Kolom Sehat: Sisi Lain Bromo

Libur telah usai, sebentar lagi Bromo KOM X akan digelar. Beberapa waktu sebelum puasa, saya sempat ke Wonokitri, tempat di mana Bromo Kom diadakan. Jalannya masih sama. Masih miring. Dan masih berat. Tidak ada tanda-tanda akan diratakan dalam waktu dekat.

Jadi bagi para peserta event Bromo KOM X, berlatihlah. Berlatih untuk perlombaannya atau berlatih untuk lolos dari cut off time (COT).

Untuk menuju puncak gunung Bromo ada beberapa jalan dan view-nya berbeda-beda pula. Yang biasa dilalui Bromo KOM adalah rute yang dari Pasuruan. Puncaknya biasa disebut Wonokitri. Jalannya cenderung lebar walau nanti kurang beberapa kilometer ada beberapa jalan yang longsor kadang. Meskipun biasanya setelah longsor juga lansung diperbaiki oleh dinas terkait.

Dan pernah satu lagi rute yang pernah saya lewati adalah Bromo dari arah Probolingggo. Kalau kita bilang, jalur Lava View. Pernah saya lewati ketika saya gowes bersama komunitas Freedom waktu itu. Dan baru beberapa hari lalu saya berkesempatan mencoba jalan lain ke atas Gunung Bromo. Yang dari arah Malang atau biasa dibilang rute Jemplang.

Warung di jalur ke puncak Bromo dari Malang

Kalau dari Malang hanya sekitar 30 km saja. Hanya. Tapi menurut saya, rute ini adalah rute yang komplit. Kita bisa bersepeda on saddle dan off saddle. Yang dimaksud off saddle adalah tidak di di atas sadel alias nyurung atau mendorong.

Saya tidak tahu berapa persen kemiringan pastinya, tapi yang pasti panjanggggg dan tidak selesai-selesai rasanya. Semakin dekat puncak semakin miring rasanya jalannya. 

Tapi di sisi Bromo yang ini seringkali jalannya tidak lebar hingga bila kendaraan roda empat harus bergantian lewatnya karena kondisi jalan tidak cukup lebar untuk mereka berpapasan. 

Menurut cyclocomp saya, elevasi saya 1.800-an, 900 meter elevation gain-nya di atas sadel dan sisanya mix on-off sadle wkwkwkwkwk.

Jalan menyempit membuat peluang tuntun sangat besar.

Tapi sebagai pembelaan saya, karena kondisi jalan yang begitu sempit menurut saya untuk beberapa bagian, apalagi setelah jarak ijo, bila Anda tidak cukup kuat bersepeda nanjak dengan lurus maka lebih baik didorong saja apalagi bila ketika anda naik bersamaan dengan hari wisata sedunia. Wkwkwk. 

Setelah bersepeda dari bawah Anda akan sampai pada Coban Pelangi. Di sini ada warung tempat makan yang terakhir sebelum naik. Untuk ke atas mungkin hanya 9 km saja dari sini tapi 9 km-nya akan Anda tempuh cukup lama.

Di puncaknya nanti ada tempat kuliner dan cafe 360 orang menyebutnya. Tapi, nama yang tertulis Bromo Hillside. 

Sisi Bromo mana yang paling baik? Itu kembali ke masing masing. Yang penting yang Anda harus ingat, dari tiga jalan yang pernah saya coba, tidak ada yang landai wkwkwk.

Selamat berlatih untuk yang ikut Bromo KOM X. Kalau Anda tidak ikut ya tetap sepedan biar tetap sehat. Sekian.


COMMENTS