ProCyclingStats pernah merilis sebuah data tentang tinggi dan berat rata-rata pembalap men elite di WorldTour pada 2017 lalu. Hasilnya, rata-rata pembalap memiliki tinggi 180.9 sentimeter. Sedangkan berat rata-ratanya adalah 68.9 kilogram.

Kini, gelar pembalap tertinggi di WorldTour dipegang oleh Conor Dunne dengan 204 sentimeter. Juara nasional Irlandia 2018 ini memperkuat Israel Cycling Academy pada balapan 2019. Ia sudah tampil pada Giro d'Italia 2019. Hanya saja ia gagal naik podium.

"Saya setinggi 2,04m. Itu setara dengan 82 cokelat merek smarties bila ditumpuk menjadi satu. Saya juga bisa memakan semua cokelat itu," canda Dunne dalam akun Twitter miliknya.

Dengan tinggi menjulang hingga melebihi dua meter, ukuran sepeda yang dikenakan Dunne pun berbeda dengan pembalap lainnya. Ketika masih membalap untuk An Post Chain Reaction, Vitus sebagai penyedia sepeda membuat kerangka dengan ukuran XXL 62 sentimeter.

Pembalap lain yang memiliki tinggi sama seperti Dunne adalah Guillermo Brunetta dari Argentina. Tak hanya tingginya yang menyentuh 204 sentimeter, pemegang empat gelar nasional Argentina ini juga memiliki bobot 97 kilogram. Tapi kariernya dihabiskan di Amerika Selatan.

Selain Dunne, dan Brunetta yang memiliki tinggi lebih dari dua meter, dunia juga mencatat Samuel Dumoulin sebagai pembalap terpendek di WorldTour tahun lalu. Tinggi Dumoulin adalah 159 sentimeter. Namun, rekor pembalap terpendek dipegang Vicente Belda (Spanyol) dengan 154 sentimeter.

Lantas, apakah tinggi badan juga berpengaruh terhadap prestasi pembalap di di lintasan?

Studi yang dilakukan ProCyclingStats pada 2017 menemukan, pembalap time trial rata-rata lebih tinggi daripada pembalap pro di WorldTour. Sebaliknya, para pembalap dengan tipikal climber rata-rata lebih pendek 1,6 sentimeter dari sprinter. Mereka juga lebih pendek 2,7 sentimeter dari rata-rata pembalap di WorldTour.

Namun, akan selalu ada pengecualian untuk aturan tersebut. Chris Froome, misalnya. Froome memiliki tinggi 1,86 meter. Ia jauh lebih tinggi dari para rivalnya di Grand Tour. "Faktor kuncinya bukanlah tinggi, tetapi kekuatan, dan rasio kekuatan terhadap berat Anda," tulis Colin Henrys dari BikeRadar.(mainsepeda)

Populer

Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 4: Fenomenal! Cyclist Tertua Rebut Juara Umum
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 3: Carter Bettles Taklukkan Raja Tanjakan di Final Sprint
Kolom Sehat: Sebelum Bentang Jawa 2025
London-Edinburgh-London: John Boemihardjo Target Finish di Bawah 100 Jam
Daftar 20 Tim Peserta Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Dari Eropa Hingga Tanah Air
John Boemihardjo: Sepeda Minimalis untuk London-Edinburgh-London 1.500 Km!
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 1: Jeroen Meijers Mendominasi Etape Pembuka
Tour de France 2025: Empat Kali Juara, Pogacar Ancam Rekor Para Legenda!
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 2: Fransesco Carollo Menang Sprint, Swatt Club Merajalela!
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan