Mimpi Besar Clara Patricia Terwujud Berkat Mainsepeda Trilogy 2025

Satu mimpi besar Clara Patricia akhirnya terwujud. Cyclist kelahiran Bandung itu berhasil menggapai keinginannya untuk menjadi atlet profesional. Dan, mimpi itu terwujud berkat Mainsepeda Trilogy 2025. 

Berbeda dengan atlet profesional lainnya, Clara tidak ditempa sejak usia muda. Ia baru benar-benar menekuni balap sepeda secara serius ketika pandemi Covid-19. Sekitar lima tahun lalu, ketika usianya 27 tahun. 

"Sepedaan awalnya untuk ke sekolah doang, Commuting saja buat ngirit uang saku. Baru serius lima tahun lalu," kata Clara yang saat ini telah berdomisili di Singapura itu. 

Baca Juga: Banyuwangi Bluefire Ijem KOM 2025: Foto Sudah Tersedia di Mainsepeda App!

Clara rajin mengikuti event-event nanjak untuk penghobi. Lebih banyak di Malaysia dan Singapura, seperti DRCC International KOM Challenge atau Cycle of Peace. Namun, dorongan berbeda ia dapati tahun ini. Entah ada angin apa, Clara memutuskan untuk mengikuti Mainsepeda Trilogy 2025. 

Pada seri pertama, Bromo KOM 2025, Clara sudah jadi perbincangan. Namanya belum dikenal di kancah balap sepeda nasional, tapi mampu duduk lima besar di kelas Women Elite. Mengungguli nama-nama lebih tenar seperti Crismonita Dwi Putri atau Nihayatuzzain Asshofi. 

Pencapaian itu yang membuat Clara akhirnya dilirik oleh ISSI Cianjur. Ia mendapatkan tawaran untuk seleksi mewakili Jawa Barat di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) road race 2025 di Banyuwangi pada 27-30 Juni 2025 lalu. Pada akhirnya, ia lolos dan menjalani debutnya sebagai cyclist profesional di sana. 

"Karena rencananya pengen nyobain Kejuaraan nasional. Cuma gak tahu kalau sesulit itu mau ikut Kejurnas, tidak bisa asal daftar. Selama ini pengen nyoba di Singapura, tapi gak bisa karena harus jadi warga negara sana dulu," kata Clara. 

"Habis Bromo ada yang kontak saya, di Instagram, 'Ada seleksi mau coba gak? Buat wakilin Jabar'. Saya datang, seleksinya nanjak ke puncak Tangkuban Perahu dan saya posisi satu waktu itu. Kebetulan saya suka nanjak."

Di Kejurnas Banyuwangi, Clara berhasil finish di P8 di nomor road race dan P9 di balapan Time Trial (TT). Hal ini jadi pencapaian yang luar biasa bagi seorang cyclist amatir yang belum lama menekuni dunia balap sepeda. Yang terpenting adalah ia mendapatkan poin UCI pertamanya. 

Baca Juga: Bluefire Ijen KOM 2025: Cyclist Asing Terpukau Erek-erek, Merindukan Dholo

Akan tetapi, usia menjadi batu ganjalannya di dunia profesional. Saat ini, Clara berusia 32 tahun. Artinya ia telah memasuki masa akhir seorang atlet. 

Meskipun demikian, ia tidak menyerah. Ia masih ingin berkarier di dunia profesional, walau waktunya terbatas. "Kalau di Indonesia mungkin maksimal di usia 35 tahun ya. Kalau misal gak bisa ya yang penting sudah mencoba daripada menyesal gak mencoba sebelumnya," ungkapnya. 

Clara berkomitmen untuk terus aktif mengikuti event-event balap, baik di Indonesia maupun negara lain. Hal ini dilakukan untuk menjaga sisi kompetitifnya, sembari menunggu peluang beraksi di level profesional lainnya. "Kalau dipanggil buat memperkuat Jabar lagi ya pasti harus datanglah," tutupnya. (Mainsepeda)


COMMENTS