Debat Abadi Helm: Aero versus "Adem"

| Penulis : 

Konsep "aero" untuk produk-produk sepeda baru populer dalam sepuluh tahun terakhir. Sepeda aero, jersey aero, komponen aero, juga helm aero. Bicara soal helm, aero masih tetap dapat perlawanan ketat dari aliran "tradisional". Yaitu helm yang mengutamakan bobot ringan dan kenyamanan.

Untuk 2024, persaingan helm aero versus helm "adem" masih berlanjut. Minimal di awal tahun ini, sudah ada dua merek besar menampilkan produk baru yang berseberangan. Kask dengan helm aero baru yang menutupi sebagian telinga, Lazer dengan varian Z1 terbaru yang mengutamakan ventilasi dan keringanan.

Helm baru Kask ini secara resmi belum dirilis. Tapi sudah mencuri perhatian saat dipakai oleh para pembalap Ineos Grenadiers saat training camp. Khususnya oleh juara dunia time trial dua kali Filippo Ganna, yang selama ini dikenal sangat detail dalam hal aerodinamika.

Filippo Ganna mengenakan helm terbaru Kask.

Sekilas, bentuknya mirip helm aero Utopia lama. Seluruh kepala hampir tertutup, membantu aliran angin lewat lebih cepat. Hanya ada beberapa lubang kecil di depan untuk ventilasi.

Perbedaan paling mencolok ada di bagian samping. Hingga menutupi bagian atas telinga. Tujuannya sudah pasti untuk semakin meningkatkan nilai aerodinamika. Seperti apa dan penjelasannya bagaimana, kita harus menunggu sampai helm ini resmi dirilis.

Di sisi seberang, Lazer --merek helm di bawah Shimano-- kembali merilis seri Z1. Varian terbaru ini, Z1 KinetiCore, disebut tetap memikirkan semuanya. Mencari kombinasi/kompromi terbaik antara aerodinamika, ventilasi, bobot, dan nilai safety.

Lazer mengklaim beratnya hanya sekitar 220 gram. Tergolong sangat ringan. Juga disebut mendapatkan nilai bintang lima dalam tes independen keselamatan oleh Virginia Tech (universitas).

Fitur utamanya adalah KinetiCore, menggantikan Mips. Helm yang memakai tambahan fitur Mips memiliki bagian plastik tambahan di bagian dalam. Idenya, kalau terjadi kecelakaan/benturan, rotasi helm menjadi sedemikian rupa sehingga mengurangi risiko pada kepala. Minusnya, fitur Mips biasanya menambah bobot.

Dengan KinetiCore, helm tidak perlu lagi ada komponen tambahan. Cukup dengan mendesain cetakan foam sedemikian rupa, seperti balok-balok bergerigi, sehingga kalau "penyet" atau kolaps kena benturan bisa membantu meredam efeknya ke kepala. Selain bernilai safety tinggi, fitur ini membantu mengurangi bobot dan menambah efek ventilasi.

Nah, Anda ikut kubu mana? Aero atau "adem"? Selain Kask dan Lazer, merek-merek lain tentu akan menyusul dengan produk barunya tahun 2024 ini. (mainsepeda)

Populer

Mark Cavendish Back On Track! Menang Etape Kedua Tour de Hongrie, Buka Harapan untuk Tour de France
Giro d'Italia 2024, Etape 6:  Mimpi Menjadi Kenyataan untuk Pelayo Sanchez
Kalender Event Mainsepeda 2024: East Java Journey Pertama, Bromo KOM X 18 Mei
Panitia Sediakan Dua Opsi Transfer Service Bromo KOM X, Begini Aturannya!
Jersey Bromo KOM X: Jersey Ikonik Penanda Edisi Kesepuluh Bromo KOM
Giro d'Italia 2024, Etape 5: Lawan Salah Perhitungan, Benjamin Thomas Menang di Lucca
Bromo KOM X: Butuh Waktu Berapa untuk Jadi Juara?
Kolom Azrul Ananda: Misteri Tanjakan Bromo
Kolom Sehat: MVDP dan Nuntun Sopan di Koppenberg
Tadej Pogacar Melawan Dirinya Sendiri di Giro d'Italia