Biasanya, normalnya, sepeda dirakit menggunakan komponen yang “satu aliran.” Tapi, tidak jarang pula orang merakit sepeda berdasarkan komponen yang ada. Tidak harus matching, yang penting jadi sepeda. Nah, sepeda seperti ini sering mendapat julukan “Frankenstein,” karena “dihidupkan” dari komponen tak seragam.

Ternyata, sepeda “Frankenstein” juga terjadi di level balap tertinggi WorldTour. Paling tidak, itulah yang kelihatan pada sepeda-sepeda Eddy Merckx milik tim asal Prancis, AG2R La Mondiale.

Tahun ini, tim itu memang pindah suplier. Dari sepeda Factor pindah ke merek legendaris Belgia, Eddy Merckx. Namun, komponen-komponennya benar-benar bikin geleng-geleng kepala.

Lihat saja sepeda Eddy Merckx 525 yang ditunggangi Pierre Latour di Tour Down Under, yang berlangsung 13-20 Januari ini.

Frame-nya berlekuk keren dengan warna atraktif. Hitam dengan aksen biru dan putih AG2R. Wheelset-nya merek Mavic asal Prancis. Handlebar dan stem dari Deda Italia. Ban dari Vredestein Belanda. Sadel dari Fizik Italia tapi bartape-nya Lizard Skins dari Amerika. Bottle cage dan bidon dari Elite Italia.

Yang superseru adalah grupset-nya.

Pada dasarnya, Latour dan skuad AG2R La Mondiale menggunakan Campagnolo Italia. Hanya saja, mereka sepertinya tidak mendapatkan akses untuk Campagnolo Super Record 12-Speed terbaru.

Yang terpasang di sepeda Latour adalah shifter dan derailleur Campagnolo Super Record EPS 11-Speed, dipadu dengan rem Campagnolo Record varian terbaru.

Crank dan chainring mereka memakai Rotor dari Spanyol, lengkap dengan power meter-nya. Rantai adalah KMC dari Taiwan. Dan, yang paling menghebohkan, mereka memakai cassette (sproket) 11-28 Shimano Ultegra!

Memang, sproket Ultegra tergolong populer di arena balapan profesional. Banyak tim WorldTour –yang disokong Shimano-- memilih sproket ini walau memakai grupset Dura-Ace.

Tapi, memadukan sproket Ultegra dengan Campagnolo Super Record terbilang aneh untuk WorldTour!

Untung pemilihan warna dan lain-lain pada Eddy Merckx 525 ini tergolong elegan. Sehingga tidak kelihatan kalau ini adalah sebuah sepeda Frankenstein! (mainsepeda)

Foto : Jack Luke Immediate Media

 

 

Populer

Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 4: Fenomenal! Cyclist Tertua Rebut Juara Umum
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 3: Carter Bettles Taklukkan Raja Tanjakan di Final Sprint
Kolom Sehat: Sebelum Bentang Jawa 2025
London-Edinburgh-London: John Boemihardjo Target Finish di Bawah 100 Jam
Daftar 20 Tim Peserta Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Dari Eropa Hingga Tanah Air
John Boemihardjo: Sepeda Minimalis untuk London-Edinburgh-London 1.500 Km!
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 1: Jeroen Meijers Mendominasi Etape Pembuka
Tour de France 2025: Empat Kali Juara, Pogacar Ancam Rekor Para Legenda!
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 2: Fransesco Carollo Menang Sprint, Swatt Club Merajalela!
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal