Kolom Sehat: Tour de France Bukan Touring

| Penulis : 

Seorang teman saya mengucapkan kata-kata seperti judul di atas ketika dia mengikuti sebuah perjalan sepeda yang cukup jauh. “Wah ini Tour de France, bukan touring.” Maksudnya grup yang dia ikuti ini cepat sekali, bukan touring yang santai.

Memang Tour de France adalah perhelatan balap sepeda yang paling populer, yang paling diingat oleh orang yang tidak hobi sepeda sekalipun. Bagi orang yang awam akan olahraga sepeda, Tour de France adalah hal yang diingat, memang tidak salah menurut saya. Semua atlet serasa belum dikatakan hebat kalau belum menjuarai ajang ini. Walau atlet tersebut sudah beberapa kali menjurai perlombaan sepeda lain.

Sebenarnya seperti apa beratnya Tour de France itu?

Hebohnya itu asli atau dibuat-buat ya?

Beratnya perlombaan ini menurut saya berat. Berat pakai bangettttt. Berlomba selama tiga minggu. Istirahatnya hanya dua hari. Dan di hari istirahat itu juga ada recovery ride, yang mana recovery ride-nya bukan masih lumayan jaraknya. Jaraknya dalam total tiga minggu itu kurang lebih 3.500 kilometer dengan elevasi sekitar 45 ribu meter. Semua ini dikemas dalam 21 etape.

Melihat perlombaan ini seru dan menginspirasi, dan saya yakin melihatnya di layar kaca jauh lebih nyaman daripada yang menjalani. Apalagi para atlet yang ikut perlombaan ini akan menendang pedal dengan sekuat tenaga di tiap putaran crank-nya. Bukan gowes untuk kesehatan dan melihat pemandangan. Seringkali para atlet sampai ngiler, lemas, dan pokoknya habis-habisan ketika bertarung.

Anda menjagokan siapa ya di Tour de France kali ini? Kalau saya? Saya menjagokan Jonas Vingegaard dari tim Jjumbo Visma. Memang saya biasanya menjagokan Tadej Pogacar, tapi tahun ini saya menjagokan Vingegaard.

Kenapa? Ada yang tahu? Apa karena sepedanya sama? Tidak. Saya belum punya sepeda seperti Vingegaard. Apa saya berasal satu kota dengan Vingegaard? Juga bukan. Saya berharap Vingegaard juara agar saya tidak perlu repot-repot berburu foto dengan juara Tour de France yang baru. Itu alasannya, Wkwkwkwkkw.

Ya, beberapa waktu lalu Om Rofi yang bekerja di Singapura mengajak saya datang ke sebuah acara, yang ternyata di acara tersebut bisa bertemu Om Jonas Vingegaard. Selain foto, saya juga mendapat poster dengan tanda tangannya. Komplet.

Nah kalau juaranya ganti, kan saya ntar jadi harus hunting lagi. Siapapun idola Anda dan alasan Anda menyukainya, Tour de France adalah ajang balap sepeda terbesar menurut saya. Juga banyak teknologi dan terobosan baru di launching di event ini. Mari kita saksikan mulai dari awal ajang ini, yang di tahun ini grand depart akan dilakukan di Bilbao, Spanyol dengan profil jalan berbukit. Ale ale ale.(Johnny Ray)

Saksikan Episode Terbaru Podcast Mainsepeda

Populer

Bromo KOM X: Butuh Waktu Berapa untuk Jadi Juara?
Giro d'Italia 2024, Etape 5: Lawan Salah Perhitungan, Benjamin Thomas Menang di Lucca
Jersey Bromo KOM X: Jersey Ikonik Penanda Satu Dekade Bromo KOM
Kolom Azrul Ananda: Misteri Tanjakan Bromo
Giro d'Italia 2024 Etape 4: Giliran Pembalap Tuan Rumah Rebut Panggung Giro
Menyala Abangku! Jadi Inspirasi Jersey Baru Strattos CC
Kalender Event Mainsepeda 2024: East Java Journey Pertama, Bromo KOM X 18 Mei
Giro d'Italia 2024, Etape 3: Pogi Gagal Breakaway, Tim Merlier Menang Setelah Adu Sprint
Giro d’Italia 2024, Etape 2: Taklukkan Tanjakan Santuario di Oropa, Pogacar Rebut Maglia Rosa
Jhonatan Narvaez Kuasai Etape Pertama Giro d’Italia