Bahagia itu Sederhana

| Penulis : 

Ini adalah kata-kata yang mengademkan, di tengah riuh rendahnya keadaan sosial ekonomi yang terbaru ini. Di tengah menghangatnya perpolitikan belakangan ini.

Bahagia itu sebenarnya artinya luassss sekaleeee. Yang membuat saya bahagia, belum tentu bisa membuat bahagia pembaca, demikian sebaliknya.

Ada yang bilang kalau punya duit banyak pasti bahagia. belum tentu! Buktinya, ada yang ribut besar karena kebanyakan duit.

Ada yang bilang bahagia kalau makanannya melimpah. Tapi buktinya ada yang sakit parah karena terlalu “ngawur” makannya. 

Ada yang bahagia bila merasa bisa ke suatu tempat.

Ada juga yang bahagia bila bisa menyelesaikan tantangan.

Ada yang bahagia kalau bisa menyenangkan orang lain, atau bahkan ada yang bahagia bila bisa tidur lamaaa. Seperti Rapunzel dan Sleeping Beauty.

Bicara definisi bahagia, mungkin salah satu yang paling tidak lazim itu adalah cyclist. Level bahagianya agak nggak bisa dinalar. Di luar Nurul, tidak habis Fikri!

Ketika yang lain mengidentikan kebahagiaan itu dengan sesuatu yang mewah, serba ada, dan penuh keberuntungan, eh pesepeda malah sebaliknya. Mereka berbahagia jika sengsara. Gak percaya?

Teman saya yang hobi bersepeda ke mana-mana sampai berhari-hari sebenarnya misalnya. Ia seharusnya bisa menaiki kendaraan bermotornya untuk ke tempat tujuan tertentu. Bila naik mobil atau motornya paling lama mungkin hanya 2 jam. Tapi bila bersepeda harus dilakukan dalam waktu cukup lama. Ya kira-kira harus ditempuh dalam empat jam minim. Itupun dengan resiko ditinggal teman, kehujanan, kepanasan, atau gabungan panas hujan bergantian. Intinya dalam perjalanan itu tidak ada jaminan kenyamanannya.

Lalu kenapa? Kenapa masih saja bersepeda? Ya singkatnya bersepeda itu membuatnya bahagia. Happy!

Semua yang bikin happy itu pasti menyenangkan untuk dilakukan lagi, dan lagi. Tapi sekali lagi mungkin tidak untuk setiap orang. Buktinya sudah sekian banyak pesepeda yang dulunya getol, sekarang juga mulai tidak terlihat. Mereka ditelan kesibukan, atau ganti hobby

Mengayuh sepeda itu bahagia. Jadi bahagia itu sebenarnya mudah kan? Tinggal ambil sepeda Anda, dan kayuhlah.

Walau sepeda itu banyak jenisnya, esensinya tetap sama: mengayuh melewati waktu dan jarak itu membahagiakan. Lebih bahagia lagi bila ada teman yang sepaham dan menyenangkan bersama. Tapi itu sebuah kemewahan bagi kebanyakan orang. Sebab menyamakan waktu dan tempat itu bukan hal yang mudah. 

Saya tahu sekarang becak saja sudah pakai motor. Tapi bila kebahagiaan Anda sesederhana dengan mengayuh sepeda mari, tetap kayuh sepeda Anda. Jauh atau dekat tidak masalah. Yang penting Anda happy. Sekian.(Johnny Ray) 

Populer

Kejurnas Road Race 2025: Muhammad Abdurrohman Sabet Gelar Juara Nasional IRR
Nopinz Edisi Terbatas Petronas SRT, Cocok untuk Fans MotoGP dan Rossi
Panduan Tanjakan Ijen KOM: Bisa Mensyukuri Kemiringan 10 Persen!
Panduan Rute Ijen KOM 2024: Lewat Bandara, Kampung Bali, dan Tanjakan 32-34 Persen
Kejurnas Road Race 2025: M. Syelhan Nurrahmat Rebut Juara Nasional ITT
Rekor Bersepeda Tercepat di Dunia, 296 km/jam!
Kolom Sehat: Bentang Jawa 2025 Updated, Gumitir Banyuwangi Ditutup
Gandeng Mainsepeda, Suara Surabaya Ajak Masyarakat Aktif Berolahraga Lewat Gowes Harmoni
Kejurnas Balap Sepeda di Banyuwangi Tolok Ukur SEA Games 2025
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan