Indonesia akhirnya punya event balapan gravel yang diberi label, Dirtyland 2025. Langkah ini tentu patut diapresiasi karena beberapa negara Asia Tenggara sudah lebih dahulu dikenal dengan event gravel-nya. Sebut saja Filipina yang dikenal luas dengan event ATTCK Unrstrktd Gravel.
Dirtyland mengeksplorasi jalur all-terrain yang sangat menantang di daerah BSD City, Tangerang Selatan. Event ini telah berlangsung pada Minggu, 21 September 2025.
Walau baru pertama kali digelar, Dirtyland berhasil menarik minat para penghobi gravel. Sebanyak 180 cyclist ikut serta dalam event ini. Pesertanya pun tidak hanya dari dalam negeri. Ada pula cyclist dari Thailand, Malaysia, Singapura, hingga Belanda.
Baca Juga: UCI World Championships 2025: Evenepoel Ukir Sejarah, Tiga Kali Beruntun Juara Dunia ITT
Meskipun demikian, tak semua peserta beradu kecepatan. Hal ini karena panitia Dirtyland juga menyediakan kategori non-kompetitif dengan jarak rute 60 Km. Total elevasi sekitar 400 meter dengan cut of time (COT) yang cukup panjang, yakni 11 jam.
Sedangkan kategori race, penyelenggara menyiapkan rute sejauh 100 Km dengan total elevasi 1.350 meter. Batas waktu untuk menyelesaikan rute ini juga lebih pendek, yaitu 9 jam. Balapan sendiri dimulai dari lokasi start di Kopi Klotok BSD pada pukul 05.30 WIB. Sedangkan, untuk kategori non-kompetitif mulai bertolak pada pukul 06.00 WIB.
Akan tetapi, COT tersebut jauh dari cukup di tangan para pembalap. Sang juara di kelas Male, Ichan Badak, mampu menyelesaikan rute Dirtyland dengan catatan waktu 4 jam 41 menit 26 detik.
Dirtyland 2025 mengeksplorasi rute all-terrain yang menantang di daerah Tangerang Selatan. (Foto by Raimundus Wempi)
Sementara itu, peringkat kedua direbut oleh Ismail Saputra dengan catatan waktu 4 jam 42 menit 14 detik. Cyclist yang menunggangi Wdnsdy Journey KS itu bersaing ketat dengan Bambang Anggoro Jati alias Bembenx yang harus puas di peringkat ketiga. Selisih waktu keduanya hanya berselisih sedetik saja.
Di kategori Female, cyclist wanita asal Belanda, Lotte Troost, jadi yang pertama melewati di garis finish yang juga berada di Kopi Klotok BSD. Disusul cyclist nasional, Arfiana Khairunnisa sebagai runner up dan pesepeda Thailand, Kunlaporn Charoensuk alias Muzcali yang menempati podium terakhir.
Race Director Dirtyland 2025, Raimundus Wempi, menyambut baik lancarnya musim pertama event ini. Dirtyland 2025 lahir dari inisiatif komunitas gravel di Tangerang Selatan yang sudah berjalan 4 tahun ini.
"Tahun ini, kita berinisiatif bikin race dengan format raw saja, yang Indonesia banget, dengan masuk keluar gang, tanjakan tiba-tiba gak yang seusai ekpektasi orang gravelan di luar yang kerikil kecil. Dan testimoni bahkan dari cyclist luar negeri memuaskan," kata Raimundus.
Baca Juga: Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Maghfirotika di Ambang Hattrick Juara Umum Women Elite
Lebih lanjut, ia mengaku masih seperti bermimpi ketika melihat event ini sukses digelar. Ekspektasi awalnya tidak terlalu tinggi. Mengingat belum pernah ada balapan gravel di Indonesia sebelumnya.
"Jujur saja tiga minggu pertama tidak ada yang daftar. Kita pikir, 'Ah, apa yang orang Indonesia belum siap'. Ternyata semakin dekat, semakin banyak yang daftar. Orang luar negeri banyak yang datang. Bahkan peserta yang sebelumnya ikut Badland pun datang dan mengaku senang dengan rutenya," imbuhnya.
Hadirnya Dirtyland tentu menambah ruang bagi pesepeda dalam negeri untuk mulai mencicipi gravel. Sebelumnya, Mainsepeda juga telah memperkenalkan event gravel-nya tahun ini, yakni Nggravel Blitar 2025. (Mainsepeda)