Banyak Restoran, Banyak Bike Lane, Sydney Jadi Destinasi Gowes Favorit Edo Bawono

Sydney menjadi salah satu destinasi gowes paling favorit bagi Edo Bawono. Cyclistasal Jakarta itu dalam lima tahun terakhir saja sudah beberapa kali bersepeda di kota bagian selatan Australia tersebut.

”Sydney dekat ya, selain itu juga kotanya seru untuk gowes,” kata Edo kepada Mainsepeda. Banyak rute yang indah, naik turun bukit, ada yang di sisi pantai bisa melihat pelabuhan dan teluk, dan semuanya benar-benar ramah untuk pesepeda,” jelasnya.

Akhir tahun 2023, Edo juga bersepeda di Sydney bersama istrinya, Eileen Suhardjo. Sepekan di sana pada 20-28 Desember, ia bersepeda dua kali. Pertama ia bersepeda di kawasan Bondi Beach yang ada di sisi timur kota paling padat di Australia tersebut. Asyiknya gowes di sini, menurut Edo pemadangannya yang luar biasa. Selain itu, lokasinya tidak jauh dari pusat kota sekitar 7 km.

”Saat Desember, suhu di Sydney dikisaran 15-25 derajat celcius, sangat enak. Selain itu kelembaban udaranya rendah, 70 persen saja, sehingga kita tidak haus, air minum satu bidon sudah cukup untuk 100 km, kalau di Indonesia 100 km bisa berbidon-bidon,” paparnya.

Meski daerah pantai, bersepeda di Bondi Beach cukup menantang. Hal itu karena di sana adalah kawasan perbukitan, rute naik turun dengan kemiringan yang lumayan tinggi.

”Saya bersepeda 40 km saja, tapi total elevation gain-nya dapat 700 meter. Biasanya kalau di Jakarta menuju titik kumpul sejauh 5 km hanya menit 10 menit, kalau di Sydney karena kontur medan yang hilly bisa butuh 20 menit. Jadi kalau mau berangkat harus cek elevasi, agar tidak terlambat," ungkap Edo.

Selain Bondi Beach, Edo merekomendasikan Centennial Park Loop untuk gowes di Sydney. Loop itu memiliki panjang 3,8 km dalam satu kali putaran. Akhir tahun lalu Edo bersepeda di sana sejauh 50 km.

Wdnsdy Bike AJ1 milik Edo disandarkan di fasilitas bike repair yang ada si Sydney.

Seperti namanya, Centennial Park adalah taman kota, luas sekali. Banyak kolam-kolam kecil, juga bunga dan pepohonan. Jalannya sangat mulus, hanya bisa boleh dilewati dengan jalan kaki dan bersepeda. Dalam setahun, hampir satu juta orang bersepeda di taman tersebut.

”Bagi saya, Sydney masuk top five destinasi gowes bagi saja. Pemandangannya indah, meski masih kalah dari Eropa, namun Sydney memiliki kelebihan dari sisi convenience. Banyak sekali toko, kalau kejauhan dan kecapekan tinggal naik angkutan umum, kalau di Eropa kita bersepeda biasanya yang tidak ada apa-apa dan siapa-siapa,” papar owner Strive Indonesia tersebut.

Soal convenience itu, Edo mencontohkan begitu banyak titik bike repair yang disiapkan pemerintah kota Sydney di semua bike lane. Di setiap titik bike lane ada pompa angin lengkap dengan peralatan servis sepeda. Alat-alat itu terikat pada seling baja, untuk mencegah diambil orang jahil dan rapi.

”Yang tidak kalah penting, di Sydney banyak sekali restoran, termasuk restoran Indonesia, karena di sana banyak sekali orang Indonesia. Saya pernah makan di satu restoran, menunya sandwich Indomie, isinya benar-benar Indomie seperti di Indonesia,” kata Edo.

Selain infrastruktur, Sydney menjadi kota yang ramah untuk pesepeda karena budaya orang di sana yang sangat menghormati pesepeda. Selama sang pesepeda taat rambu-rambu dan sopan, maka ia akan aman dan nyaman gowes kemana pun. (Mainsepeda)


COMMENTS