Cerita EJJ 2024 1500: Rela Tidur Balai Desa dan Pos demi Kejar COT

Situasi tidak ideal akan dirasakan seluruh peserta East Java Journey (EJJ) 2024. Salah satunya soal lokasi untuk beristirahat. 

Peserta asal Malang Dwi Trijono memilih untuk beristirahat di gubuk-gubuk kosong di sepanjang jalan yang ia lalui. Ia mengaku belum beristirahat layak hingga Selasa pagi 27 Februari 2024.

"Ya tidur senemunya aja. Saya belum tidur ini, ngantuk sekali," kata Dwi. 

Dwi mengaku dia salah strategi sehingga memaksanya harus tidur di sembarang tempat. Kualitas tidur pun jadi tak maksimal. 

"Saya salah strategi kayaknya. Jadinya ini saya ngantuk sekali. Mungkin nanti malem saya mau nyari hotel," ujarnya saat ditemui di usai Tanjakan Gantasan. 

Baca Juga: 1500 EJJ 2024 Update – Hour 31: Semua Peserta Tersisa Diprediksi Capai CP 1 Under COT

Susilo Baskoro saat melintasi Gantasan menuju Erek-Erek

Hal yang sama dirasakan pula oleh Susilo Baskoro. Peserta EJJ 2024 berusia 56 tahun ini harus menginap di balai desa Pondok Nongko di Kabupaten Banyuwangi. 

"Semalem seharusnya saya berhenti di Banyuwangi. Saya pikir masih ada penginapan, makanya saya terus. Tapi akhirnya tidur di balai desa. Mandi bisa, ada listrik juga, lumayan tidur dua jam," jelasnya. 
Untuk penyelenggaraan hari kedua EJJ 2024, Susilo menargetkan mampu mencapai wilayah Pronojiwo. 

"Target saya hari ini bisa mencapai km ke 656," imbuhnya. 

Target serupa juga ditetapkan oleh Anshori Tsani. Berbeda dengan Susilo, Tsani ingin menutup malam di hari kedua EJJ 2024 di Pronojiwo demi mendapatkan lukisan alam yang indah Gunung Semeru esok paginya. 

"Targetnya sih sampe Lumajang karena saya ingin mengejar foto Semeru," ungkap pria 28 tahun ini.


COMMENTS