Tour de France 2025: Empat Kali Juara, Pogacar Ancam Rekor Para Legenda!

Tadej Pogacar (UAE Team Emirates-XRG) mencuri panggung utama Tour de France 2025 usai memastikan gelar juara keempat kalinya pada Minggu, 27Juli 2025. Keberhasilan ini membuatnya menyamai rekor legenda pembalap Inggris Raya, Chris Froome. Pogacar kini hanya terpaut satu gelar dari empat legenda balap sepeda yang telah mengoleksi titel Tour de France terbanyak berjumlah lima gelar. Yakni Jacques Anquetil (1957, 1961, 1962, 1963, 1964), Eddy Merckx (1969, 1970, 1971, 1972, 1974), Bernard Hinault (1978, 1979, 1981, 1982, 1985) dan Miguel Indurain (1991, 1992, 1993, 1994, 1995).

Pebalap Slovenia itu menampilkan penampilan yang nyaris sempurna selama tiga minggu, unggul di setiap aspek dari semua lawannya. Meskipun sudah hampir pasti mengamankan jersey kuning, Pogacar tetap mencoba tampil "menggila" di etape pamungkas yang berakhir di Champs-Elysees. Harapannya membuat pesta juaranya terasa sempurna. 

Di tengah guyuran hujan Paris, ia finis keempat dalam drama yang sengit. Sempat beberapa kali melancarkan serangan, Pogacar akhirnya dibuat menyerah dari aksi Wout van Aert (Visma-Lease a Bike) yang melesat sendirian 6,4 km jelang finis. Van Aert pun merayakan kemenangan solo yang tak terlupakan, unggul 19 detik di garis finis.

Etape 21 yang biasanya membosankan, mengalami perubahan total oleh pihak penyelenggara. Rute dibuat sangat menantang dengan melintasi tanjakan Montmarte. Namun, hujan deras di Paris memaksa panitia memutuskan menetralisir perolehan waktu. Ini berarti catatan waktu setiap pembalap tidak mempengaruhi klasemen GC. Secara tidak langsung juga, Pogacar sudah ditetapkan sebagai juara bahkan sebelum balapan etape terakhir benar-benar selesai. 

Meskipun demikian, aksi para pembalap malah semakin ketat. Mereka tetap melaju di kecepatan tinggi, di jalanan cobble yang licin di Montmartre. Pogacar unjuk gigi di 50 km terakhir yang penuh serangan. Pemegang jersey kuning itu benar-benar menghidupkan suasana akhir balapan yang brutal di balapan tersebut.

Pogacar sudah menunjukkan niatnya sejak tanjakan pertama Montmartre. Ia langsung mengejar Julian Alaphilippe (Tudor) yang melakukan serangan. Pada tanjakan kedua, ia bahkan menciptakan grup terdepan berisi enam pembalap. Yakni Matteo Jorgenson, Wout van Aert (Visma-Lease a Bike), Davide Ballerini (XDS Astana), Matej Mohorič (Bahrain Victorious), dan Matteo Trentin (Tudor).

Akan tetapi, di tanjakan ketiga, serangan terakhir Pogacar yang dilancarkan di tanjakan beraspal 1,1 km itu hanya mampu diimbangi oleh satu orang, Van Aert. Pembalap Belgia itu kemudian melancarkan serangan balik mematikan 350 meter dari puncak tanjakan, melesat sendirian menuju kemenangan. Sementara itu, Pogacar akhirnya finish di posisi keempat setelah menyerah dari Davide Ballerini dan Matej Mohoric di sprint terakhir. 

Wout van Aert memenangi etape terakhir Tour de France 2025 usai pertarungan sengit di Montmartre. 

Van Aert, yang sebelumnya tampil jauh dari performa terbaiknya di Le Tour kali ini, akhirnya meraih kemenangan kedua di Tour de France kali ini. Ini adalah kemenangan etape ke-10 sepanjang kariernya di Tour de France, sekaligus salah satu yang terbaik.

"Saya setuju, ini hari yang sangat istimewa, dan rasanya sangat spesial bisa menang lagi di Champs-Elysees, apalagi ini kali pertama kami juga menaklukkan Montmartre," kata Van Aert.

"Hujan membuat balapan cukup berbahaya, tapi saya berhasil tetap tegak dan mendapat dukungan penuh dari rekan setim saya. Saya benar-benar harus berterima kasih kepada mereka karena terus percaya pada saya. Saya harus mengatakan bahwa kami datang ke Tour ini dengan ambisi memenangkan jersey kuning, tetapi Tadej Pogacar adalah yang terkuat, kami mencoba memberinya persaingan, dan saya bangga dengan cara kami balapan sebagai tim."

Meski gagal menang di etape penutup, Pogacar sekali lagi membuktikan dominasinya di dunia balap sepeda modern. Kemenangannya semakin membuka kansnya memecahkan rekor kemenangan terbanyak Tour de France. Terlebih usianya saat ini masih relatif muda, 26 tahun. 

"Sungguh tak bisa berkata-kata bisa memenangkan Tour de France yang ini rasanya luar biasa. Sangat bangga bisa memakai jersey kuning ini karena Ini adalah salah satu Tur tersulit yang pernah saya ikuti," ujar Pogacar. 

Pogacar merayakan gelar keempatnya di balapan paling prestisius di dunia, Tour de France.

Sang juara dunia secara efektif memastikan kemenangannya di Pyrenees, dengan serangan brutal saat mendaki Hautacam pada etape 12. Kemenangan itu digandakan Pogi, sapaan Pogacar, dalam balapan Individual Time Trial (ITT) di Peyragudes. Menciptakan selisih waktu lebih dari 4 menit dari rival utamanya, Jonas Vingegaard. Setelahnya Pogacar menjaga keunggulannya tersebut hingga akhir. 

Pogacar memenangi empat etape tahun ini sehingga total kemenangannya di Le Tour menjadi 21 kali. Catatan itu semakin mentereng karena Pogacar total mengumpulkan 30 kemenangan di balapan GrandTour UCI, termasuk enam kemenangan di Giro d'Italia dan tiga di Vuelta a Espana.

Selain Maillot jaune, Pogacar juga berhak atas jersey polkadot, pemenang di klasemen King of the Mountain (KOM). Sedangkan, Jonathan Milan merebut gelar juara untuk klasemen Points. Dan Florian Lipowitz memenangkan kaus putih untuk cyclist muda terbaik. (Mainsepeda) 

Results powered by FirstCycling.com


COMMENTS