Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memperingati Dirgahayu Republik Indonesia (RI) ke-79 dengan menggelar acara gowes bareng. Salah satunya ialah menggelar event gowes bertema Pedalling For Freedom digelar pada Minggu pagi, 25 Agustus 2024. 

Acara ini awalnya merupakan hasil aspirasi dari masyarakat pecinta sepeda di Malang. Mereka ingin adanya event bersepeda digelar secara rutin. Dan akhirnya keinginan tersebut diamini oleh Pemkot Malang. Kali ini event gowes sekaligus untuk merayakan Dirgahayu Republik Indonesia ke-79.

Sebelumnya Pemkot Malang juga menggelar event yang sama, yakni Rolling Into 110 years: Join Malang's Bike Festivity pada Mei lalu. Ternyata animo publik membludak. Yang awalnya ditargetkan hanya diikuti 100 cyclist, tapi pada hari penyelenggaran diikut 500 peserta. 

"Bagi saya ini berkah luar biasa. Saya baru dilantik dua minggu lalu, tapi saya bisa banyak menyaksikan kegiatan yang luar biasa ini," kata PJ Walikota Malang, Iwan Kurniawan. 

Pedalling For Freedom total menempuh jarak sejauh 79 Km. Identik dengan usia Republik Indonesia. Elevasinya 1.079 meter dan ada 79 outlet UMKM yang turut meramaikan acara ini. 

Founder Mainsepeda Azrul Ananda mengaku event sepeda di Malang selalu berkesan untuknya. Azrul pun berharap kegiatan yang sama rutin digelar oleh Pemkot Malang di masa mendatang. 

"Ini kedua kalinya saya datang ke Malang tahun ini untuk acara bersepeda. Selalu meriah, selalu hangat. Kadang-kadang event itu meriah besar, tapi tidak hangat. Dua kali di sini tapi komunalnya sangat terasa. Semoga semakin banyak event dan semakin rutin ," kata Azrul. 

Pedalling For Freedom tak hanya gowes bareng menikmati suasana kota Malang. Tapi juga menyisipkan event mini KOM (King of Mountain). Rutenya sejauh 14 Km yang finis di puncak Amarta Hills. Gradiens-nya pun mencapai dua digit.

Di kategori Men Elite, Muhammad Syelhan Nurrahmat menjadi finisher terdepan. Laju cyclist 19 tahun ini dibuntuti oleh Muhammad Abdurrohman dan Agung Ali Shahbana yang mengisi podium tersisa. Sedangkan kelas Women Elite dikuasai oleh Crismonita Dwi Putri. 

"Saya memang suka tanjakan tinggi sekali. Tapi saingannya tadi berat, ketemu mantan atlet semua," ungkap Syelhan.  

Selain berjalan seru, gelaran Pedalling For Freedom juga banjir doorprize. Satu buah motor dan frame Wdnsdy AJ 1 menjadi hadiah utamanya. Khusus frame sepeda, Wdnsdy menyiapkan edisi terbatas Merah-Putih yang hanya diproduksi 1 saja. Dan hadiah tersebut didapatkan oleh Syauqy Rabbaniyassalam Sayekti. Cyclist muda asal Jombang. 

"Seminggu terakhir kenceng doanya. Bersyukur diberikan frame, ini hoki paling baik untuk saya," kata Syauqy. 

Karena ini limited edition, pihak Wdnsdy Bike awalnya sempat gundah untuk memilih ukuran frame. Akhirnya dipilih ukuran 53. Dan ternyata ukuran tersebut cocok dengan Syauqy. 

"Rezeki saya karena ukurannya pas. Saya pasti pakai karena ini ukuran saya," imbuhnya. 

Event Pedalling For Freedom juga dimanfaatkan oleh Pemkot Malang untuk meningkatkan program sport tourism. Malang memang sudah dikenal sebagai lokasi tujuan wisata. Tapi dengan potensi geografis, kota ini cocok untuk event sepeda. (Mainsepeda)

Populer

Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 3: Carter Bettles Taklukkan Raja Tanjakan di Final Sprint
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 2: Fransesco Carollo Menang Sprint, Swatt Club Merajalela!
Daftar 20 Tim Peserta Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Dari Eropa Hingga Tanah Air
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 1: Jeroen Meijers Mendominasi Etape Pembuka
John Boemihardjo: Sepeda Minimalis untuk London-Edinburgh-London 1.500 Km!
Tour de France 2025: Empat Kali Juara, Pogacar Ancam Rekor Para Legenda!
Preview TdBI 2025: Tanpa Etape Flat, Segmen Paving Stone, Ditutup dengan Tanjakan HC
Kediri Dholo KOM 2025: Cyclist Otodidak Tempel Ketat Pemuncak Klasemen Men Age 30-34
Hadiah 500 Ribu Euro untuk Yellow, Hanya 25 Ribu Euro untuk Green
Tips Setting Rantai Hub Gear dan Lepas Roda Belakang Brompton