Ayo Gowes ke Merauke Bareng Komunitas ABM

Kisah ini berawal dari Tugu Libra. Akronim Lingkaran Brawijaya. Bagi Anda yang tinggal atau pernah ke Merauke, Tugu Libra merupakan salah satu ikon di kota paling timur Indonesia tersebut. Tempat ini selalu ramai dikunjungi warga saban akhir pekan.

Dari Tugu Libra inilah komunitas Animha Bike Merauke (ABM) dilahirkan. Pada awalnya sekelompok kecil pesepeda aktif gowes setiap Minggu pagi. Sekitar Februari 2017, mereka berniat untuk mengumpulkan cyclist lainnya di Merauke dalam satu wadah komunitas.

Inisiatornya sekitar sepuluh orang. Di antaranya adalah Ma'ruf Suroto, M. Idris, M. Multazam Malik, Eko Budi Setiawan, Fadly Palle, Siti Khofifah, Yarman Kadir, M. Jufri, M, Nur Hidayat, dan Mulyadi Marzuki. Pada April 2017, mereka resmi mendirikan AMB.

"Jadi Tugu Libra itu seperti alun-alun di Merauke. Kalau akhir pekan selalu ramai," cerita Mulyadi Marzuki, Ketua ABM kepada Mainsepeda.com. "Setiap kumpul di Libra, kami ajak teman-teman pesepeda lainnya untuk bergabung," imbuh Adhy, sapaan akrabnya.

Komunitas ABM berkembang pesat dalam tempo tiga tahun. Kini anggotanya sudah lebih dari 140 cyclist. Jenis sepeda yang digunakan pun beragam. Ketika komunitas ini berdiri pertama kali, banyak yang menggunakan sepeda gunung (MTB), road bike, bahkan sepeda fixie.

Dalam prosesnya mereka mulai bergeser ke road bike. Meski masih pula yang setia dengan MTB. "Jangan lihat sepedanya, yang penting bersepedanya. Prinsip kami, yang harus di-upgrade terlebih dulu adalah kaki, setelah itu baru sepedanya," tegas cyclist 43 tahun tersebut.

ABM mengadakan gowes bareng setiap Minggu pagi. Titik kumpulnya di Tugu Libra. Pilihan rute gowesnnya pun beragam. Jika ingin bersepeda di medan flat, mereka tinggal nge-loop di dalam kota. Kebetulan jalanan di Merauke memang datar. Tidak ada tanjakan.

"Kota Merauke ini kecil. Kalau bersepeda keliling kota cuma 11 kilometer. Makanya kami sering berkali-kali nge-loop di dalam kota," ungkap bapak tiga anak itu.

Jika ingin gowes jarak jauh, mereka akan ke Distrik Sota, Distrik Semangga, Distrik Muting, bahkan Taman Nasional Wasur. Jarak Merauke ke Sota atau Wasur tidak terlalu jauh. Sekitar 80 kilometer. Medan gowesnnya cenderung datar.

Untuk merasakan medan tanjakan, pilihannya adalah gowes dari Distrik Muting menuju pusat Kota Merauke. Panjang rutenya sekitar 250 kilometer. ABM biasa menyelesaikannya dalam dua hari. Pada hari pertama mereka bergerak dari Muting menuju Kaliwanggo. Jaraknya 123 kilometer.

Esoknya mereka gowes dari Kaliwanggo menuju Sota dan finis di Kota Merauke. Jaraknya sekitar 120 kilometer. "Medannya berbukit, rolling. Jalur yang kami lalui juga membelah hutan. Pemandangannya luar biasa. Tantangannya adalah suhu yang panas luar biasa," jabar cyclist kelahiran Jayapura ini.

Tak hanya gowes di 'kandang sendiri', para member AMB juga sering mengikuti event-event di luar kota seperti Gran Fondo atau event di Jogja. Pada tahun ini empat anggota ABM juga mendaftar untuk ikut di ajang gowes paling heboh di Indonesia, Herbana Bromo KOM Challenge 2020.

Selain itu, ABM siap mengawal siapa pun komunitas yang berkunjung ke Merauke. Tahun lalu, mereka menemani Jayapura Cycling Club (JCC) dan Sepeda Lipat Makassar (SLiM) berkeliling kota. Menurut Adhy, Merauke adalah tempat yang indah sangat pas jika dijelajahi menggunakan sepeda.

"Kalau ada teman-teman yang mau ke Merauke, kami akan sambut. Kami ingin menjalin silaturahmi dengan komunitas lainnya," tutur Adhy.

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 8: Jangan Sampai Celaka Konyol di Jalan

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Dokumentasi Animha Bike Merauke


COMMENTS