Kolom Sehat: Apa “Halu” Anda saat Gowes?

“Senyumanmu yang indah bagaikan candu ingin terus kulihat walau dari jauh…”

Itu salah satu penggalan syair lagu berjudul Halu. Sebuah single dari Feby Putri. Halu bukan “halo.” Halu adalah salah satu bahasa kekinian yang diambil dari kata “halusinasi.”

Zaman sekarang kelihatannya orang semakin halu, makin banyak waktu untuk halu dan makin berkualitas halu-nya. Intinya, untuk menyangkal kenyataan atau membayangkan alternatif kenyataan kita akan ber-halu.

Kata “halu” ini telah umum dipakai angkatan millennial seperti saya. Nah, apakah kita termasuk yang suka ber-halu? Semestinya sih tidak. Tapi, pada saat-saat tertentu, saya mengaku kalau kadang ber-halu. Termasuk pada saat bersepeda.

Wah, kok bisa halu pas gowes? Bukankah ini olahraga yang butuh konsentrasi tinggi? Tentu saja tidak setiap kali bersepeda. Halu saat gowes ini hanya terjadi pada saat-saat tertentu. Misalnya saat cuaca sangat panas seperti sekarang, atau saat menanjak, dan ditinggal jauh oleh teman-teman gowes yang lain.

Misalnya. Jarak ke finis masih lebih dari 10 km. Jalan masih miring. Matahari semakin terik karena hari semakin siang. Pedal semakin berat. Sejauh jalan memandang jalan masih terus miring ke atas. Sudah tidak ada lagi teman gowes. Suffering semakin terasa ketika panas memantul dari aspal ke kaki. Lalu saat melihat komputer, angka detak jantung terus di atas 160 per menit.

Saat itulah, halu bisa melanda.

Kalau dalam situasi itu, maka halu saya adalah membayangkan finis tinggal 10 meter saja. Andai kaki saya masih kuat melahap tanjakan dengan mudah. Andai teman-teman saya tidak sejahat ini. Dan, yang paling sering, membayangkan makanan dan minuman yang nantinya akan saya lahap ketika derita ini berakhir.

Tidak semua orang sama. Ada teman saya yang punya halu berbeda dalam situasi sama. Dia bilang: “Tiba-tiba pikiranku terbayang-bayang keluarga pas tadi di km 87, pas panas sekali dan air di bidon sudah habis.”

Mungkin, halu Anda akan berbeda-beda pula. Silakan sharing di kolom comment di bawah tulisan ini. Siapa tahu bisa bermanfaat.

Nah, kalau pas gowes, halu sebentar mungkin tidak apa-apa. Tapi kalau diteruskan akibatnya bisa serius.

Untuk mencegah halu saat bersepeda, sebenarnya gampang. Ya jangan bersepeda! Tapi, kalau sudah telanjur suka bersepeda, ya perlu diperhatikan beberapa hal. Misalnya, minumlah secara teratur, sedikit-sedikit tapi sering. Bukan jarang-jarang tapi langsung sebotol. Untuk perjalanan panjang, bahan bakar alias karbo harus dimasukkan secara teratur pula.

Yang paling penting, selalulah membawa telepon genggam. Jangan lupa paket datanya diperpanjang dulu. Jadi, kalau ada trouble badan bisa segera memanggil bala bantuan.

Di sisi lain, kalau sepedaan Anda belum mengalami halu, berarti Anda masih belum bisa dibilang sepedaan. Belum merasakan tantangannya, atau belum punya teman-teman kuat dan jahat seperti saya.

Sebagai penutup, kiranya kita tetap rajin main sepeda. Karena main halma tidak mengeluarkan keringat (kecuali dilakukan di tengah lapangan terbuka pukul 12 siang). Plus, mencari teman main halma sekarang sangatlah sulit.

Terima kasih.(johnny ray)


COMMENTS