Tour de France 2024 segera berlangsung (29 Juni-21 Juli). Main story (cerita utama) lomba paling bergengsi ini mungkin adalah battle antara dua superteam, UAE Team Emirates versus Visma-Lease a Bike. Spesifiknya, duel dua superstar muda Tadej Pogacar melawan Jonas Vingegaard.

Namun, ada satu penantang senior yang bisa memberi cerita indah di akhir lomba tersebut. Dia adalah Primoz Roglic, pembalap 34 tahun yang sekarang jadi andalan utama Bora-Hansgrohe (segera ganti jadi Red Bull-Bora-Hansgrohe).

Tahun ini mungkin adalah kesempatan terakhir Roglic mematahkan kutukannya di "Le Tour". Dia sudah tiga kali menang Vuelta a Espana. Dia sudah pernah menang Giro d'Italia. Hanya Tour de France satu-satunya grand tour yang sering membuatnya patah hati.

Nyaris menang pada 2020, dia harus sakit hati dikalahkan Pogacar menjelang akhir. Kemudian dia harus gagal finis menyakitkan (dan cedera) pada 2021 dan 2022. Plus, dia kemudian tersisihkan oleh yang muda di Jumbo-Visma sehingga tidak berpartisipasi pada 2023.

BACA JUGA: Criterium du Dauphine 2024, Etape 8: Nyaris Dikudeta, Roglic Tetap Juara GC

Sekarang, dia adalah nomor satu di Bora-Hansgrohe. Sekarang, ada tim yang dirancang khusus untuk mendukungnya. Kalau dia mampu menang di Prancis tahun ini, maka dia akan menjadi pembalap tertua kedua dalam sejarah yang meraih kemenangan di situ. Sekaligus melengkapi koleksi jawara grand tour-nya.

Persiapan Roglic awal tahun ini bisa dibilang bikin degdegan. Di awal tahun, dia butuh waktu membiasakan diri di tim baru, bekerja sama dengan pasukan pendukung baru. Tampil kurang apik di Paris-Nice, kemudian gagal finis di Itzulia-Basque Country karena kecelakaan seram yang mencederai banyak bintang.

Perasaan lebih mantap baru muncul di Criterium du Dauphine, yang disebut-sebut sebagai ajang pemanasan utama Le Tour. Dia berhasil meraih kemenangan overall (general classification), memenangi dua etape gunung, dan menunjukkan kalau pasukan pendukungnya juga solid. Khususnya Aleksandr Vlasov.

Usai lomba itu, Vlasov pun berproklamasi: "Primoz bisa menang Tour de France".

BACA JUGA: Vingegaard dan Van Aert Turun, Visma-Lease a Bike Full Team di Tour de France dengan Jersey Baru

Di Dauphine, Roglic menunjukkan kalau dia minimal bisa mengatasi ancaman bintang muda Remco Evenepoel (Soudal-QuickStep). Di sisi lain, Jonas Vingegaard juga masih dipertanyakan kondisinya setelah cedera cukup parah di awal musim.

Tadej Pogacar mungkin yang terlihat paling tajam. Sudah menang total 14 lomba musim ini, termasuk mendominasi Giro d'Italia. Yang jadi pertanyaan: Mampukah Pogacar mengulangi performa perkasa itu di Tour de France. Sudah lama tidak ada yang mampu memenangi Giro-Tour di tahun yang sama. Terakhir adalah Mario Pantani pada 1998.

Kalau Pogacar mampu, dia menempatkan diri sebagai salah satu terbaik dalam sejarah. Dan itu akan jadi cerita luar biasa.

Tapi, kalau Primoz Roglic mampu membuang kutukannya di Tour de France dan meraih kemenangan, itu juga akan jadi cerita luar biasa. Dan di usia mendekati 35 tahun, ini mungkin adalah kesempatan terakhirnya. (mainsepeda)

Populer

Tour of Guangxi 2025, Etape 6: Paul Double Juara Umum, Magnier Sapu Bersih Etape Sprint
UCI World Championships 2025: Evenepoel Ukir Sejarah, Tiga Kali Beruntun Juara Dunia ITT
Ini Dia Hasil Resmi Bentang Jawa 2025
Renewi Tour 2025, Etape 5: Super Dramatis, Arnaud De Lie Kunci Gelar Juara Umum Kalahkan MVDP
Tour de Pologne 2025, Etape 6: Langellotti Pecah Telur Kemenangan WorldTour Setelah 14 Tahun
Vuelta a Espana 2025, Etape 2: Jatuh dan Bangkit, Vingegaard Rebut Maillot Rojo
Kolom Sehat: Saya Harus Menghadap Guru BP
Bentang Jawa 2025: Duo "Pembalap" Australia Sudah Setengah Jalan
Tour de Pologne 2025, Etape 5: Pemuda Inggris Pamer Aksi Sensasional
Bentang Jawa 2025: Stephen Lane Juara! Pecah Rekor Finish Under 78 Jam