Peter Sagan Lawan Kapur dan Salju di Strade Bianche

Strade Bianche di kawasan Tuscany, Italia, merupakan tambahan unik di kalender Spring Classics. Balapan yang berlangsung Sabtu, 3 Maret, itu melewati kawasan perbukitan dengan bumbu jalanan berkerikil putih. Memberi atmosfer lomba yang beda dari yang lain.

Tahun ini, dengan hadirnya cuaca buruk (dingin) di daratan Eropa, bukan hanya kerikil putih yang harus ditaklukkan. Salju bisa ikut membuat jalanan lebih menantang.

Salju telah turun sejak beberapa hari sebelum lomba. Prediksi cuaca memang makin hangat di akhir pekan saat lomba berlangsung, namun bumbu-bumbu salju disebut masih akan bertebaran di sepanjang 184 km lomba.

“Apa pun yang terjadi, kita akan tetap bisa melihat lomba yang epic,” tegas Mauro Vegni, direktur RCS Sport, penyelenggara Strade Bianche (juga Giro d’Italia).

Apa pun kondisi cuacanya, lomba ini tetap akan mengundang begitu banyak pengunjung dan penonton. Selain lomba elite laki-laki, lomba elite perempuan juga diselenggarakan. Plus ada sportive (gran fondo) yang diikuti oleh 5.000 peserta dari berbagai penjuru dunia.

Dan di lomba utama, nama-nama terbesar Classics akan turun berlomba. Nama terbesar: Sang juara dunia tiga kali Peter Sagan asal Slovakia.

Apalagi, Strade Bianche 2018 merupakan lomba pertama Sagan di Eropa tahun ini, lomba pertamanya sejak ikut Tour Down Under di Australia Januari lalu.

Sebelum ke Italia, Sagan melakukan latihan intensif di ketinggian Sierra Nevada, Spanyol. Bintang Bora-Hansgrohe itu benar-benar ingin meraih hasil maksimal di Spring Classics tahun ini, khususnya di lomba-lomba paling bergengsi seperti Strade Bianche, Milan-San Remo, Tour of Flanders, dan Paris-Roubaix.

“Kami ingin dia (Sagan) mencapai form terbaik saat Classics. Peter sudah tercatat dalam sejarah sebagai juara dunia tiga kali. Sekarang dia ingin memenangi lebih banyak lomba Monument,” kata Patxi Vila, sport director Bora.

Sagan belum pernah menang di Strade Bianche, yang memiliki garis start dan finis spektakuler: Piazza del Campo di tengah kota Siena.

Orang dengan kemenangan terbanyak dalam 11 tahun penyelenggaraan adalah Fabian Cancellara (Swiss). Karena sudah menang tiga kali, salah satu sektor lomba diberi nama pembalap berjulukan “Spartacus” tersebut.

Tahun ini, pesaing utama Sagan adalah Greg Van Avermaet (BMC), juara dua kali Michal Kwiatkowski (Team Sky), Zdenek Stybar dan Phillippe Gilbert (Quick-Step Floors), serta juara dunia cyclocross saat ini: Wout Van Aert (Veranda’s Willems-Crelan). (mainsepeda)


COMMENTS