Preview Rute EJJ 2024 1.500 Km, CP2 sampai Finish: Ada Rute Mirip Padang Savana, Ada Gravel

Setelah melewati check point (CP) 2 di Istana Gebang, peserta East Java Journey (EJJ) 2024 kategori 1.500 km sudah melewati separo jalan. CP yang dulunya adalah tempat tinggal Bung Karno di masa muda itu ada di kilometer 863.

Pun dari sisi tanjakan, sampai Istana Gebang sudah melewati total elevation gain 9.450 meter. Dari total tanjakan 14.000 dari start sampai finis. Namun, bukan berarti perjuangan dari CP2 menuju CP3 di Madiun, lalu lanjut ke finis di Surabaya akan mudah. Kondisi fisik sudah semakin terkuras. Plus, ada cukup banyak segmen gravel dari CP2 ke CP3.

Lepas dari CP2, para peserta akan menuju Bendungan Serut. Dari bendungan untuk irigasi areal pertanian itu peserta akan disambut rute gravel yang cukup panjang, kalau ditotal sekitar 10 km. Tidak hanya jalanan berbatur, rute yang ada di kilometer 875 itu juga menanjak cukup berat.

Di kanan kirinya, ada view yang indah berupa hamparan tebu yang sangat luas. Jika lewat sana sore atau pagi hari, jelang sunrise atau sunset, suasananya mirip di padang savana.

Setelah hamparan tebu, peserta akan melewati Monumen Trisula. Monumen itu dibangun untuk mengenang penumpasan PKI di Blitar Selatan. Setelah lewat Monumen Trisula, rute akan terus menurun sampai mendekati Kabupaten Tulungagung.

Begitu masuk Kabupaten Tulungagung, tepatnya di Boyolangu, akan ada lagi rute gravel. Dan ini lebih panjang, mencapai 22 km. Seluruh rute gravel ini menyusuri sungai.

Baca Juga: Preview Rute EJJ 2024 1.500 Km, CP1 ke CP2: Golden Hour Semeru, Check Point di Rumah Bung Karno

Menyelesaikan rute gravel ini, peserta bisa menikmati keindahan JLS segmen Tulungagung-Trenggalek. Rute yang akhir tahun lalu dilewati Journey To TGX ini memiliki panorama yang luar biasa. Menyusuri JLS yang berkelok dan naik turun, cyclist bisa menikmati pemandangan teluk dan pulau kecil yang terhampar di sisi kiri jalan.

Menuntaskan JLS di Pantai Prigi, peserta akan belok ke arah utara nanjak di kawasan Slawe menuju Goa Lowo. Rute di daerah Trenggalek ini terbilang flat. Baru akan nanjak lagi menuju Bendungan Tugu. Nah, setelah bendungan ini ada pemandangan yang sangat indah.

”Ini salah satu spot wajib untuk foto, ndah sekali. Cyclist bisa foto dengan latar belakang sungai dengan tebing yang dalam, yang meliuk di antara perbukitan,” Kata Doni Mahardika dari Mainsepeda.

Setelah Bendungan Tugu, cyclist akan turun turun sampai masuk Kabupaten Ponorogo. Lalu nanjak lagi saat mau masuk Magetan melewati kawasan Parang Hill. Sepanjang jalan peserta akan bersepeda di tengah huan jati yang hijau. Lalu masuk Madiun menuju CP3 yang ada di Pahlawan Street Centre, di sana ada spot foto menarik berupa miniatur bangunan keajaiban dunia.

Baca Juga: Preview Rute EJJ 2024 1.500 Km, Start ke CP1: Siap-Siap Nanjak Paling Banyak

Dari Madiun, cyclist akan bersepeda ke arah utara menuju Bendungan Semantuk, Nganjuk. Ini adalah bendungan terpanjang se-Asia. Dari sana lalu ke utara terus menuju Bojonegoro, melewati hutan jati Dander. Kawasan hutan jati di sini adalah salah satu yang terluas di dunia, pemandangannya sangat indah. Hutannya sangat lebat.

Setelah itu masuk Tuban, rute flat tapi akan sangat panas kalau gowes di siang hari. Menyusuri kawasan pantai. Dari Tuban masuk wilayah Lamongan, ini lewat tengah kota. Setelah itu masuk Cerme yang ada di kawasan Gresik. Dari gresik masuk Surabaya melewati Citraland, Wiyung, Gunungsari, lalu masuk Sutos.

Dari sisi jarak dan total elevasi, sepintas CP2 menuju CP3 sampai finis tidak terlalu berat. Namun, karena ada medan gravel, juga cukup banyak tanjakan, membuat CP2 menuju CP3 tidak kalah menantang dari start menuju CP1. Untuk pembalap terdepan pun, sepertinya akan sulit untuk menuntaskan segmen CP2 menuju CP3 dalam waktu sehari.

John Boemihardjo sudah merasakan ”ganasnya” rute CP2 menuju CP3. Selasa dan Rabu lalu (20 dan 21 Februari) ia menjajal rute 600 km, sebagai pemanasan ikut 1.500 km EJJ 2024. Meski dua hari mampu menyelesaikan, cyclist asal Surabaya itu merasakan pengalaman yang cukup berat.

”Pundak rasanya sakit semua, rute gravel dari CP2 menuju CP3 lumayan berat,” kata John saat finis Rabu malam di Surabaya.(mainsepeda)


COMMENTS