Kolom Sehat: Awas Liur Ikan (Waspada di Tanjakan dan Turunan)

Bila Anda hobi bersepeda, maka Anda pasti paham bahwa tanjakan itu menuntut ekstra kekuatan untuk mengayuh pedal. Sedangkan turunan sering disebut bonus. Sebab sepeda bisa melaju kencang tanpa usaha keras.

Akan tetapi, sebenarnya menanjak itu punya bahaya tersendiri. Sebab tanjakan yang sangat curam bisa mengakibatkan pesepeda hilang konsentrasi serta kewaspadaan akan keadaan sekitar. Sehingga membuat pesepeda jatuh atau terkena musibah yang lebih fatal.

Walaupun turunan itu menyenangkan, cepat dan tanpa usaha, tapi kontur jalan menurun tajam itu bisa sangat berbahaya. Sebab pesepeda sering terlena dengan kecepatannya. Sedangkan kita sering tidak hafal medan. Membuat kita terkadang kaget saat jalanan berbelok tajam.
Menurut saya, ada lima hal yang membuat tanjakan dan turunan makin berbahaya. Membuaat kita harus ektra konsentrasi ketika melewatinya. Berikut kelima hal tersebut:

1. Tingkat Kecuraman
Semakin curam tanjakan-turunannya maka skill dan kemampuan fisik pesepedanya harus kian mahir. Sebaiknya tidak langsung mencoba tanjakan yang terlalu ekstrem kemiringannya. Khususnya bagi teman-teman yang masih baru menggeluti hobi ini.

Pelajari detail tanjakan sebelum melewatinya. Bertanya kepada yang pernah melewati tentang apa saja yang perlu diwaspadai. Misal kemiringannya yang makin ke atas makin curam. Atau tanjakannya hanya ekstrem di lima kilometer pertama. Detail-detail kecil membantu kita lebih siap melewati rute tersebut.

2. Lalu Lintas
Biasanya, tanjakan curam itu berada di tempat yang sepi. Namun ada pula yang lokasinya cukup ramai. Makin gawat jika tanjakan curam itu banyak dilalui kendaraan bermotor. Sama seperti yang sepeda, kendaraan bermotor terkadang juga kesulitan melewati tanjakan. Terutama kendaraan berat.
Jadi, pesepeda harus pandai-pandai mengatur jarak apabila ingin mendahului atau didahului kendaraan berat. Suara kendaraan bermotor yang persis di belakang kita, memang membuat risi. Apalagi jika pengemudinya gemar menekan tombol klakson berulang-ulang.

Oleh karena itu, kita harus sabar dan tetap fokus mengayuh sepeda. Walau terkadang napas dan tenaga sudah pas-pasan.

3. Jalan Rusak
Tanjakan dan turunan sesekali di sisipi jalan rusak. Tentu sangat bahaya. Ketika di tanjakan justru lebih gampang. Tinggal turun dari sepeda. Lalu sepedanya didorong saja.

Nah, kondisinya lebih repot saat turunan. Jika kita tidak mengenal medan, kita tidak akan tahu di mana posisi lubang atau jalan yang rusak itu. Sekali lagi, pengenalan medan itu sangat penting. Jangan sungkan bertanya ke mereka yang sudah biasa ke rute itu.

4. Saluran Air
Ada beberapa tanjakan yang diawali dan diakhiri oleh saluran air. Saluran airnya terbentang selebar jalan. Sedangkan lubang kisi-kisi penutupnya lebih lebar dari ban sepeda. Yang seperti ini memang jarang, tapi ada.
Kalau ada saluran air seperti ini, kita harus berhati-hati ketika melintas. Waspada dengan keadaan sekitar. Saat melaluinya, kita harus serong terhadap besi penutupnya. Hal ini terkadang membikin bingung kendaraan lain. Jadi beri tanda sebelum melintas agar kendaraan lain paham.

5. Liur Ikan
Ya, liur ikan. Anda tidak salah baca. Saya juga baru tahu minggu lalu. Ketika bersepeda ke Malang Selatan. saya membaca papan peringatan yang sudah sangat kusam. Tak semua kata bisa terbaca. Yang tampak hanya tulisan "liur ikan....jalan licin".
Saya pun terheran-heran. Sebab papan itu berada di sebuah tanjakan. Yang gradiennya sekitar 15 persen. Ikan mana yang main air liur di gunung, pikir saya kala itu. Apakah ini benar-benar peringatan atau sekadar gurauan?

Ternyata papan peringatan tersebut bukan sekadar pajangan. Jadi, jalanan itu dilewati kendaraan yang membawa ikan segar setiap hari. Ada es yang menjaga agar suhunya tetap dingin dan ikan selalu segar.

Es ini pasti akan mencair. Kemudian airnya, yang bercampur dengan liur atau lendir ikan, akhirnya menetes sepanjang jalan. Terutama apabila kendaraan yang membawanya miring di tanjakan dan turunan. Air yang bercampur dengan liur dan lendir ikan ini seperti oli alami. Hal ini sangat spesifik, tapi nyata.

Jadi, walau kita suka turunan, tetaplah berhati-hati. Juga jangan menjadi benci tanjakan. Karena tanjakan dan turunan adalah satu kesatuan. Seperti mata uang, pasti punya dua sisi. Selamat bersepeda dan tetap hati-hati di jalan. (johnny ray)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 55


COMMENTS