DNF di EJJ 2024 karena DBD, Michael Calvino Siap Remedi

Untung tak dapat diraih, Malang tak dapat ditolak. Mungkin peribahasa ini cocok menggambarkan Michael Calvino, peserta East Java Journey (EJJ) 2024 yang dinyatakan Did Not Finish (DNF).

Cyclist asal Semarang ini turun di nomor Men Pair 1.500 km. Ia berpasangan dengan Adika Ranggatama. Tapi di tengah perjalanan, tepatnya di kilometer ke-795, Michael akhirnya harus menepi. Ia tidak mampu melanjutkan tantangan EJJ 2024 karena sakit.

Michael sendiri didiagnosa menderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Bahkan ketika dibawa ke rumah sakit di Surabaya, trombositnya sangat rendah. Jika pada pria normal jumlah trombosit berkisar 135.000-317.000 mcL, trombosit Michael sempat menyentuh angka 28.000 mcL saja. 

Kondisi tersebut bisa dikatakan kritis. Terlebih demam Michael mencapai 42 derajat celcius. Seluruh sendi di tubuhnya pun terasa sakit. Beruntung ia dapat dievakuasi tepat waktu oleh Tim Medic Mainsepeda.

Aksi Michael Calvino saat menjalani EJJ 2024

Memasuki akhir hari pertama EJJ 2024, Michael sebenarnya sudah merasa tubuhnya tidak baik-baik saja. Namun ia coba lanjutkan perjalanan. Termasuk nanjak ke Erek-Erek menuju check point (CP) 1 di Paltuding. 

Memasuki hari kedua, Michael merasa kesehatannya makin memburuk. Ia mengalami demam. Akhirnya ia putuskan istirahat dan akhirnya harus merelakan untuk mengakhiri EJJ 2024 lebih cepat. Padahal sebelum itu, Michael masih cukup kompetitif bersama partnernya, Adika Ranggatama.

Saat ini kondisi Michael diketahui telah membaik. Cyclist yang juga selebgram ini telah meninggalkan rumah sakit tempat ia dirawat di Surabaya dan kembali ke Semarang, Jumat malam, 8 Maret 2024. 

"Ini sudah boleh pulang, trombosit sudah 112, kemarin masih 54. Nanti Senin cek darah di Semarang sama kontrol juga. Ini kalau ketemu saya sekarang, badan saya merah-merah karena pembuluh darah pecah, ya di kaki, di perut," jelasnya. 

Meskipun demikian, Michael tampaknya sudah ngebet untuk gowes kembali. Sesuai saran dokter, pria 37 tahun ini dilarang menggenjot pedal sepedanya selama sepekan ke depan. 

"Seminggu gak boleh gowes dulu. Iya mungkin Senin minggu depan atau kalau gak ya Kamis apa Jumat mau gowes. Tapi ya pelan-pelan," imbuhnya.


Michael ketika dijenguk oleh tim Mainsepeda dan Bambang "Bembenx" Anggoro Jati (peserta EJJ 2024) di salah satu rumah sakit di Surabaya.

Michael mengaku merasa terbantu dengan pertolongan semua pihak. Tak terkecuali bagi warga yang mengizinkan Michael istirahat di rumahnya ketika kondisinya sudah lemas. Ia terkesan dengan keramahan warga Jawa Timur.

Michael diketahui ditampung di salah satu rumah warga ketika melewati wilayah Kabupaten Malang. Ia diberikan tempat untuk beristirahat, lengkap dengan selimutnya. Tak lupa ia juga disajikan makanan. 

"Wah gak inget (nama warga yang membantunya). Lokasinya di deket JLS (Jalur Lintas Selatan). Cuma aku ada shareloc yang saya kirim ke panitia untuk evakuasi," katanya.

Michael ingin kelak bisa menemui warga yang membantunya itu. "Ingin ke sana lagi, tapi masih nyari waktu karena jauh sekali dari rumah," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Michael menyayangkan kegagalannya finis di EJJ 2024. Tapi ia tak mempermasalahkan keputusan Ranggon, sapaan Adika Ranggatama, untuk tetap melanjutkan perjalanannya hingga finis. 

"Ya memang seharusnya kita berdua, tapi karena kondisi tidak memungkinkan ya akhirnya Rangga tetap menyelesaikan. Karena sudah 800 Km juga, sayang kalau tidak diterusin," kata Michael. 

Meski merasakan sakit yang cukup parah, Michael mengaku tidak kapok untuk kembali menjajal event ultra cycling. Termasuk remedi di East Java Journey (EJJ).(Mainsepeda)


COMMENTS