Kediri Dholo KOM 2025: Sadiman dalam Kejaran Pesaing asal Prancis dan Selandia Baru

Cyclist dari total 10 negara siap bersaing pada Kediri Dholo KOM 2025, Minggu ini (20/7). Berasal dari Australia, Belanda, Filipina, Italia, Jerman, Kolombia, Prancis, Singapura, hingga Selandia Baru. Para pesepeda mancanegara itu tertantang untuk menaklukkan rute King of The Mountain (KOM) menuju puncak Dholo yang sangat ikonik. Yakni, Kelok 9 yang mirip dengan Jalan Lombard di San Francisco, Amerika Serikat. Serta tanjakan Gigi 1 yang punya gradiens di atas 25 persen. 

Bukan hanya berambisi menaklukkan puncak Dholo. Beberapa dari cyclist luar negeri itu juga punya misi memburu poin. Demi memperbaiki posisi mereka pada klasemen Mainsepeda Trilogy musim 2025 ini. Jeffrey Peter Payne asal Selandia Baru dan Emmanuel Christophe Galbourdin dari Prancis contohnya. Dua cyclist mancanegara itu dipastikan akan ikut bersaing pada Kediri Dholo KOM 2025, yang merupakan seri kedua dari rangkaian tiga balapan sepeda yang diselenggarakan Mainsepeda musim ini. 

Baca Juga: Kediri Dholo KOM 2025: RPC di Gedung Bhagawanta Bhari, Mainsepeda App Wajib Terverifikasi

Bersaing pada Men Age Category 55-59, Jeffrey Peter Payne untuk sementara berada pada urutan kedua klasemen Mainsepeda Trilogy, dengan mengemas 16 poin. Setelah finis di urutan kedua pada Antangin Bromo KOM 2025, 17 Mei lalu. Sementara Emmanuel Christophe Galbourdin menempati urutan ketiga dengan 12 poin. Mereka kalah bersaing dari Sadiman, juara Mainsepeda Trilogy edisi 2024, yang tahun ini naik kelas kelompok umur 55-59. 

Jeffrey Peter Payne (Kiri) dan Emmanuel Christophe akan jadi pesaing Sadiman di Kediri Dholo KOM 2025. 

Sadar posisi pemuncak klasemen dalam kejaran para kompetitor dari mancanegara, Sadiman berupaya mempersipakan diri dengan optimal jelang Kediri Dholo KOM 2025. Cyclist asal Bogor ini bahkan memilih singgah ke Malang lebih awal. Sejak Senin, ia tiba di kota Apel itu untuk berlatih nanjak. Jemplang jadi rute latihannya. 

"Jadi sebelumnya saya dari Banjarmasin untuk ikut event sepeda di sana. Daripada bolak-balik, saya langsung ke Malang untuk latihan. Hari ini ke Jemplang, besok mendekati event sudah mulai cooling down," kata Sadiman. 

Soal potensi ancaman dari dua rival terdekatnya yang sama-sama dari mancanegara, Sadiman tetap optimistis. "Saya punya keunggulan pada Watt per Kilogram, karena badan saya kecil, 50 kilogram saja," imbuhnya. 

Sadiman memang langganan juara di event-event balap sepeda. Di Mainsepeda Trilogy saja, ia selalu menjadi juara umum di kategori Men Age 50-54 sejak 2023 lalu. 

Meskipun demikian, gelar juara bukan tujuan utamanya. Event balap sepeda hanyalah perantara untuk menggapai tujuan utamanya. Harapan yang ia tulis di bio Instagramnya. "Hidup Sehat 100 Tahun dengan bersepeda."

"Maknanya itu teruslah berolahraga agar bisa sehat sampai tua. Tidak jompo ketika tua sehingga tidak menyusahkan orang lain," ucapnya. 

Baca Juga: Kediri Dholo KOM 2025: Juara Nasional IRR Siap All Out, Targetkan Juara!

"Menurut saya, kalau bersepeda hanya karena prestasi, nanti jika tidak kompetitif lagi akan berhenti bersepeda. Jika tujuannya untuk sehat, maka akan bisa gowes sampai 100 tahun."

Sadiman sendiri baru mengenal sepeda road bike pada 2022 lalu. Sebelumnya ia cyclist Mountain Bike (MTB). Awalnya ia mendapatkan pinjaman sepeda RB dari rekannya. Namun, tak disangka Sadiman langsung juara di event-event balap sepeda lokal di Jawa Barat. 

Setahun setelahnya, ia memiliki sepeda RB-nya sendiri dan mulai menguasai event balap sepeda nasional di kelompok usianya. (mainsepeda)


COMMENTS