Kesalahan Cyclist Pemula: Duduk Mengangkang, Celana Dalam, atau...

Senang rasanya melihat semakin banyak orang menekuni olahraga sepeda. Semakin banyak orang peduli kesehatan, semakin banyak orang berani merasakan hobi yang bisa "menyiksa" ini.

Namun, penghobi baru bisa berhenti apabila terjadi sesuatu yang tidak dia harapkan. Atau tidak dia sukai. Sesuatu yang sebenarnya bisa dihindari apabila dia mendapat panduan atau masukan yang tepat sejak awal.

Berikut beberapa hal mendasar yang biasanya dialami cyclist pemula. Kalau ini bisa dihindari sejak awal, dia mungkin bisa lebih menikmati hobi ini dan kemudian merasakan manfaatnya lebih jauh.

1. Posisi Sadel dan Handlebar

Ini paling mendasar. Tidak sedikit cyclist pemula salah beli ukuran sepeda. Atau, tidak mendapatkan masukan tepat soal posisi bersepeda yang benar.


Pastikan tinggi sadel dan ukuran sepeda yang tepat.

Sering sekali kelihatan di jalan seorang pesepeda posisi sadelnya terlalu rendah atau terlalu tinggi. Atau Posisi tangannya terlalu lurus atau terlalu jauh ke handlebar.

Kalau begini, sang pemula bisa merasa tidak suka sejak awal. Merasa sudah keluar uang beli sepeda tapi tidak menikmatinya. Padahal yang salah ukuran sepeda atau setelan ukurannya.

 

2. Putaran Kaki Becak

Sangat mudah melihat siapa cyclist berpengalaman, siapa yang pemula. Dari caranya memutar pedal. Yang berpengalaman tahu bagaimana memutar cepat (high cadence) pedal, karena itulah cara paling efisien untuk melaju cepat.


Clipless pedal lebih efisien.

Nyaman di putaran 80-100 rpm. Sedangkan pemula kadang belum tahu cara memakai gir, sehingga terus memutar pelan tapi dengan tenaga besar. Maaf, seperti putaran pedal pengemudi becak.

Bukan hanya lebih berat, putaran pelan ini juga membuat kaki lebih cepat lelah/kaku. Sama seperti naik mobil manual, cyclist harus tahu bagaimana menggunakan gir-gir pada sepedanya, untuk mencapai putaran kaki dan kecepatan yang ideal.

 

3. Posisi Kaki Mengangkang

Satu lagi indikator cyclist itu pengalaman atau tidak. Yaitu dari posisi kaki dan lututnya saat memutar pedal. Yang pengalaman, posisi lutut lurus atau agak masuk ke dalam (knees in). Yang pemula, dan biasanya yang berbadan agak gemuk, biasanya posisi lututnya membuka ke luar (mengangkang).


Usahakan posisi kaki tidak mengangkang saat gowes.

Posisi paling ideal adalah lutut selurus mungkin. ini membuat gerakan badan lebih efisien. Kalau terlalu mengangkang, atau terlalu ekstrem ke dalam, bisa mengakibatkan sakit pada kaki, engkel, dan lutut.

Karena kaki mengangkang bisa jadi kebiasaan, salah satu cara untuk selalu mengingatkan adalah menempel pesan tulisan di stem, berbunyi "Knees In!". Supaya kita selalu ingat untuk memperbaiki posisi pedaling.


Selalu ingatkan diri supaya posisi lutut lurus tidak mengangkang.

 

4. Jangan Pakai Celana Dalam

Sulit dipercaya, ini kesalahan yang begitu umum di Indonesia. Kadang seseorang sudah aktif sepedaan berbulan-bulan, dia belum sadar kalau selama ini dia tidak merasa nyaman karena celana dalamnya. Percuma beli bib short termahal seperti Rapha, kalau masih dilapis pakai celana dalam.


Jangan kenakan celana dalam saat memakai bibshort sepeda.

Bib short dirancang untuk dipakai langsung, tanpa celana dalam. Kalau dirangkap celana dalam, bisa mengakibatkan gesekan-gesekan di sekitar bagian sensitif. Buka membuat sakit, bahkan luka.

 

5. Jatuh Lupa Lepas Cleat

Kalau belum pernah jatuh, belum hobi sepedaan. Beruntung, banyak kejadian jatuh terjadi saat kecepatan (sangat) pelan. Yaitu ketika kali pertama membiasakan diri menggunakan clipless pedal. Biasanya lupa melepas cleat saat sepeda akan berhenti, sehingga terjatuh saat sepeda berhenti dan kita kehilangan keseimbangan.

Saya pernah merasakannya beberapa kali. Yang pertama sangat memalukan, di tengah-tengah perempatan ramai saat sedang lampu merah. Banyak pemakai jalan lain tertawa-tawa melihatnya.

Tapi tidak apa-apa, itu membuat saya lebih cepat belajar menyesuaikan diri. Dan ada seorang tokoh sepeda Inggris bercanda, aturannya adalah jatuh lima kali sebelum benar-benar hafal cara memakai cleat. Jangan khawatir, lima kali itu akan tergolong "jatuh bodoh" yang tidak berbahaya.

Dan bagaimana pun, memakai clipless pedal sangat disarankan. Jauh lebih efisien daripada pedal biasa. Jangan lupa memasang cleat pada sepatu dengan tepat, bagian tengahnya lurus dengan tulang keras di belakang ibu jari kaki kita.

 

6. Lupa Helm dan Kacamata

Lupa bawa helm ini bukan sekadar kesalahan pemula. Banyak senior lupa juga. Gara-gara sudah pakai topi atau penutup kepala, lupa kalau helm belum dipasang. Dan berkali-kali saya selalu mengingatkan, helm itu luar biasa pentingnya.


Helm dan kacamata bukan sekadar fashion.

Saya sendiri sudah beberapa kali memecah helm karena kecelakaan, dan bersyukur kepala saya tidak apa-apa. Bahkan saat gowes santai pun biasakan pakai helm. "Saya hanya gowes untuk sehat" bukanlah alasan untuk tidak pakai helm!

Kacamata juga begitu. Tujuannya bukan hanya untuk fashion. Tujuannya juga untuk melindungi mata dari barang-barang berseliweran di jalan. Mulai serangga hingga debu dan kerikil! Sunglasses juga membantu melindungi mata dari cahaya matahari, bahkan membantu melihat jalan lebih jelas.

 

7. Terlalu Banyak Berhenti

Esensi dari hobi sepeda adalah berusaha menuntaskan rute dan jarak dalam waktu yang efektif, untuk memaksimalkan manfaat kesehatan (atau meningkatkan performa). Bukan dengan berapa banyak berhenti untuk makan, minum, dan nongkrong.


Jangan sampai nongkrong lebih lama dari bersepedanya.

Percuma keluar rumah dua jam kalau berhentinya satu jam. Anda tidak akan mendapatkan manfaat yang seharusnya didapatkan dari hobi ini. Kejarlah riding time yang optimal. Bukan elapsed time-nya.

 

8. Maksimalkan Fungsi Gadget

Gadget sepeda ada tujuan dan manfaatnya. Bukan sekadar untuk fashion. Pastikan Anda paham cara memakai Garmin atau bike computer lain, serta aksesorinya seperti heart rate monitor (HRM) dan lain-lain. Pakailah HRM strap langsung ke kulit, sebelum baselayer atau jersey. Alangkah mubazirnya membeli gadget termahal kalau gowesnya hanya pergi ke kafe di dekat perumahan.

 

9. Kantong Jersey dan Tas Sepeda

Idealnya, bersepeda untuk road adalah mengenakan jersey yang cenderung body fit atau agak ketat. Tujuannya, selain untuk membantu aerodinamika, juga untuk keselamatan. Sehingga baju tidak mudah tersangkut hal-hal yang tidak terduga.


Maksimalkan kantong jersey.

Maksimalkan juga kantong di belakang. Tidak perlu pasang banyak tas sepeda. Banyak pemula memasang tas sepeda di handlebar, belakang sadel, juga bawah top tube. Padahal dia hanya gowes satu jam tidak terlalu jauh dari rumah!

 

10. Jangan Malu Gabung Kelompok Lain

Bersepeda seharusnya mempertemukan banyak orang. Jangan malu atau takut bergabung dengan kelompok/komunitas yang lebih pengalaman. Anda bisa banyak belajar dari mereka yang pengalaman.

Mungkin Anda akan digoda atau dikerjai, tapi kalau Anda tahan mental, Anda bisa mendapatkan banyak teman hebat dan inspiratif. Ya, ada kelompok yang cenderung eksklusif, bahkan sombong. Tapi biasanya tidak banyak. Rata-rata cyclist senang punya teman dan relasi baru!

Mungkin, masih banyak lagi hal-hal yang dialami pemula, yang mungkin bisa dihindari. Tapi sepuluh di atas mungkin sudah cukup untuk membantu Anda mengawali hobi dengan ideal.

Selamat bersepeda, selamat menikmati hobi yang luar biasa ini! (azrul ananda)

Foto: Dok Mainsepeda / Dewo Pratomo / Dok Team Gowes Pagi Manokwari


COMMENTS