Merasakan Pantani Climb dan Tanjakan Sembilan Bukit

Italia tidak pernah mengecewakan. Selalu membuat saya kagum. Bahasanya romantis, terdengar merdu di telinga. Kotanya eksotis dengan dekor bangunan yang khas. Pemandangannya indah dengan gunung dan hutan. Udaranya hangat sejuk dingin semuanya menyatu, apalagi saya ke Italia bulan September.

Cycling trip kali ini, saya bersepeda di dua kota yang berbeda. Satu di pegunungan Dolomiti di kota Corvara. Di Dolomiti saya gowes dengan rute Sella Ronda dan menanjak ke Passo Giau. Ini kali kedua saya ke Dolomiti tapi tetap kagum akan keindahannya.

Saya di kota Corvara di pegunungan Dolomiti.

Dan dilanjutkan beberapa hari kemudian bersepeda di kawasan pantai di kota Getteo a Mare, daerah Emilia Romagna. Ternyata tak kalah serunya. Kota kecil ini hanya 3,5 jam dari pusat kota Milan menggunakan mobil. 

Kawasan kota Getteo a Mare, Emilia Romagna.

Setiba di kota kecil di kawasan Emilia Romagna ini saya langsung mencari informasi rute bersepeda. Hari pertama, hari Jumat, saya gowes menuju kota Montevecchio.

Di sana, terdapat tanjakan terkenal yang biasa digunakan oleh pebalap legendaris, Marco Pantani latihan. Dia naik turun di tanjakan ini berulang kali.

Saya ingin merasakan tanjakan itu. Tidak panjang. Hanya 4,28 km dengan gradien rata-rata 7 persen dan maksimal 20 persen. Di sepanjang aspal hitam nan mulus dengan kiri kanan kebun anggur itu terdapat banyak tulisan nama Pantani dan tulisan berbahasa Italia yang memberi semangat.

Di akhir tanjakan ada batu besar berhiaskan foto sang legenda balap berjuluk il Pirata siap menyambut siapapun. Dan digunakan sebagai spot foto penanda “pencapaian” pribadi cyclist.

Puas mencoba dua kali naik turun di tanjakan Pantani ini, saya balik ke hotel. Lumayan, 85 km dengan total elevasi 900 meter saya dapatkan hari itu. Malamnya, saya dapat info bahwa Nairo Quintana, pembalap Movistar akan balapan melewati jalan itu, esoknya hari Sabtu.

Ketika hari Sabtu, Quintana mengikuti one day race bernama Memorial Marco Pantani sebagai pemanasan sebelum mengikuti World Championship di Innsbruck, Austria, saya mencari rute baru.

Saya putuskan gowes “agak berat”, 132 km melewati rute yang biasa digunakan oleh Nove Colli Gran Fondo. Salah satu even bersepeda yang terkenal di Italia. Rute ini melewati naik turun sembilan bukit.

Kawasan Nove Colli Gran Fondo.

Start jam tujuh pagi dari hotel dan gowes dua kilometer menuju titik start Nove Colli Loop. Setelah mulai gowes naik turun bukit, salah satu bukitnya digunakan oleh Ironman Emilia Romagna. Namanya tanjakan Bertinoro. Panjangnya hanya 2,2 km dengan gradien rata-rata 6 persen dengan maksimal 18 persen.

Tapi paling berat adalah tanjakan yang keempat yaitu Barbotto. Panjangnya 3,5 km dengan gradient rata-rata 10 persen dan konstan menanjak terus. Soal pemandangan? Jangan ditanya. Tidak ada yang jelek! Apalagi rute Nove Colli loop ini mengitari gunung satu ke gunung lainnya.

Karena gowes sendirian, saya tidak repot harus berdiskusi atau berdebat kapan stop untuk makan. Atau memutuskan makan apa. Saat berada di kilometer 85 saya lihat restoran kecil yang sangat lokal. Tentu menu yang saya pilih adalah spagheti al ragu, khas Bologna. Enak sekali, benar-benar rasa lokal. Saya sangat menikmati kesendirian di tengah pegunungan indah ini!

Ketika perjalanan berakhir, saya upload data perjalanan ke aplikasi Strava, hasilnya lumayan menanjak setinggi 2.066 meter! Total sekitar delapan jam saya gunakan untuk menyelesaikan rute ini.

Tidak hanya sembilan tanjakan yang menyiksa. Tapi angin dan panasnya hari itu yang membuat babak belur. Memang Emiglia Romagna ini berada di pantai sehingga panas bisa mencapai 35 derajat celcius.

Bayangkan, ketika di jalur flat, gowes dengan kecepatan 30 km/jam saja beratnya minta ampun. Tapi semuanya itu adalah pengalaman indah yang saya nikmati.

Memang, Italia sangat cyclist friendly. Jalanannya mulus, tidak ada traffic light, dan mobil maupun motor sangat respect terhadap cyclist. Tak salah kalo kawasan Emiglia Romagna ini dijuluki “The Land of Cycling”. Anda harus mencobanya suatu hari nanti! Saya mau jadi guidenya, kok… wkwkwkwk…*

 

 

 


COMMENTS