Baru menjalani debut, Stephen Cheyne Lane sukses merebut gelar King of the Mountain kelas Men Age 45-49. Pada gelaran Kediri Dholo KOM 2025, yang berlangsung Minggu, 20 Juli lalu. Cyclist asal Australia ini sukses menaklukkan tanjakan Dholo sekaligus mengalahkan Juwanto, yang seringkali mendominasi podium pada kategori itu.
Cyclist yang juga seorang Doktor di bidang sport science ini baru pertama kali mengikuti event Mainsepeda. Dia langsung dibuat terpukau dengan keseriusan Mainsepeda dalam setiap event-event yang dibuatnya. Fokus Lane pun tak hanya soal penyelenggaraan acaranya atau fasilitas yang disediakan. Namun, ia juga melihat eksposure media yang dibuat sangat menarik dan menghibur. Bahkan lebih baik dari event-event di negara asalnya.
"Saya tertarik untuk menjadi bagian dari event Mainsepeda. Perhatian media dan partisipasi anggota komunitasnya jauh lebih baik dari event-event yang kami punya di Australia. Indonesia tahu betul bagaimana mengkombinasikannya dengan event sepeda," ungkap Lane.
Baca Juga: Kediri Dholo KOM 2025: Cyclist Otodidak Tempel Ketat Pemuncak Klasemen Men Age 30-34
Lane mengaku mengikuti informasi terkait seluruh event Mainsepeda. Mulai dari Mainsepeda Trilogy, East Java Journey, hingga Nggravel Blitar. "Sangat mudah untuk mencari informasi tentang event ini. Anda bisa melalui Instagram, website hingga channel YouTube Mainsepeda. Wisli (Sagara), rekan saya dari Bali mengikuti Mainsepeda Trilogy tahun lalu dan saya ingin melakukannya juga. Mungkin tahun depan saya akan mengikuti ketiganya. Saya ingin sekali bisa melengkapi (Mainsepeda) Trilogy dan menjuarai, agar dapat medali yang utuh seperti bentuk piramid yang sangat luar biasa," imbuh Lane.
Nama Lane mulai dikenal publik di Indonesia karena persaingannya dengan atlet ultra cycling nasional, Zidan Attala Nouval Hidayat. Juara East Java Journey (EJJ) 2025 itu mengalahkan Lane pada event Berani Nanjak di Bali. Namun, kekalahan itu dibalas Lane di event ultra-cycling, Lintang Flores 2025.
"Selalu menyenangkan untuk menang. Tapi saya akhirnya berada di sini, di Dholo KOM. Jadi saya senang berada di sini," ujarnya.
Perihal kesannya menaklukkan Kelok 9 dan Gigi 1, Lane mengaku tak kesulitan. Hal ini karena banyaknya penonton yang memberikannya ekstra motivasi. "Tentu ini tanjakan yang sulit.
Tapi saya tidak menemukan kesulitan sebenarnya karena bunyi drum dari penonton memberikan banyak motivasi untuk terus berjalan. Banyak meneriakiku 'go mister go!' dan itu sangat menyenangkan," imbuhnya.
Di lain pihak, Sabine Wilden, cyclist asal Belanda, juga merasakan pengalaman yang sama. Kediri Dholo KOM 2025 memberikan impresi positif untuknya. Terlebih ia baru pertama kali menanjak ke puncak Dholo. Sabine baru dua kali mengikuti event Mainsepeda. Sebelum Kediri Dholo KOM, ia sempat menjajal Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2024 lalu.
Kediri Dholo KOM 2025 jadi event Mainsepeda kedua bagi Sabine Wilden, cyclist asal Belanda.
"Berdasarkan tanjakannya baik Dholo dan Ijen sangat menantang dan kali ini saya mencoba untuk mendorong catatan waktu saya. Saya pikir kedua tanjakan sama bagusnya. Tapu di sini lebih banyak orang di pinggi jalan. Memberi semangat dan itu bagus," tuturnya.
Event KOM (King of the Mountain) Mainsepeda ini menjadi pengalaman baru bagi Sabine. Di Belanda, ia tidak pernah mengikuti event KOM sepeti di Indonesia. Di sana event sepeda kebanyakan hanya untuk bersenang-senang dan kebanyakan jalurnya flat.
"Di sana hanya untuk senang bukan balapan seperti ini. Kebanyakan flat, tapi di bagian selatan kami punya jalur berbukit," jelasnya.
Setelah sukses menggelar Kediri Dholo KOM, Mainsepeda Trilogy musim ini tinggal menyisakan seri ketiga sekaligus terakhir, yakni Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025 yang akan digelar 27 September mendatang.
Baca Juga: Kediri Dholo KOM 2025: Lanterne Rouge Jadi Reward atas Keberhasilan Hentikan Kebiasaaan Buruk
Seri terakhir Mainsepeda Trilogy 2025 ini akan menjadi penentuan juara umum di setiap kategori. Selain mengejar perolehan poin, kans juara bagi peserta akan semakin besar jika peserta finish under COT (Cut Off Time) di seluruh seri dari Mainsepeda Trilogy. Panitia akan memberikan tambahan bonus 20 poin sehingga poin maksimal yang bisa didapat adalah 80 poin.
Pendaftaran event Banyuwangi Bluefire Ijen KOM telah dibuka. Segera daftarkan diri anda melalui Mainsepeda App! Rasakan sensasi nanjak di lokasi paling eksotis di Indonesia. (Mainsepeda)