Cyclist asal Bandung, Clara Patricia, tebak-tebak buah manggis ketika memutuskan mengikuti Mainsepeda Trilogy 2025. Pembalap 32 tahun ini memang tak akrab dengan kontur bersepeda di Indonesia, khususnya segmen nanjak di Jawa Timur. Hal ini karena ia telah lama tinggal dan menetap di Singapura. 

Clara datang untuk pengambilan race pack Antangin Bromo KOM 2025 bersama pasangannya yang warga negara Filipina, John Anthony, pada Kamis, 15 Mei 2025. 

Akan tetapi, ia tak datang hanya untuk mengambil race pack. Clara menggali informasi terkait Mainsepeda Trilogy, termasuk Bromo KOM, Kediri Dholo KOM, dan Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM. Namun, ia dibuat terkejut mengetahui gradiens puncak di Ijen. 

"Kira-kira yang paling susah itu, Bromo, Kediri, atau Ijen?" tanya Clara ke staf Mainsepeda. 

Baca Juga: Kepincut 'Naik Hajinya' Cyclist dan Magisnya Bromo

Usai dijelaskan mengenai curamnya tanjakan Ijen KOM yang memiliki kemiringan 31 persen, ia pun spontan terkejut. "Wah!" teriaknya sembari menjelaskan ke pasangannya. 

"Saya tidak bisa membayangkan tanjakan itu. Apakah kita harus merangkak?" celetuk Jhon. 

Clara sendiri akan masuk ke kategori women elite di Antangin Bromo KOM 2025. Ia akan bersaing dengan cyclist-cyclist nasional seperti Crismonita Dwi Putri, Maghfirotika Marendra, atau Chika Zerra. 

Meski buta medan dan persaingan, ia berharap dapat naik podium. Clara memang akrab dengan event-event Queen Of Mountain (QOM) di luar negeri dan tak jarang masuk tiga besar. Seperti runner up di Selangor KOM 2024 dan juara DRCC KOM Challenge 2023. Hebatnya, ia baru bersepeda pada era COVID-19 pada 2020 lalu dan tak lama setelahnya ia berlatih untuk lebih serius. 

"Berusaha podium, karena belum pernah event nanjak di Indonesia. Untuk Bromo KOM ini liat video saja untuk mempelajari," imbuhnya. 

Baca Juga: Men Elite Antangin Bromo KOM 2025 Wajib All-Out!

Sementara itu, Jhon mengaku sebagai penggembira di Antangin Bromo KOM 2025. Walau pernah mengikuti Bromo KOM pada 2019, kali ini ia ingin menikmati perjalanan saja. 

"Saya datang ke sini karena dipaksa oleh seseorang. Jadi saya hanya ingin menikmati perjalanan," jelas pria yang berdomisili di Singapura ini. (Mainsepeda)

Populer

LSR 2025 Surabaya Tampil Beda, Ada Aroma Gravel-nya
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Bentang Jawa Lunas
Sepuluh Produk Paling Saya Sukai 2019
Tips Merakit Gravel Bike dengan Harga Terjangkau
Cyclist Pair dari Tarakan Pulang Merantau demi EJJ 2026
Bentang Jawa 2025: Asupan Para Juara, dari Batagor hingga Ayam Krispi
SUB-PRO Diserbu Cyclist Indonesia dan Luar Negeri
Transportasi Banyak Opsi, Makin Mudah Menuju Banyuwangi
Inilah Tiga Rute Seru untuk Gravel Bike di Tangerang