Edisi kelima pertarungan antara Tadej Pogacar dan Jonas Vingegaard akan tersaji di Tour de France 2025. Keduanya akan berebut 'jersey kuning' dan menjadikan rivalitas paling ikonik di balap sepeda modern. Seperti balapan GrandTour pada umumnya, Tour de France 2025 akan meliputi 21 etape dan akan dimulai pada Sabtu, 5 Juli 2025, dan berakhir 27 Juli mendatang.
Nama Pogacar lebih dahulu meroket ketika menjuarai Tour de France 2020 lalu. Ia mencetak sejarah baru menjadi pemenang etape termuda di Le Tour, julukan Tour de France, pada abad ke-21. Rider asal Slovenia tersebut menjuarai balapan paling prestisius di dunia itu sehari sebelum ia genap berusia 22 tahun.
Begitu hebatnya, ia diprediksi akan mudah menyamai rekor kemenangan Tour de France milik Eddy Merckx. Hanya masalah waktu bagi Pogi, sapaan Pogacar, meraih lima kemenangan seperti legenda hidup asal Belgia itu. Prestasi itu seharusnya sudah tercapai jika bukan karena munculnya pembalap asal Hillerslev, Denmark, bernama Jonas Vingegaard.
Baca Juga: Kolom Sehat: Tour de France 2025
Pada etape 11 Tour de France 2021, Vingegaard mulai mengukuhkan diri sebagai kompetitor sejati bagi Pogacar. Ia memberi perlawanan sepadan di Mont Ventoux, tanjakan ikonik Hors Categories (HC). Meski akhirnya gagal membatalkan dominasi Pogacar di Tour de France 2021, tapi keberhasilannya duduk di peringkat kedua klasemen umum menjadi validasi kuat bahwa Vingegaard akan jadi lawan sepadan bagi Pogi.
Sejak saat itu, persaingan keduanya semakin meruncing. Tahun berikutnya, Vingegaard tampil luar biasa. Etape 11 di rute dari Albertville menuju puncak Col du Granon, tim Jumbo-Visma yang dipimpin Vingegaard melakukan taktik super cerdas dengan mengisolasi Pogacar. Pada tanjakan terakhir menuju puncak Granon, Vingegaard menyerang dan menjauh dari Pogacar dengan selisih 2 menit 51 detik. Hasil yang menggemparkan kala itu sekaligus menunjukkan bahwa Pogacar mampu dikalahkan. Singkat cerita, Vingegaard berhasil memupus asa juara Pogacar pada musim 2022 dan 2023.
Vingegaard ketika beraksi di etape 17 Tour de France 2023 yang mana ia keluar sebagai pemenangnya.
Akan tetapi, Pogacar bukan tanpa alasan ditasbihkan sebagai pembalap terhebat di era modern. Ia bangkit dan merebut gelar ketiga Tour de France pada 2024. Tak hanya bangkit, Pogacar benar-benar menunjukkan keganasannya. Meraih enam kemenangan etape, tak beralih dari puncak GC dari etape 4 hingga akhir, dan unggul lebih dari enam menit dari Vingegaard. Bukti sahih kehebatan Pogacar.
Tour de France 2025 tampaknya keganasan Pogacar akan berlanjut. Mungkin ini klaim terlalu dini, tapi pembalap 26 tahun ini mempertontonkan bagaimana ia pantas jadi kandidat utama juara. Pogacar menjuarai enam dari sembilan balapan yang diikutinya musim ini. Selain itu, ia tidak pernah absen naik podium.
"Saya pikir dia akan lebih baik dari Tour de France yang pernah diikutinya. Jadi saya juga harus lebih baik juga," kata Vingegaard saat menjalani pemusatan latihan di Sierra Nevada.
Pogacar bangkit dan meraih gelar juara ketiganya di Tour de France 2024..
Vingegaard baru sekali melawan Pogacar sepanjang 2025 ini. Dan hasilnya, ia harus mengakui kehebatan Pogacar di balapan Criterium du Dauphine 2025. Pembalap 28 tahun itu sempat mengungguli lawannya itu di balapan Time Trial, tapi kalah pada balapan pegunungan di akhir pekan.
"Saya pikir, secara umum, seluruh mesin saya sedang berkembang. Saya merasa meningkat di beberapa aspek. Kami fokus meningkatkan sprint dan kekuatan."
Secara individual, Vingegaard mungkin akan kewalahan menghadapi Pogacar. Namun, sebagai sebuah tim, komposisi Visma-Lease a Bike di Tour de France 2025 lebih baik dari UAE Team Emirates-XRG, tim yang menaungi Pogacar.
Baca Juga: Cerita "Menemukan" Tanjakan Bromo dan Kediri Dholo KOM
Masuknya Matteo Jorgenson, Simon Yates, dan Sepp Kuss di lis pembalap akan membantu Vingegaard untuk mempersiapkan serangan di balapan pegunungan. Sedangkan, Edoardo Affini dan Victor Campenaerts akan bertugas untuk selalu menjaganya tetap aman di balapan flat dan berbukit. Dan tentu kartu AS Visma-Lease a Bike adalah Wout van Aert. Van Aert
Sementara itu, UAE Team Emirates-XRG akan membawa pembalap-pembalap berpengalaman untuk menopang Pogacar. Jhonatan Narvaez, Adam Yates, dan Joao Almeida jadi kompatriot utama untuk mendukung sang peraih Triple Crown itu. Nama terakhir cukup mencuri perhatian musim ini karena sukses merebut tiga gelar balapan multi-etape, mulai dari Tour Basque Country, Tour de Suisse, dan Tour de Romandie.
Menjanjikan Persaingan Sengit
Di atas kertas, favorit utama pemenang Tour de France adalah Tadej Pogacar. Namun, Direktur Christuan Prudhomme menyebut desain rute telah dibuat untuk persaingan yang sangat ketat. Balapan 21 etape yang dimulai di Lille akan diisi tantangan bervariasi.
"Pada masa lalu, kita hanya ingin melihat pekan pertama berlalu. Tapi tahun ini sebaliknya. Setiap orang berpikir, itu jalur datar dan mudah, hal itu kesalahan. Mur de Brestagne (etape 7) dibangun seperti paket komplet balapan satu hari," ungkap Prudhomme.
11 etape pertama memang akan menjadi panggung bagi para sprinter untuk menguasai Tour de France 2025. Balapan-balapan bertipikal hilly dan flat sebelum balapan akan mulai mengeksplorasi daerah pegunungan. Sprinter-sprinter terbaik seperti Jasper Philipsen (ALpencin-Deceuninck), Tim Merlier (Soudal Quick-Step), Biniam Girmay (Intermarche-Wanty), Jonathan Milan (Lidl Trek), dan Wout van Aert (Visma Lease a Bike) akan beradu kemampuan untuk memperebutkan jersey hijau sekaligus menciptakan jarak di GC dari para climber.
"Itulah mengapa pekan pertama akan menjadi minggu paling penting dalam beberapa tahun ini. Ini keuntungan bagi rival Pogacar untuk mengunggulinya," lanjut Prudhomme.
Tantangan Dimulai di Pekan Kedua
Hal berbeda disampaikan oleh bintang Belgia, Remco Evenepoel. Pembalap Soudal Quick-Step itu tak menyanggah bahwa pekan pertama akan sulit, tapi pertarungan sesungguhnya terjadi di etape pegunungan.
"Penting untuk menghindari masalah di 10 hari pertama. Kami akan melihat itu sebagai keuntungan atau menyiapkan rencana lain. Tapi semua orang tahu semua akan dimulai di pekan kedua," kata Evenepoel.
Total terdapat enam etape pegunungan di Tour de France 2025, salah satunya ialah balapan Time Trial di etape 13. Melihat komposisinya, penyelenggara memang mengurangi intensitas balapan pegunungan dari tahun lalu yang berjumlah delapan etape. Meskipun demikian, hal itu tak membuat episentrum persaingan juara beralih.
Para climber diprediksi tetap akan menguasai Tour de France, apalagi seluruh etape pegunungan akan finish di atas puncak ketinggian dengan tanjakan Hors Categorie (HC). Dimulai di etape 12 yang akan berakhir tanjakan HC di Hautacam. Berlanjut di etape 13 yang mana para pembalap akan melewati dua tanjakan HC, di Col du Tourmalet dan Lucon Superbagneres.
Pada etape 16, balapan akan didominasi jalur flat, tapi berakhir di puncak Mont Ventoux. Queen stage akan berada di etape 18 karena pembalap harus menaklukkan tiga tanjakan HC sekaligus, yakni Col du Glandon, Col de la Madeleine, dan Col de la Loze. Dan terakhir etape 19 akan berakhir di La Plagne, tapi sebelumnya pembalap harus melewati tanjakan HC yang lain Col du Pre. (Mainsepeda)