Musim balapan 2025 menciptakan momen-momen magis dan cenderung 'gila'. Dominasi Tadej Pogacar yang berlanjut hingga keriuhan di ajang Vuelta a Espana jadi headline utama selama beberapa pekan di 2025. Di sisi lain, Afrika mulai bersolek di panggung terakbar ketika Rwanda sukses menggelar Kejuaraan Dunia UCI.
Berikut ini adalah kaleidoskop momen terbaik dan paling tak terlupakan dari lintasan balap sepeda dunia sepanjang 2025:
1. Dominasi Tadej Pogacar Belum Pudar
Tadej Pogacar meraih gelar Tour de France keempatnya tahun ini.
Jika 2024 adalah pencapain terbaik Tadej Pogacar, maka 2025 adalah tentang penegasan. Pembalap UAE Team Emirates-XRG ini kembali menambahkan namanya di buku sejarah.
Pembalap Slovenia itu memenangkan Tour de France untuk keempat kalinya pada tahun ini. Gilanya, Pogacar merebut tahta Le Tour dengan kondisi cedera ketika mengakhiri etape 17. Alih-alih mundur, Pogacar memilih bertahan. Ia akhirnya merebut juara umum dengan selisih lebih dari empat menit dari kompetitor utamanya, Jonas Vingegaard.
Magis Pogacar lantas berlanjut ketika ia sukses mempertahankan gelar juara road race UCI 2025. Pembalap 27 tahun itu menang dengan luar biasa usai serangan solo sejauh 66 Km, mengalahkan Remco Evenepoel di posisi kedua.
Selain itu, Pogacar juga mengukuhkan diri sebagai raja Eropa di nomor road race. Ia kembali mengalahkan Evenepoel di Guilherand-Granges, Prancis. Total Pogacar mencatatkan 19 kemenangan sepanjang 2025, 11 diantaranya menghasilkan gelar juara.
Baca Juga: Daftar Transfer Terbaik 2026, Upaya Menandingi Kekuatan UAE Team Emirats-XRG
2. Hattrick Bersejarah Mathieu van der Poel di Paris-Roubaix
Hattrick gelar Paris-Roubaix menjadi penegasan Mathieu van der Poel di jalanan cobble.
Paris-Roubaix atau yang sering diklaim sebagai 'Neraka di Utara' kembali memilih Mathieu van der Poel sebagai pemenangnya. Namun, cerita kemenangan pembalap Alpecin-Deceuninck tak sampai di situ. Ia mencatatkan hattrick di Velodrome Roubaix yang tidak pernah dicapai lagi sejak era Francesco Moser pada 1980.
Momen ikonik semakin terasa karena The Flying Dutchman--julukan Van der Poel-- harus bercucuran keringat demi mengalahkan Tadej Pogacar. Pogi memberikan perlawanan sengit di debut Paris Roubaix-nya.
3. Kebangkitan dan Nestapa Vingegaard di Vuelta a Espana
Gelar Vuelta a Espana merupakan gelar ketiga GrandTour bagi Vingegaard.
Setelah kalah di Tour de France melawan Tadej Pogacar, Jonas Vingegaard (Visma-Lease a Bike) menunjukkan mentalitas juaranya di Vuelta a Espana 2025. Balapan GrandTour penutup itu dituntaskan dengan baik oleh Vingegaard. Ia menang selisih 1 menit 16 detik dari lawan terdekatnya di papan klasemen GC, Joao Almeida (UAE Team Emirates-XRG).
Akan tetapi, kebangkitan Vingegaard ternoda. Pesta juara bintang Denmark yang sedianya digelar di Ibukota Paris, Prancis, batal digelar. Penyebabnya ialah aksi protes pro-Palestina yang mengganggu keamanan balapan.
Tak hanya etape penutup, beberapa balapan sebelumnya pun harus berakhir lebih dini akibat aksi tersebut.
4. Israel-Premier Tech Digadaikan, NSN Cycling Menggantikan
NSN Cycling mengakusisi lisensi Israel-Premier Tech setelah kontroversi pro-Palestina.
Aksi protes pro-Palestina yang semakin meluas menyebabkan tim WorldTour Israel-Premier Tech akhirnya dijual. Tim ini memang jadi objek kemarahan publik akibat agresi militer Israel ke Palestina beberapa waktu lalu.
Puncak dari aksi protes itu terjadi di balapan Vuelta a Espana yang berlangsung dari akhir Agustus hingga medio September 2025. Setelahnya, Corbin Strong dan kawan-kawan dipaksa gagal bertanding karena ancaman keamanan.
Puncaknya, manajemen akhirnya memutuskan untuk menjual lisensi tim. Pembelinya adalah grup perusahaan olahraga NSN, yang salah satu pemiliknya ialah bintang sepak bola Andres Iniesta. Nama tim pun berubah menjadi NSN Cycling untuk kompetisi 2026.
Baca Juga: LSR 2025 Surabaya Tampil Beda, Ada Aroma Gravel-nya
5. Afrika Mulai Bersolek di Panggung Dunia UCI
Rwanda, tuan rumah Afrika pertama untuk Kejuaraan Dunia UCI.
Kesuksesan digelarnya Kejuaraan Dunia UCI di Rwanda menjadi titik balik olahraga balap sepeda. Ribuan penggemar memadati jalanan Rwanda untuk melihat aksi Tadej Pogacar dkk.
Atmosfernya pun luar biasa. Apalagi soal cerita kemenangan para bintangnya. Pogacar kembali mengunci gelar juara dunia di nomor road race. Sedangkan, Remco Evenepoel masih tak tertandingi di balapan Individual Time Trial (ITT).
Momen ini menjadi pengingat bahwa Afrika, khususnya Rwanda, mampu menjadi tuan rumah yang baik. Pengingat bahwa masa depan balap sepeda mulai bersifat global. (Mainsepeda)