Genre bersepeda off road mulai dilirik seiring dengan perkembangan trend olahraga di Indonesia. Medan off-road yang menantang dengan pemandangan alam yang memukau menjadi daya tarik tersendiri bagi pesepeda yang akrab dengan jalanan aspal dan ingin menjajal suasana baru. Selain itu, bersepeda gravel lebih nyaman karena tak harus diganggu hiruk pikuk kendaraan bermotor di jalan raya. 

Nggravel Blitar 2025 jadi event pertama Mainsepeda mengekplorasi jalur off road. Rutenya menjanjikan keindahan lereng Gunung Kelud yang berada di wilayah Kabupaten Blitar. Selain itu, rutenya pun all terrain dan sangat beragam. Mulai single track, double track, jalan berpasir, berkerikil, hingga harus melintasi sungai lahar. 

Rute yang menyenangkan sekaligus menantang ini ternyata menarik minat cyclist perempuan. Salah satu cyclist yang antusias mengikuti Nggravel Blitar 2025 adalah Christyo Widorukmi, pesepeda asal Gresik.

Christyo mengaku belum lama merasakan bersepeda gravel. "Kemarin sempat ikutan event gravel, Kok asik. Pengen coba lagi terus dapat info Nggravel Blitar ini. Ini pertama kali sepedaan di medan off-road banget," ungkapnya penuh semangat.

Christyo pecinta Trail Run yang akhirnya kepincut bersepeda off road. 

Menariknya, Christyo bukanlah pesepeda road bike murni. Ia lebih sering menekuni dunia lari, khususnya trail run. Berbagai event lari lintas alam yang bergengsi pun telah ia ikuti. Salah satu prestasi membanggakan ialah podium 3 kategori 60K di ajang Trail Run di Dieng. 

Dorongan dari sang suami yang merupakan penggemar Mountain Bike (MTB) menjadi salah satu alasan Christyo untuk menjajal dunia sepeda off-road. Ia merasa bersepeda di jalan raya cenderung membosankan, sehingga gravel menjadi alternatif yang menarik. Christyo pun mengajak cyclist perempuan lain untuk menjajal bersepeda gravel juga. 

"Rekomendasi banget, pas banget aku lagi bosen lari kemarin. Makanya cobain gravel, kok enak. Cocok juga untuk cross training karena ini cocok buat latihan paha," imbuhnya. 

Meski sempat merasa takut saat downhill, pengalaman di gravelan membuatnya mampu menaklukkan ketakutannya. 

"Saya sebetulnya penakut kalau downhill, tapi entah pengalaman di gravel kemarin pas downhill off road kayaknya enggak mikir apa-apa, cuma fokus satu hal. Tapi setelah mampu ngelewati rasanya wow, aku bisa," ungkapnya bersemangat. 

Bagi Christyo, daya tarik utama gravel adalah rute dan pemandangannya. Ia pun telah melihat preview Nggravel Blitar 2025 dari YouTube Mainsepeda dan mengaku sangat penasaran. 

"Penasaran sih event Nggravel Blitar kayaknya ini elevasinya agak panjang. Lewat sungai juga, belum pernah, jadi pengen coba juga," ujarnya. 

Rina akan menjalani debut event off road di Nggravel Blitar 2025.

Tak hanya Christyo, Rina Harjianto, cyclist asal Malang, juga tak sabar menanti Nggravel Blitar 2025. Rina selama ini terbiasa dengan sepeda road bike, tertarik dengan tantangan baru yang ditawarkan gravel. 

"Karena selama saya bersepeda, sama sekali belum pernah ikut gravel atau MTB. Jadi pas dengar main sepeda mau ada acara blusukan gravel, saya jadi tertarik, gimana rasanya bersepeda di jalur yang beda," ungkap Rina.

Untuk event ini, Rina dan delapan rekannya dari GCR Malang akan menjajal Nggravel Blitar 2025. Rina pun sudah mempersiapkan diri dengan giat berlatih menggunakan MTB. "Mulai dengar mau ada acara Nggravel, saya sudah latihan pegang MTB terus," akunya. 

Selain latihan, pemandangan indah yang disuguhkan rute-rute gravel menjadi bonus tersendiri bagi Rina. "Disamping latihan, pemandangan luar biasa bagus. Asyik banget, dapat pemandangan yang enggak bisa kita temui saat bersepeda road bike," ujarnya.

Nila Furaida, pair Johnny Ray di Bentang Jawa 2024, juga akan berpartisipasi di Nggravel Blitar.

Beberapa faktor memang membuat bersepeda di rute off road kurang populer bagi cyclist perempuan. Seperti kesulitan loading jika ada masalah, minim fasilitas umum, dan cenderung kotor. Meskipun demikian, Nila Furaida, cyclist asal Malang, meyakinkan bahwa bersepeda off road itu membuat ketagihan. 

"Yakinlah seru banget. Istilahnya kalau bosan jalan road gitu aja di kota-kota, kena panas, debu jalanan, polusi, bisa coba gravel. Mungkin gowes cuma 50 Km, tapi menyenangkan banget," ujar Pair Johnny Ray di Bentang Jawa 2024 itu. 

Nila menyebut banyak tempat di Indonesia yang sangat asik dieksplorasi dengan bersepeda. "Terus kalau gravel itu tempatnya masih bagus-bagus alamnya kalau di Indonesia," jelasnya. (Mainsepeda)

Populer

Kolom Sehat: 2 Weeks Notice
Pogacar Gagal Lagi, Van der Poel Juara Milan-San Remo 2025
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Senang-senang Bareng Sejak Satu Dekade Silam
Tour de Suisse 2025, Etape 4: Almeida Menggila dan Pangkas Waktu GC
Racing Pakai Single Chainring, Masa Depan atau Percobaan?
Inilah Sepeda dan Komponen WorldTour Team 2018
Tips Posisi Tangan Ideal Saat Bersepeda
Solusi Ekonomis Sepeda Bersuspensi
Ride ke Goa Pinus dan Makan Nasi Berlogo WCC