Dikejar Anjing di Lintasan Gravel itu Sesuatu Banget!

Liburan keluarga tidak lengkap tanpa bersepeda. Apalagi destinasi liburan kali ini ke surganya sepeda. Tempat lahirnya gravel bike dan rute gravel, Amerika Serikat! Tentu saya membawa “senjata” yakni sepeda all road, Wdnsdy Journey.

Agar bisa merasakan rute gravel yang sesungguhnya dan tidak menyusahkan kala harus gowes di aspal, saya membawa dua wheelset. Yaitu, Fulcrum Racing Zero disc dengan ban Schwalbe G-One ukuran 40 mm (Wdnsdy Journey bisa mengakomodasi hingga ukuran 45 mm). Dan satu set lagi, Enve 3.4 dengan ban XXX ukuran 28 mm.

Gowes nggravel di Portland, Oregon

Gowes di Portland, Oregon jadi agenda pertama saya. Bersama Dan Norman, kawan lama yang juga gila gowes itu. Hari pertama, rute gravel yang tidak terlalu berat. Total gowes hanya 50 km dengan menanjak hingga mencapai elevasi 860 meter. Sekitar 1,5 km-nya adalah medan gravel dan tanah rata.

Rute hari itu adalah dari Saltzman ke Springville. Lalu dari Springville lanjut ke Kaiser, Brooks, Skyline dan kembali ke Thompson/Cornell. Start menyusuri perkotaan dan keluar di Highway 30 menuju utara. Akan disambut dengan tanjakan di Saltzman road. Tanjakan ini sangat cocok untuk mengetes FTP karena seharusnya tanjakan ini bisa diselesaikan dalam waktu 20 menit. Saat turunan akan melalui daerah yang sepi dikelilingi pepohonan. Meskipun begitu tidak akan susah menemukan tempat stop untuk makan siang. Lantas, perjalanan dilanjutkan turunan menuju Springville. Sebelum kembali ke kota, ada beberapa tanjakan dan rolling di perbukitan. Cukup puas gowes di hari pertama ini.

Keesokan harinya, Dan Norman memberi ”menu” yang lebih banyak gravel-nya. Dia menyebut rute ini “hell of the north plains”. Woow… seru banget namanya! “North Plains lalu ke Buxton dan kembali ke North Plains. Total jarak 85 km dengan menanjak sejauh 1200 meter dan menu utama adalah 60 persen medan gravel melewati ranch dan rumah-rumah besar,” begitu briefing dari Dan Norman.

Awalnya kami menggunakan mobil menuju North Plains. Lalu setelah parkir barulah mulai gowes. Langsung disambut rute gravel! Itulah “taman bermain” kami hari kedua gowes ini. Dan Norman bilang, saya harus bersiap menghadapi panas hingga 40 derajat celcius dan resiko tersesat! Dia yang sudah sering ke rute ini-pun beberapa kali tersesat.

Rute terbagi 60/40 antara gravel dan aspal. Dan ternyata, seru banget! Saya sempat dikejar oleh anjing. Maklum ini daerah pedesaan. Alamak, berat sekali harus ngebut di atas medan gravel dengan ban 40 mm. Tapi untung saya bisa lolos dari kejaran anjing itu. Fiuuuhh…

Saat ada tanjakan dengan gradien 11 persen, saya siap-siap posisi badan dan kombinasi gir seperti gowes seperti menggunakan road bike biasa, eh… ternyata sensasinya beda! Berasa lebih berat! Rasa-rasanya seperti menanjak dengan gradien 18 persen! Padahal saya yakin itu “hanya” 11 persen dari layar Garmin.

Turunan? Jangan ditanya. Sensasi berbeda lagi. Karena ini adalah medan gravel jadi rasanya seperti melayang-layang. Maklum sepeda tidak mendapatkan traksi karena menginjak bebatuan halus. Beda sekali dengan turunan di jalan aspal mulus. Akhirnya saya merasakan rute gravel yang se-asli-aslinya!

Rute yang menyenangkan, suasana pedesaan yang sepi, tidak ada lalu lintas, semua ini yang membuat goweser Amerika mencintai gravel. Dan enaknya lagi, tidak ada aturan. Beda dengan gowes di jalan raya yang harus mengikuti aturan rambu lalu lintas!

“Hal yang paling menyenangkan dari nggravel adalah ketika kita tersesat. Karena tidak semua jalan gravel tercatat di google map, dan mencari jalan adalah salah satu seninya,” tukas Dan Norman.  

Puas nggravel, kami kembali ke North Plains. Kali ini melewati aspal highway dan kebut-kebutan seperti time trial.

Gowes road di Los Angeles dan Las Vegas

Puas bermain gravel di Portland, saya pindah kota. Kali ini ke kota Los Angeles. Saatnya menyimpan ban 40 mm, dan menggantinya dengan wheelset road bike biasa. Saya pilih Enve 3.4 dengan ban XXX ukuran 28 mm. Inilah enaknya menggunakan sepeda all road. Bisa gowes di dua medan berbeda hanya dengan mengganti wheelset.

Pagi itu, kami semua kumpul di toko Serious Cycling di kawasan XXX, Los Angeles. Ada tiga rute yang ditawarkan oleh sang manager toko yaitu rute pendek 50 km, rute medium 75 km, dan rute panjang 140 km. Mayoritas dari 30an peserta pagi itu memilih rute panjang. Termasuk tiga cyclist perempuan.

Rute panjang hari ini adalah ke Northridge - Moorpark- thousands oak- northridge. Totalnya mencapai 205 km dengan menanjak sejauh 2.300 meter. Hanya 15 kilometer pertama sebagai pemanasan. Sisanya total kebut-kebutan. Re-grup hanya saat di persimpangan jalan atau di akhir sebuah turunan.

Perjalanan selanjutnya, saya pindah kota lagi. Kali ini ke kota judi, Las Vegas. Cukup kaget, ternyata di kota ini ada 12 toko sepeda! dan hampir setengahnya toko sepeda high end. Setelah tanya ke salah satu toko sepeda, saya dianjurkan gowes ke Red Rock Canyon. Itu adalah rute favorit cyclist Las Vegas. Tidak jauh, hanya 3 jam pergi pulang, sekitar 50 km dan menanjak sejauh 700 meter. Tidak ada rute gravel, jadi Wdnsdy Journey masih menggunakan ban road bike 28 mm.

Begitu pula saat saya gowes di Arizona. Saya mengunjungi Bryce Canyon National Park. Sangat indah karena starting pointnya berada di ketinggian 3.281 meter di atas permukaan laut. Lantas gowes sejauh 10 km dan menanjak 200 meter. 

Paling berkesan adalah gowes ke Grand Canyon. Sering saya ke sini, tapi dengan keluarga dan tidak bersepeda. Rute gowes ini memang rute sepeda yang menggabungkan kota Tusayan ke Grand Canyon south rim. Total jaraknya 52 km dengan menanjak sejauh 551 meter.

Ada dua bagian medan gravel tapi tidak panjang dan masih bisa diatasi dengan ban 28 mm. Puas sekali gowes di Amerika Serikat, apalagi dengan sepeda all road, jadi bisa merasakan sensasi berbeda hanya dengan satu sepeda! *

 

 


COMMENTS