Menginjak edisi kelima, Kediri Dholo KOM 2025 makin kompetitif dan sengit. Khususnya pada kelas bergengsi, Men Elite. Persaingan menjadi yang tercepat finis di puncak Dholo berlangsung edan.
Event nanjak seri kedua dalam rangkaian Mainsepeda Trilogy 2025 yang berlangsung Minggu, 20 Juli ini tak hanya melahirkan juara baru. Tapi juga menghasilkan pemecahan rekor waktu tercepat. Lebih gila lagi, pemecahan best record menyelesaikan tantangan segmen menanjak sejauh 17,5 kilometer ini sukses dicatatkan oleh lima cyclist yang finis lima besar musim ini.
Rekor tercepat Kediri Dholo KOM sebelumnya dicatatkan Abdul Soleh saat naik podium Men Elite pada edisi 2024 lalu. Dengan catatan waktu 55 menit 48 detik. Catatan itu dipecahkan oleh sang juara baru Muhammad Raihan Maulidan. Pembalap Ponti Wijaya Racing Team (PWR) ini membukukan waktu 54 menit 41 detik. Lebih cepat 67 detik!
Baca Juga: Kediri Dholo KOM 2025: Gunung Kelud Menyimpan Jalur Latihan Eksotis
Selain Raihan, empat cyclist lainnya yang finis Top Five pada edisi Kediri Dholo KOM 2025 ini juga berhasil memecahkan best record. Dimas Nur Fadhil Rizqi yang finis terpaut 1 detik di belakang Raihan, harus puas naik podium di urutan kedua dengan catatan waktu 54 menit 42 detik. Disusul oleh Yoga Ilham pada posisi ketiga (55 menit 7 detik).
Soleh sendiri meski harus puas finis pada urutan keempat tahun ini, secara pribadi berhasil mempertajam catatan waktunya sendiri menjadi 55 menit 17 detik. Lebih cepat 31 detik. Sementara itu, Januar Alki Zulkarnain berada di urutan kelima dengan catatan waktu 55 menit 23 detik.
Jalannya lomba memang ketat. Terutama melibatkan persaingan Raihan dan Dimas. Makin meruncing saat menyisakan 4 (empat) kilometer sebelum finish. Tepatnya sebelum pintu gerbang Kawasan Wisata Besuki. Raihan dan Dimas melakukan attack yang membuat jarak mereka menjauh dari Yoga Ilham pada posisi ketiga, yang juga pembalap PWR. Raihan akhirnya memenangi balapan usai sprint ketat jelang finish.
"Alhamdulillah, seneng banget. Ini kerja keras kita satu tim. Semua berkerja keras dan saya membayar kerja keras mereka," ungkap Raihan, cyclist 24 tahun itu.
Dukungan rekan-rekannya memang menjadi kunci kemenangan Raihan. Dimas dikepung oleh dua pembalap PWR yakni Raihan dan Yoga Ilham, yang membuat dia dipaksa bekerja keras sendirian.
Baca Juga: Kediri Dholo KOM 2025: Ratusan Cyclist Diajak Bernostalgia dengan Double Climb
Hal ini yang membuat pembalap Jakarta Pro Cycling (JPC) itu "kehabisan bensin" di sprint terakhir. "Tadi kalah orang aja sih. Tadi niatnya mas Haritz (Affan Torisz) yang bantu saya. Tapi tadi nggak bisa bertahan. Jadi tinggal dikeroyok sama duo PWR. Sudah nggak ada pilihan lain selain narik sendiri," ujar Dimas. "Target memang podium. Tapi tadi situasinya sulit. Jadi peringkat kedua ini disyukuri saja."
Sementara itu, Yoga Ilham yang finis pada urutan ketiga memang jadi kartu As kemenangan PWR di Kediri Dholo KOM 2025. Cyclist 25 tahun itu diberikan tugas khusus untuk mengawal rekan-rekannya. Tugas ini diberikan karena, Yoga Ilham sudah sangat paham dengan rute menuju Dholo.
"Saya ditugaskan dari PWR untuk narikin, untuk lokomotif teman-teman ini. Dulu waktu saya tinggal di Kediri sini, saya sudah sering latihan di sini. Dari kecil sudah lumayan sering ke sini. Karena sudah hapal medan, saya bantu mereka maju ke depan," ujarnya.
Hasil ini membuat persaingan perebutan Mainsepeda Trilogy berubah drastis. Raihan kini memimpin klasemen juara umum dengan total 26 poin. Ia dibuntuti oleh juara bertahan Mainsepeda Trilogy Abdul Soleh yang mengoleksi 22 poin. Sementara posisi ketiga diisi Januar Alki dengan 18 poin. (Mainsepeda)