Perang Bintang di UAE Tour Perdana

| Penulis : 

Kalender WorldTour 2019 berlanjut dengan UAE Tour, yang berlangsung tujuh etape mulai Minggu, 24 Februari ini. Tidak tanggung-tanggung, lomba hasil merger antara Abu Dhabi Tour dan Dubai Tour ini langsung menghadirkan para bintang terbesar cycling dunia. Baik itu sprinter maupun climber!

Lihat saja daftar pesertanya. Dari barisan sprinter, hampir semua nama besar ada di Timur Tengah pekan ini. Skuad “tuan rumah,” UAE Team Emirates, menurunkan dua peluru utamanya sekaligus. Yaitu Fernando Gaviria dan Alexander Kristoff. Mereka akan menghadapi Marcel Kittel (Katusha-Alpecin), Sam Bennett (Bora-Hansgrohe), Elia Viviani (Deceuninck-QuickStep), Caleb Ewan (Lotto-Soudal), dan Mark Cavendish (Dimension Data).

Dari barisan general classification alias climber lebih seram lagi. UAE Team Emirates menurunkan Dan Martin. Lawan-lawannya? Tom Dumoulin (Team Sunweb), juara dunia Alejandro Valverde (Movistar), Richie Porte dan Bauke Mollema (Trek-Segafredo), Primoz Roglic (Jumbo-Visma), serta Vincenzo Nibali (Bahrain-Merida).

Juara Tour de France empat kali, Chris Froome, juga dijadwalkan hadir. Tapi dia mengundurkan diri pada momen terakhir karena belum pulih usai mengikuti Tour Colombia baru-baru ini.

Penggemar Team Sky tidak perlu khawatir, karena tim ini tetap menurunkan skuad super. Mengandalkan Michal Kwiatkowski dan Gianni Moscon untuk mengejar kemenangan GC.

Mengapa UAE Tour bisa begini heboh? Tentu saja kekuatan uang untuk mendatangkan bintang berpengaruh. Namun, ada beberapa alasan lain mengapa lomba ini jadi atraktif bagi para bintang.

Pertama, jadwalnya tepat sepuluh pekan sebelum grand tour pembuka 2019, Giro d’Italia. Jadi ini adalah lomba yang ideal untuk pemanasan.

Kedua, rutenya memberi kesempatan bagi semua bintang. Ada tiga etape untuk sprinter, ada tiga etape untuk climber. Plus etape pembuka berupa team time trial (TTT) sejauh 16 km.

Tanjakan? Ya. Walau di padang pasir, ada tiga tanjakan kunci yang akan jadi penantang para bintang. Yaitu Jebel Hafeet, Hatta Dam, dan –yang terbaru-- Jebel Jais.

Tanjakan yang disebut terakhir itu punya daya tarik khusus. Panjangnya 20 km dengan kemiringan rata-rata 6 persen. Mirip dengan tanjakan-tanjakan yang akan dihadapi para climber di arena grand tour.

Para bintang pun mengaku menghadapi lomba ini secara serius. Bukan sekadar pemanasan (atau cari uang tambahan). “Ini ajang WorldTour, jadi tentu saja bukan sekadar pemanasan. Ini lomba yang ingin kami menangkan. Minimal meraih hasil GC yang baik,” pungkas Tom Dumoulin, juara Giro d’Italia 2017. (mainsepeda)

 

Populer

Criterium du Dauphine 2025, Etape 8: Pogacar Raih Gelar Juara Umum
Criterium du Dauphine 2025, Etape 7: Pogacar Semakin Dekat Juara Umum
Jajal Rute Dholo KOM, Wakapolda Jatim Tanpa Nuntun
Nggravel Blitar 2025: Medali Tanah Liat dan Performance T-Shirt Nuansa Historikal
Nggravel Blitar 2025: Berburu Cyclocomp iGPSport BiNavi Sembari Liburan Keluarga Seru
Criterium du Dauphine 2025, Etape 6: Pogacar Menang, Vingegaard Kewalahan
Nggravel Blitar 2025: Rehat Ngopi di De Karanganjar, Finis Makan Masakan Mak Ti 
Kolom Sehat: Dauphine dan Kegelisahan 
Tour de Surakarta Kembali Digelar, Ajak Peserta Kenali Budaya Solo
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan