Peter Sagan membeberkan alasannya menerima pinangan Team TotalEnergies. Sebagai konsekuensinya, Sagan membutuhkan jalur undangan untuk tampil di balapan bergengsi seperti Tour de France. Sebab, TotalEnergies masih tercatat sebagai ProTeam, level kedua dalam strata balap sepeda profesional.

Sagan telah menandatangani kontrak berdurasi dua tahun bersama tim asal Prancis itu. Berlaku hingga akhir musim 2023 mendatang. Sagan sebenarnya sempat diminati peserta WorldTour, Deceuninck-QuickStep. Namun ia lebih memilih turun kasta dengan bergabung ke Team TotalEnergies.

"Kami akan membangun tim di sekitar saya. Inilah yang membuat saya tertarik dengan proyek ini. Tentu saja ini akan menjadi tekanan untuk saya. Tapi hal itu sudah menjadi rutinitas saya untuk waktu yang lama. Itu tidak berbeda dengan tim saya terdahulu," ucap Sagan dalam wawancara dengan L'Equipe.

Sagan menambahkan, kondisi serupa pernah ia rasakan ketika bergabung dengan Bora-Hansgrohe pada 2016. Ketika itu, orang-orang juga menilai skuad asal Jerman ini bukan tim mapan seperti Ineos Grenadiers (dulu Team Sky). Akan tetapi, Sagan membuktikan bahwa Bora-Hansgrohe dapat menjadi kekuatan yang diperhitungkan di peloton WorldTour.

"Pertanyaan sebenarnya tentang TotalEnergies bukanlah mengetahui tim seperti apa saat saya berbicara dengan Anda, tetapi jalan apa yang ingin diambilnya. Saya tidak peduli bahwa mereka saat ini tidak ada di WorldTour. Saya ingin membantunya tumbuh," tegas pembaalp 31 tahun ini.

Selain itu, pendekatan yang dilakukan oleh General Manager TotalEnergies, Jean-René Bernaudeau berhasil meluluhkan hatinya. Ketika ada tim lain yang menunjukkan minat kepada Sagan, TotalEnergies langsung membuktikan bahwa mereka adalah tim yang paling serius memburu tanda tangan Sagan.

"Beberapa tim tertarik, tetapi tim Bernaudeau menunjukkan rasa hormat yang besar kepada saya. Mereka benar-benar menginginkan saya dan mereka menunjukkannya sepanjang waktu. Setiap kali kami memiliki pertanyaan, mereka segera menjawab. Terkadang butuh berminggu-minggu untuk orang lain," sanjungnya.

Lingkungan yang diciptakan tim asal Prancis itu juga memikat Sagan. Sagan menyinggung karakter Bernaudeau yang menunjukkan bahwa ia mendapatkan keseimbangan yang tepat di antara keseriusan dan keceriaan. "Ia serius bila perlu, dan lucu sepanjang waktu. Ia ingin pengendaranya bersenang-senang di atas sepeda," puji Sagan. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 63

Foto: Getty Images

Populer

Criterium du Dauphine 2025, Etape 7: Pogacar Semakin Dekat Juara Umum
Pesona Selo “Ring of The Fire”, Sensasi Menanjak Membelah Merapi dan Merbabu
Polygon Luncurkan Divine R5 dan R7, Untuk Wanita Indonesia
Ventoux, Melindungi Kepala dan Wajah ala Helm Enduro
Herbamojo, Suplemen untuk Mendukung Stamina Tetap Prima
Dilarang Gowes Berjajar Lebih dari Dua Sepeda
Mike Sinyard Mundur dari Specialized
Gowes Seru Folbak ke Titik Nol IKN Nusantara
Citra Dewi: Tak Apa Pelan-pelan, yang Penting Gowes Stabil
Filippo Zana Juara Etape 18 Giro d’Italia 2023, 5 Besar GC Berubah