79 Cyclist Men Elite akan bersaing melintasi tanjakan ikonik menuju Wonokitri di event Antangin Bromo KOM 2025 pada Sabtu, 17 Mei 2025. Namun, hanya satu nama yang akhirnya akan menjadi pemenang.
Tahun lalu, Muhammad Ridwan jadi raja tanjakan Bromo KOM X. Ia finis terdepan dengan catatan waktu 1 jam 16 menit 4 detik. Rekor tersebut menjadi patokan bagi peserta lain jika ingin naik podium. Latihan intens pun dilakukan. Titik beratnya pada endurance dan ketahanan fisik dengan porsi latihan nanjak lebih besar.
Haritz Affan Torisz, juara Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM 2024, jadi penantang utama bagi Ridwan musim ini. Pembalap asal Pekanbaru ini menuai kejutan di Ijen usai melakukan breakaway sejauh 8 Km. Ia mengalahkan pembalap senior Abdul Soleh dengan jarak waktu delapan menit lebih cepat.
Baca Juga: Muda, Ngeyel, Usik Persaingan Women Elite Antangin Bromo KOM 2025
Haritz sendiri belum pernah menjajal Bromo KOM sebelumnya. Antangin Bromo KOM 2025 akan menjadi momen debutnya untuk menaklukan Wonokitri. Oleh karena itu, ia mengaku all-out.
"Insyallah, sudah disiapkan sematang-matanya. Sekitar lima mingguan ini dipakai hanya untuk latihan Bromo, tanpa gangguan apa-apa," ungkap Haritz.
Porsi latihan cyclist 25 tahun ini sangat intens. Enam hari dalam sepekan ia berlatih dengan target mencapai elevasi 9.000 meter. Ia meluangkan 3-4 jam per hari untuk latihan nanjak demi meningkatkan sisi endurance.
Meskipun telah berlatih keras, Haritz mengaku tidak ingin terbebani dengan kapasitas lawan-lawannya. "Menurut saya persaingan sebenarnya itu melawan diri sendiri," tambah pembalap yang saat ini telah bergabung dengan Jakarta Pro Cycling (JPC) itu.
Hal senada juga disampaikan oleh cyclist senior dari Dr.J Cycling Team, Jamalidin Novardianto. Pembalap 31 tahun itu ingin memperbaiki posisinya usai hanya finis di P7 pada Bromo KOM 2023 lalu.
Baca Juga: Kontur Khas Bromo di Jersey Antangin Bromo KOM 2025
Jamalidin lebih siap karena ia lebih berpengalaman nanjak ke Wonokitri. Pembalap asal Malang ini punya beberapa prestasi mentereng, yakni rekor empat kali kemenangan etape di event-event resmi UCI. Dua kali saat beraksi di Tour de Singkarak (2018 dan 2019), dan sisanya di event Tour de Banyuwangi Ijen serta Ronda Pilipinas.
"Target pribadi saya tentu lebih baik dari terakhir saya mengikuti Bromo KOM," ungkapnya.
Sementara itu, Agung Ali Shahbana memberikan apresiasi dengan konsistensi digelarnya Bromo KOM. Event nanjak yang disebut 'Naik Hajinya' cyclist Indonesia telah memasuki edisi ke-11.
"Bromo KOM itu ajang untuk mengukur diri plus latihan. Kalau tidak ada event ini latihan agak kurang semangat. Ajang kompetisi juga," jelas pembalap NC Pro Cycling itu.
Khusus di event Antangin Bromo KOM 2025, Agung tidak memiliki target muluk. Ia hanya ingin memberikan hasil terbaik. (Mainsepeda)