Kolom Sehat: 24 Jam Audax Surakarta Edition (Part 1)


Sebelum Kiefer Sutherland kondang dengan serial Designated Survivor-nya, sekitar 20 tahun lalu Sutherland versi lebih muda, sudah terkenal dengan serial 24 (Twenty Four). Satu season serial ini menggambarkan kehidupan 24 jam Jack Bauer saat menanggulangi bencana yang bakal terjadi di Amerika Serikat. Kehidupan 24 jam yang begitu detail. Dari waktu ke waktu. Sampai-sampai proses syutingnya menyesuaikan jam. Supaya mendapatkan feel-nya.

Beberapa Minggu lalu teman-teman saya mengajak mengikuti event Audax 200 km di Surakarta. Selanjutnya bisa disebut Solo. Start dari Solo dan gowes di sekitar Solo. Ketika saya bertegur sapa via online dengan panitia yang bernama Om Bob Aria Bharuna, beliau mengarahkan saya untuk mencoba Audax 400 km.

Setelah berpikir, menimbang, dan sambil berusaha mengalihkan rute teman-teman yang lain, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba rute 400 kilometer. Toh jika ikut yang 200 kilometer pun biasanya tiba jam 15 atau 16. Ah goderrr, kecepatan sampainya. Singkat cerita, saya akhirnya ikut yang 400 kilometer. Serta berhasil  mengajak dua 'minion'. Satu satu warga lokal Solo bernama Steven Co. Satunya lagi Om Okta yang sudah biasa mbambung di jalan.

Hari yang ditunggu pun tiba. Mulailah kami mencicil kilometer demi kilometer sejak pukul 05. Seperti biasa, peserta begitu antusias masalah kecepatan di awal. Melaju hingga 35 km/jam. Menurut saya itu luar biasa. Ada yang memang sudah biasa. Ada pula yang terbungkus semangat awal. Biasanya yang benar-benar kuat memiliki badan seperti kertas HVS. Tipis, maksudnya.

Seperti kebanyakan orang kemaruk yang ikut event, saya dan teman berusaha menggambar atau mengatur waktu. Berapa waktu tempuh untuk menuntaskan jarak 400 kilometer itu. Rute Surabaya-Pujon yang berjarak 234 kilometer saja bisa kami selesaikan jam 15. Atau tuntas jam 18 jika jaraknya 250 kilometer. Maka rute 400 kilometer ini bisa selesai tengah malam. Begitu perhitungan kami.

Saya mulai mengecek jam setelah mengarungi 100 kilometer. Kemudian saat mencapai checkpoint 3 (KM 150) perhitungan saya mulai menunjukkan kesalahan. Email konfirmasi saya di checkpoint 3 tercatat pada jam 12:44. Hari sudah siang. Panas sudah terik. Tapi kilometer yang sudah ditempuh baru 150. Artinya masih ada 250 kilometer yang tersisa.

Badan bukan makin kuat. Tapi makin penat. Mulai dari sini detik demi detik, menit demi menit, rasanya begitu cepat. Tapi jarak yang ditempuh justru sedikit. Kami gowes, istirahat, makan, lalu mengulanginya lagi. Maka kami bertiga bisa selesai sekitar pukul 05. Ya, kami gowes selama 24 jam. Jauh dari perkiraan awal. Kalau Anda bertanya mengapa bisa demikian? Hal ini perlu dibahas lebih detail dari berbagai aspek. Kali ini saya hanya menulis bagian besarnya saja.

Sama seperti serial 24, bila gowes ini bisa dopotong-potong per jam, maka tiap jam akan punya cerita sendiri-sendiri. Keseruannya pun berbeda-beda di tiap jam. Kalau Anda bertanya kenapa kok bisa banyak ceritanya? Sebab saya bertemu begitu banyak pesepeda di rute sejauh itu. Selama 24 jam itu.

Kami start jam 05 dan finis jam 05 keesokan harinya. Saat orang lain sudah bisa tidur dan bangun lagi, kami masih bersepeda. Kenapa ? karena kita memilih olahraga sepeda, wkwkwkwkwkwk. Sekian untuk hari ini. Salam. (johnny ray)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 102

Foto: @chaidar26, @opo.lens


COMMENTS