Cerita EJJ 2024 1500: Banyak Terbantu, Dzaki Apresiasi Keramahan Warga Jawa Timur

Dzaki Wardana belum menemukan performa terbaiknya hingga hari keempat East Java Journey (EJJ) 2024. Serangkaian masalah yang muncul membuat perjalanannya tak mulus.

Menyandang status sebagai cyclist yang pengalaman di ultra cycling, termasuk menjadi Top 5 di Trans Am Bike Race, nama Dzaki Wardana sebenarnya masuk dalam list unggulan juara. Ia sempat digadang-gadang sebagai salah satu kandidat juara umum.

Namun ternyata prediksi itu meleset. Gelar finisher pertama East Java Journey (EJJ) 2024 sudah dipastikan jatuh di tangan Zidan Attala.

Zidan dan Dzaki sama-sama masuk kelompok umur Men 39 and under

Baca Juga: 1500 EJJ 2024 Update - Hour 92: Finis Kedua Men 39 and Under, Hadi Tombro Disambut Rice Cooker

Di hari pertama, Dzaki sebenarnya masih favorit juara pertama. Ia berhasil melesat jauh bersama Handika. Kebetulan Handika dan Dzaki berada di kelompk usia berbeda.

Handika masuk kelompok Men 40 and up. Sedangkan Dzaki, Men 39 and under.

Artinya, jika saat itu keduanya terus beriringan hingga akhir, dipastikan mereka sama-sama keluar sebagai juara di kelompok usia berbeda.

Tapi di akhir hari pertama, petaka datang pada Dzaki. Ban sepedanya pecah. Bukan satu. Tapi langsung dua. Ia sempat kesulitan menangani masalah itu karena alat untuk mencungkil ban yang ia bawa malah patah.

Namun di sinilah hikmahnya datang. Dari kejadian itu ia merasakan betapa hangat dan ramahnya masyarakat Jawa Timur. Ia merasakan banyak warga yang spontan menawarkan bantuan.

Baca Juga: No. 1 Finis East Java Journey 2024 Kategori 1.500 Km, Zidan Juara Men 39 and Under

"Ada bapak sedang berboncengan sepeda motor dengan istri dan anaknya, sempat berhenti dan menawarkan bantuan. Namun karena tidak ada toolkit sama sekali, jadi tidak bisa," ujarnya.

Bantuan kemudian datang dari orang lain lagi. Orang itu membawa perbekalan yang dibutuhkan untuk mengganti ban sepeda Dzaki. Berhasil.

Dzaki coba mengejar ketertinggalan. Di depannya ada Trihadi "Tombro" Siswanto, Bambang ”Bembenx” Anggoro Jati, dan Zidan Attala. Kebetulan, Handika yang sebelumnya memimpin bersama Dzaki juga mengalami masalah. Ia nyasar keluar jalur cukup jauh akibat bike comp-nya rusak.

Cobaan yang dialami Dzaki bukan itu saja. Selang sehari setelahnya, giliran lampu sepedanya mengalami kerusakan.

Hal ini membuatnya menunda perjalanan di malam hari. Dan puncaknya terjadi masalah di kabel shifter gearnya putus pada hari ketiga, Rabu 28 Februari 2024.

Di hari keempat ia kembali menghadapi masalah. Kali ini bukan pada sepedanya, tapi fisiknya. Ia tiba-tiba merasakan denyut jantungnya yang rendah. Ia merasa sangat tidak bertenaga. Kejadian itu berlangsung di Tulungagung. 

Dzaki memilih tak memaksakan diri. Ia meminta memanggil Tim Medic Mainsepeda. Setelah dicek, Dzaki memutuskan beristirahat sejenak di penginapan. Dengan dikawal Tim Medic Mainsepeda, Dzaki mendapatkan penginapan di Tulungagung.

Baca Juga: Cerita EJJ 2024 1500: Banyak Terbantu, Dzaki Apresiasi Keramahan Warga Jawa Timur

Tak lama setelah check in di hotel itu, eh ada warga datang. Ia mendengar kabar Dzaki Wardana drop. Warga itu membawakan duren. Harapannya gula pada duren yang cukup tinggi bisa mengembalikan performa Dzaki.

Dzaki terharu. Ia merasa setiap masalahnya selalu dapat terselesaikan dengan bantuan warga. "Salut saya. Warga Jawa Timur itu ramah dan baik. Terbukti masalah yang saya hadapi di kota berbeda selalu saja ada orang datang membantu," ujarnya. 

Mengenai target di EJJ 2024 ini, Dzaki mengatakan akan realistis. "Masih belum berani bilang target, harus melihat kondisi dan kita lihat nanti," ujarnya.(mainsepeda)


COMMENTS