Kolom Sehat: Doa, Amal, dan Zakat 

Besok, hari Sabtu, 17 Mei 2025, Bromo KOM digelar untuk ke-11 kalinya. Saya tidak hafal berapa kali saya naik ke Bromo menuju Wonokitri, kalau yang Lava View atau via NJ saya mungkin lebih hafal karena tidak sampai lima kali. Paling cuma tiga kali saja seumur-umur. 

Untuk dari Wonokitri, saya tidak tahu berapa kali. Tapi saya tahu yang pasti, seberapa seringnya saya ke Bromo, bila tidak siap maka kemungkinan untuk finish akan semakin kecil. 

Seberapa berpengalamannya saya, Bromo itu tetep berat. Jadi bila mendekati event seperti ini, sudah sewajarnya kalau saya berlatih karena hanya latihan yang bisa mempersiapkan kita. Ya saya tahu carbo loading juga penting, tapi kalau carbo loading gak perlu kuatir. Tanpa event Bromo juga kita sudah melakukannya rutin wkwkwkkwkw. 

Baca Juga: Giro d'Italia 2025 - Etape 6: Kaden Groves Menang Tinggalkan Kekacauan

Minggu lalu normalnya saya melakukan latihan ke Bromo untuk mengetes endurance dan kemampuan yang terakhir. Tapi karena Minggu ada event di Malang, maka Sabtu itu saya tidak bisa ke Bromo karena selesainya akan terlalu sore. 

Saya akhirnya hanya menanjak di daerah  Purwodadi pada Sabtu, pekan lalu. Ketika berangkat dari Surabaya ke arah selatan, saya bersama om Tatang, Djambronx, dan King of Drama, Tyas. 

Di jalan saya tanya sama om Tatang, "Loh bro, kamu kok cuma ke Gudang Garam saja? Kan kamu ikut ke Bromo KOM minggu depan." Saya juga menambahkan, "Saya juga sudah lama gak ke Bromo. Minggu lalunya, saya paksa finish ke bromo hasinya saya over COT jauh. Sekarang aja aku mau ke Purwodadi elevasi masih 1000 mdpl, Gudang Garam kan cuma 400-an elevasi paling pol," ujar saya ke Tatang.  

Yang bikin saya amaze itu jawabannya, "Ya dinikmati aja bro," jawab om Tatang. "Hah Bromo opo seng dinikmati?? Adanya kram dan muntah. Ujung-ujungnya finish e over COT. Sudah gini aja bro, perbanyak doa dan amal saja biar lancar di Bromo," timpal saya. 

Baca Juga: Antangin Bromo KOM 2025: Coba Ikut Trilogy, Shock Tahu Gradien Erek-Erek!

Om Tatang melihat saya sembari menambahi, “Jangan lupa zakat kak, aku ra nganggo jalur dunyo, aku pakai jalur langit ini."

Jalur langit? Ya ya ya. Saya baru tahu, kalau banyu langit saya tahu. Ternyata ke Bromo ada jalur langitnya loh gaes. Bagi yang tahu persiapan latihannya minim dan anda masih makai jalur dunyo/dunia, coba jalur langit ya.

'Nglakoni urip nang dunyo iku ra usa wedi, kabeh wes diatur gusti. Yen jalur langit dibuka, ra ono seng ra mungkin.' Mungkin ini kata-kata dari lirik yang di maksud om Tatang ya. Ya om saya juga ingin lewat jalur langit. Hidup Bromo KOM ke-11! (Johnny Ray)


COMMENTS