau compact (50-34). Melainkan jadi 50-37, 48-35, dan 46-33. Ukuran sproketnya pun beda urutan, lebih "rata" di bawah, lebih lompat-lompat di atas. Misalnya pada 10-33.

Diam-diam, banyak "protes halus" di arena balap profesional. Para pembalap WorldTour memilih kombinasi gir beda (chainring lebih besar). Untuk menghindari memakai gir 10 yang --walau cepat-- kurang efisien.

Di sisi lain, SRAM juga terus mempopulerkan pemakaian sistem 1x, alias hanya single chainring di depan. Dan ini sangat populer seiring dengan booming-nya kategori gravel di dunia.

Mengingat Campagnolo dan SRAM sudah pindah ke 12-speed, disusul pesaing lain mulai muncul (Rotor dengan sistem hidrolis 12 dan 13-speed, juga FSA dengan sistem semi-wireless), semua pun menunggu apa "balasan" Shimano sebagai penguasa dunia.

Tahun lalu, tahun 2020, adalah booming hebatnya dunia sepeda. Secara perhitungan, seharusnya Dura-Ace baru dirilis tahun lalu. Karena siklusnya seharusnya jatuh tahun lalu (empat tahunan). Ditunggu-tunggu, tidak kunjung muncul.

Padahal, munculnya grupset baru ini sudah bukan rahasia lagi. Pada dasarnya, semua di industri sepeda sudah tahu sejak tahun lalu. Bisa dibilang, inilah worst kept secret dunia sepeda setahun terakhir. Bahwa Dura-Ace baru hanya menunggu waktu. Bahwa grupset itu akan 12-speed. Bahwa grupset itu akan menggunakan sistem semi-wireless.

Tinggal detailnya saja yang belum tahu. Apakah akan mengubah konsep rasio gir seperti SRAM? Apakah seluruh dunia harus mengganti freehub pada wheelset-nya? Apakah masih ada versi rim brake-nya? Dan lain-lain.

Shimano Dura-Ace R9200. (Foto: Shimano)

Akhirnya, pada 31 Agustus 2021, Dura-Ace baru itu muncul. Bareng dengan Ultegra-nya sekaligus.

Beberapa pertanyaan itu terjawab. Beberapa lagi muncul. Tidak semua ulasan dan review situs-situs sepeda sedunia menjawab secara detail. (bersambung)

*Penulis adalah founder mainsepeda.com, sepeda Wdnsdy, kolektor sepeda, dan pemerhati industri sepeda.

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 54


COMMENTS