Giulio Ciccone Si Kuda Hitam

Giro d'Italia 2021 seharusnya menjadi panggung untuk Vincenzo Nibali. Bukan semata karena ia asli Italia. Nibali pernah memenangkan ajang ini pada 2013 dan 2016 silam. Tapi persiapan Nibali terganggu setelah ia mengalami kecelakaan di dekat rumahnya di Lugano, Swiss.

Nibali bisa start di Turin pada 8 Mei lalu, dan bertahan hingga pekan pertama Giro 2021. Namun penampilan sang ujung tombak tim Trek-Segafredo ini kurang bersinar.

Saat Nibali meredup, ada satu pembalap Trek-Segafredo yang cukup kompetitif. Namanya Giulio Ciccone. Rider 26 tahun ini menembus sepuluh besar General Classification (GC) sejak finis kelima di Etape 6. Kemudian ia finis kedua di Etape 9. Terpaut tujuh detik di belakang Egan Bernal (Ineos Grendiers).

BACA JUGA: Bernal Menang dan Rebut Maglia Rosa

Keberhasilan itu membuat banyak pihak menaruh harapan ke Ciccone. Bersama rider Rusia Aleksandr Vlasov (Astana-Premier Tech), Ciccone dianggap punya kans untuk bersaing dengan Bernal dan Remco Evenepoel (Deceuninck-QuickStep) dalam perebutan gelar juara tahun ini.

Sebelum turun di Giro, Ciccone menyatakan dirinya sebagai "il jolly" alias "joker" di skuad Trek-Segafredo. Nibali adalah raja yang terluka, namun posisinya tetap tak terbantahkan. Cara pandangnya berubah setelah finis kelima di Etape 6 di San Giacomo.

"Giro saya sudah berubah sedikit setelah pentas di San Giacomo beberapa hari yang lalu. Namun saya masih menjalaninya hari demi hari. Jelas saya tidak ingin menyia-nyiakan energi. Saya memiliki kondisi yang baik. Tapi saya tidak akan memberikan tekanan besar pada diri saya sendiri," katanya seperti yang dilansir Cyclingnews.

"Saya tahu saya akan melakukannya dengan baik, dan saya perlu membalap dengan cerdas. Tidak ada yang tahu seberapa jauh saya bisa pergi. Jadi saya menjaga kaki saya tetap di tanah dan menikmati momen ini," imbuh Ciccone. (mainsepeda)

Foto: Getty Images, Trek-Segafredo


COMMENTS