Dihajar Cuaca dan Tanjakan Ekstrem, Bu Toyib Sukses Finish Strong

Ivo Ananda sukses menuntaskan East Java Journey 2023 kategori 600 Km. Ia sampai di Surabaya Town Square, Minggu, 19 Maret 2023. Tepat pukul 11.33 WIB.

Ketika tiba, Ivo mendapatkan sambutan dari penonton. Ia juga menyempatkan diri menyapa orang di garis finis. Dalam rencana awalnya, Ivo berharap bisa menyelesaikan rute ini dalam dua hari. Namun, karena waktu tiba di check point 3 di Kediri yang di luar rencana, maka ia bersama suami sekaligus founder Mainsepeda.com, Azrul Ananda, memutuskan menginap di sana.

Sebelumnya, di check point 2 Trenggalek, Azrul bersama Ivo harus berhenti selama 90 menit untuk berdiskusi dengan Bupati Trenggalek M. Nur Arifin terkait rencana-rencana event bersepeda yang lebih seru ke depan.

“Baik juga buat saya, jadi paginya bisa fresh. Luar biasa banget perjalanan kali ini,” ungkap Ivo. 

Bukan Ivo jika tidak bisa ceria di berbagai situasi. Meskipun lelah usai menaklukkan East Java Journey 2023, Ivo terlihat tetap happy. Perempuan yang akrab disapa Bu Toyib itu bahkan heboh dengan membuat woro-woro bahwa ia berhasil mendahului Pak Kepsek, panggilan Azrul.

Ivo yang biasa dipanggil Bu Toyib mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Kepsek. Sebab, sepanjang perjalanan banyak ditarik. Azrul bersepeda di depannya untuk memecah angin.

Tarikan Pak Kepsek itu membuat Ivo yang merupakan perempuan pertama Indonesia yang finish Unbound Gravel 100 Mil lebih maksimal menghadapi tantangan. Sebab, sepanjang rute 600 km lebih peserta dihajar cuaca ekstrem. Panas menyengat sampai 42 derajat di atas aspal, lalu mendadak diguyur hujan. Di Unbound Gravel, Azrul juga sukses finis di kategori 200 Mil.

“Panas dan hujan. Dapat beberapa kali cuaca begitu terus. Jadi baju ini sudah kena basah, terus kering, basah lagi terus kering lagi. Sudah nggak karu-karuan. Untungnya, hujan dapat menolong kondisi otot menjadi lebih dingin,” kata Ivo. 

Ivo juga mengagumi rute East Java Journey 2023. Mulai dari kebun jagung di Lamongan, sampai gravel. Baginya itu merupakan sesuatu yang berbeda. Selain cuaca dan tanjakan, pergantian siang dan malam membuat perjalanan Ivo di East Java Journey 2023 begitu berwarna. 

“Turunan ke Pacitan gelap-gelap. Tentunya menjadi kesan luar biasa. Terus malam-malam nanjak juga luar biasa. Ditambah lagi, tidak ada penerangan. Nengok ke belakang ini sudah gelap sekali. Sepanjang perjalanan itu komat kamit. Untungnya saya nggak sendiri, di depan ada Mas Aza (Azrul Ananda). Tapi waktu itu teman-teman yang lain jauh di belakang,” ungkap Ivo.

Meskipun begitu, semua yang dirasakan Ivo menjadi hiburan berarti. Terlebih lagi, ia menjalaninya dengan suka cita. Mulai dari Ngawi, Madiun, Ponorogo habis dilawannya.

“Never ending climb kemarin itu luar biasa. Tanjakan tidak akhlak, ada gunung satu, lanjut gunung dua, ada gunung tiga. Wah, nggak abis-abis. Lega itu pas sudah sampai puncak teratas, sampai turunan ke Trenggalek,” kata Ivo.

Saat ditanya soal agenda East Java Journey tahun depan, Ivo meminta pegiat ultra cycling tetap menantikannya. Menurutnya, akan ada banyak kejutan-kejutan lain di Mainsepeda. “Jadi tunggu saja,” tutupnya.(mainsepeda)


COMMENTS