Santai Tanpa Brutal dari Samarinda

| Penulis : 

Gowes santai adalah tujuan utama dari komunitas road bike asal Samarinda ini. Oleh karenanya, mereka menamai komunitas tersebut Gosan, akronim dari Gowes Santai. Tak ada latihan khusus, tak ada keinginan untuk bersaing di event-event sepeda nasional. Mereka hanya ingin menikmati olahraga bersepeda. 

Gosan Cycling Club (Gosan CC) lahir Juni 2020 lalu. Awalnya ialah komunitas sepeda gunung atau MTB. Menyesuaikan medan di kotanya yang lebih banyak offroad dan gravel. Namun, setahun berselang mereka berpindah haluan ke sepeda road bike.

"Awal mula hanya segelintir saja, 2-3 orang. Lebih main MTB karena banyak jalur blusukan tambang-tambang, tapi lama-lama capek kotornya lalu bermigrasi ke roadbike. Sudah tiga tahun ini," ungkap perwakilan Gosan CC, Adi Siswanto. 

Latihan rutin Gosan CC ketika loop di area kota Samarinda.

Saat ini, anggota Gosan CC berjumlah 24 cyclist. Mereka gowes bareng empat kali sepekan. Tiga kali gowes loop dalam kota dengan kombinasi coffee ride. Sisanya ialah gowes long ride di akhir pekan.

Sebagian besar rute berupa rolling-an naik turun dan jalur flat. Jarang ditemui jalan tanjakan dengan gradiens yang curam dan panjang di sekitar Samarinda.  

"Kalau kita di sini banyak rolling ya, paling ke arah Balikpapan di pertengahannya ada tanjakan 2,5 km, tapi curam. Tidak ada yang seperti di Jawa yang panjang," imbuhnya. 

Baca Juga: Journey To TGX 2024 Rute Anti Boring Terhindar dari Keramaian

Beberapa anggota ternyata gila tanjakan. Hal ini yang membuat mereka seringkali mengikuti event KOM (King Of Mountain) di daerah lain, khususnya di Jawa. 

Tapi karena alasan kesibukan, mereka tak mampu bersaing untuk podium. Bahkan mereka menyebut diri mereka 'Bondho Nekat'. Hal ini karena mereka serba nekat ketika mengikuti event kompetitif. Alasannya kurang maksimal berlatih. Yang penting lolos COT (Cut of Time) pun sudah bahagia. 

"Kita ini sekedar penghobi, jadi tidak ada latihan khusus strenght atau endurance. Tipe 'bondho nekat' saja, yang penting tahu mengatur agar tidak dehidrasi saja. Kita enjoy saja, menikmati suasana baru," kata perwakilan Gosan CC yang lain, Joy Adi Budianto. 

Bagi Gosan CC, bersepeda adalah olahraga yang menyenangkan. Namun, mereka tak ingin muluk-muluk. Bahkan saking santainya, mereka menuliskan #finishdiwarkop di jersey mereka. Merujuk kebiasaan setelah gowes yang wajib mampir warung kopi untuk bersantai sejenak.

"Dikarenakan kebiasaan kita di Samarinda setelah gowes selalu ke warkop tradisional untuk sekedar minum kopi susu atau teh susu dg roti bakar dan telor 1/2 matang," tutupnya. (Mainsepeda)

Populer

Criterium du Dauphine 2025, Etape 7: Pogacar Semakin Dekat Juara Umum
Criterium du Dauphine 2025, Etape 6: Pogacar Menang, Vingegaard Kewalahan
Kolom Sehat: Dauphine dan Kegelisahan 
Jajal Rute Dholo KOM, Wakapolda Jatim Tanpa Nuntun
Nggravel Blitar 2025: Berburu Cyclocomp iGPSport BiNavi Sembari Liburan Keluarga Seru
Trik Sepeda Unbound Gravel 2025: Ban Makin Lebar, Eksperimen Dua Pentil
Nggravel Blitar 2025: Rehat Ngopi di De Karanganjar, Finis Makan Masakan Mak Ti 
181 Cyclist Starter Bentang Jawa 2025
Tour de Surakarta Kembali Digelar, Ajak Peserta Kenali Budaya Solo
Criterium Dauphine 2025, Etape 5: Jake Stewart Menang, Evenepoel Terselamatkan